Kesehatan
Beranda » Berita » Khasiat Buah Nona: Manisnya Rasa, Luasnya Manfaat

Khasiat Buah Nona: Manisnya Rasa, Luasnya Manfaat

Khasiat Buah Nona: Manisnya Rasa, Luasnya Manfaat

Khasiat Buah Nona: Manisnya Rasa, Luasnya Manfaat.

 

Maka dari itu, buah nona atau sering disebut sugar apple dan srikaya adalah salah satu buah tropis yang tumbuh subur di banyak daerah di Indonesia. Selanjutnya, bentuk buahnya unik, menyerupai sisik atau belahan kecil yang menyatu membentuk bulat, dengan rasa manis yang khas serta tekstur lembut di dalamnya. Namun, di balik kelezatannya, buah nona menyimpan berbagai manfaat kesehatan yang luar biasa.

Kaya Nutrisi Alami

Buah nona mengandung vitamin C, vitamin B6, kalsium, magnesium, fosfor, serta serat alami yang tinggi. Kombinasi ini menjadikannya sebagai buah yang mampu menjaga daya tahan tubuh sekaligus mendukung fungsi metabolisme.

Menjaga Kesehatan Jantung: Kandungan magnesium dan kalium dalam buah nona berperan penting dalam menstabilkan tekanan darah. Konsumsi buah nona secara rutin dapat membantu mengurangi risiko hipertensi serta menjaga kesehatan jantung.

Burnout dan Kelelahan Jiwa: Saatnya Pulang dan Beristirahat di Bab Ibadah

Meningkatkan Energi: Kandungan karbohidrat dan gula alami yang tinggi menjadikan buah nona sebagai sumber energi instan. Sangat cocok dikonsumsi saat tubuh lelah atau setelah beraktivitas berat.

Baik untuk Sistem Pencernaan

Serat pada buah nona membantu melancarkan pencernaan, mencegah sembelit, dan menjaga kesehatan usus. Serat juga berperan dalam menurunkan kadar kolesterol jahat (LDL) dalam darah.

Mendukung Kesehatan Tulang: Kandungan kalsium, magnesium, dan fosfor menjadikan buah nona baik untuk kesehatan tulang dan gigi. Konsumsi teratur dapat membantu mencegah osteoporosis di usia lanjut.

Antioksidan Alami: Vitamin C yang melimpah dalam buah nona berfungsi sebagai antioksidan kuat. Ia membantu melawan radikal bebas yang dapat merusak sel, memperlambat proses penuaan, serta mengurangi risiko kanker.

Baik untuk Ibu Hamil

Buah nona mengandung vitamin B6 yang membantu mengurangi mual saat kehamilan. Selain itu, kandungan folatnya mendukung perkembangan otak dan sistem saraf janin.

Seni Mengkritik Tanpa Melukai: Memahami Adab Memberi Nasihat yang Elegan

Mendukung Kesehatan Kulit dan Rambut: Antioksidan dan vitamin pada buah nona membantu meregenerasi sel kulit, menjadikannya tampak sehat dan cerah. Mineral di dalamnya juga berperan menjaga kesehatan rambut agar lebih kuat dan berkilau.

Pesan Reflektif: Anugerah Kesehatan dari Pencipta-Nya

Buah nona mengajarkan kita bahwa sesuatu yang sederhana dan tumbuh di sekitar kita bisa menyimpan manfaat yang besar. Dalam Al-Qur’an, Allah telah berulang kali menyebutkan bahwa buah-buahan adalah tanda kebesaran-Nya dan rezeki bagi manusia.

> “Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?” (QS. Ar-Rahman).

Mengonsumsi buah nona bukan hanya tentang rasa manisnya, tetapi juga bentuk syukur kita kepada Allah yang telah menghadirkan anugerah kesehatan lewat ciptaan-Nya.

 

Mengubah Insecure Menjadi Bersyukur: Panduan Terapi Jiwa Ala Imam Nawawi

 

 


Tafsir dan Hikmah dari Qôulan Sadiidan (قَوْلًا سَدِيدًا).

 

Ungkapan ini, yang tertuang dalam QS. Al-Ahzab (33:70), memiliki makna mendalam:

“Qôulan Sadiidan” secara harfiah berarti “perkataan yang lurus, tegas, dan tanpa celah”—seperti tembok kokoh yang tak retak atau busur panah yang mendarat tepat sasaran.

Harus memenuhi dua syarat utama:

1. Benar secara subtansi.
2. Tepat dan sesuai tempat—tidak sekadar benar, tapi juga disampaikan dengan cara yang tepat.

Allah menjanjikan ganjaran mulia bagi yang berpegang pada komunikasi seperti ini:

> “…Dia akan memperbaiki amalan kalian, mengampuni dosa-dosa kalian, dan siapa yang menaati Allah dan Rasul-Nya, sungguh telah meraih keberuntungan besar.”

Para ulama menekankan bahwa sikap taqwa menyertai keberanian untuk menyampaikan kebenaran, tanpa takut pada akibat—semua demi keridhaan Allah.

Dalam Konteks “Manhaj Tarjih” dan Hikmah Pagi Anda

Empat hal yang Anda sebutkan sebagai penyebab lemahnya jiwa — kurang ngaji, kurang gerak, kurang mikir, dan kurang interaksi — berkaitan erat dengan ciri-ciri yang bertentangan dengan Qôulan Sadiidan.

Misalnya:
Kurang mikir → bicara tanpa ekspektasi dan ketegasan.
Kurang interaksi → komunikasi yang statis dan tanpa empati.

Sekiranya kita menyelaraskan “manhaj tarjih” ini dengan hikmah pagi: seseorang yang memperkuat ngaji, berpikir kritis, bergerak aktif, dan berinteraksi penuh kepedulian, akan lebih mampu:

Berkomunikasi benar dan tepat (qaulan sadiidan), Bertindak dengan taqwa, dan Meraih reformasi amalan & pengampunan Allah—jalan menuju fawz ‘adzim (keberuntungan besar).

Intisari dalam Tiga Langkah: Langkah Penjelasan Singkat

1. Maknai “Qawlan Sadiidan” Bicara yang benar, jelas, dan tepat tanpa berlebihan.
2. Hubungkan dengan Taqwa Taqwa menjadi landasan untuk berbicara dengan teguh demi kebaikan.
3. Aplikasikan dalam Hidup Hidupkan ngaji, kembangkan pemikiran, bertindak aktif, dan berinteraksi penuh empati agar komunikasi kita mencerminkan kebenaran dan mendapatkan ridha-Nya.

Penutup: Hikmah pagi Anda sungguh menyentuh, “Teruslah Peduli, Teruslah Berbagi dan Teruslah Mencintai.” Semoga setiap langkah dalam hidup kita didorong oleh “Qôulan Sadiidan”, menebar manfaat, dan meraih limpahan rahmat.

Ingin kita gali lebih lanjut satu dari empat aspek—mungkin “kurang mikir” atau “interaksi”—dan kaitkan dengan praktik komunikasi efektif dalam ayat ini? Saya dengan senang membantu lebih dalam. Duta Literasi Pena Da’i Nusantara Provinsi Sumatera Barat (Tengku)


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement