Opinion
Beranda » Berita » Hati-Hati dengan Kufur Nikmat

Hati-Hati dengan Kufur Nikmat

Hati-Hati dengan Kufur Nikmat
Hati-Hati dengan Kufur Nikmat

SURAU.CO.Manusia dapat mengingkari, tidak mensyukuri, atau menyalahgunakan anugerah dan karunia dari Allah SWT, seperti kesehatan, harta, dan kemampuan untuk perbuatan maksiat; itulah kufur nikmat. Kufur nikmat merupakan sifat tercela yang menunjukkan seseorang tidak menyadari bahwa segala kenikmatan adalah dari Allah dan sering kali mengarah pada kelalaian, kebodohan, atau kerendahan moral.

Allah SWT senantiasa memberikan nikmat kepada manusia, namun kufur al-ni’mah (كُفْر النِّعْمَة) adalah tindakan manusia yang mengingkari, tidak mensyukuri, atau justru menggunakan karunia tersebut untuk berbuat dosa dan tidak berterima kasih atas kebaikan-Nya. Seseorang yang kurang menghargai usaha orang lain dan menganggap semua keberhasilannya murni karena usahanya sendiri, tanpa mengakui peran Tuhan. Kufur nikmat dapat mendatangkan azab yang hebat dari Allah. Bagi orang yang tidak bersyukur atas nikmat Allah, Allah dapat mengurangi nikmat tersebut atau bahkan menjatuhkan petaka yang pedih.

Ciri-Ciri Kufur Nikmat

Oleh karena itu, orang yang kufur nikmat tidak pernah merasa cukup, sering mengeluh, mengabaikan kebaikan yang diterimanya, tidak menghargai usaha orang lain, dan menyalahgunakan nikmat Allah untuk maksiat. Kufur nikmat adalah sikap tercela karena menolak atau tidak bersyukur atas karunia Allah SWT, yang dapat berujung pada hilangnya nikmat atau datangnya azab-Nya.

Tidak Mengakui Pemberian Allah:

Tidak menyadari atau mengingkari bahwa segala kenikmatan adalah anugerah dari Allah SWT. Oleh karena itu, rasa tidak pernah cukup dengan apa yang dimiliki akan mendorong kita mencari hal yang lebih besar, tanpa menghargai yang ada, sehingga pada akhirnya, harta dan kenikmatan justru menjauhkan diri dari Allah SWT dan perbuatan saleh.

Penyalahgunaan Nikmat:

Orang yang menggunakan nikmat Allah (seperti kesehatan, harta, dan kecerdasan) untuk hal-hal yang dilarang-Nya, seperti maksiat atau pamer, telah menyalahgunakan anugerah tersebut. Dengan kata lain, Merasa bahwa semua keberhasilan murni karena usahanya sendiri, tanpa mengakui peran orang lain atau takdir Tuhan. Mereka menyalahgunakan kenikmatan yang diperoleh untuk hal-hal yang bertentangan dengan nilai agama atau hanya demi memuaskan hawa nafsu.

Bahaya Sinkretisme dan Pluralisme Agama

Tidak Berterima Kasih:

Seseorang yang tidak menunjukkan rasa syukur dan tidak menghargai karunia yang diterima dari allah.

Mengeluh dan Merasa Kurang:

Terus-menerus mengeluh meskipun memiliki banyak kelebihan, atau merasa hidupnya selalu kurang. Atau dengan kata lain, Cenderung sering mengeluh tentang kehidupan, pekerjaan, atau harta benda, merasa selalu ada yang kurang.

Contoh Kufur Nikmat

Contoh kufur nikmat meliputi: mengeluh tentang pekerjaan saat banyak orang menganggur, membeli barang mewah untuk pamer bukan untuk kebutuhan, tidak menghargai kesehatan dengan pola hidup tidak sehat, menyandarkan nikmat hanya kepada usaha manusia bukan kepada Allah, tidak berterima kasih kepada orang yang membantu, melupakan jasa orang tua, atau menggunakan harta untuk merugikan orang lain.

Dalam bentuk lisan dan pikiran:

Mengeluh dan tidak bersyukur, Seseorang sering mengeluh dan tidak bersyukur atas rezeki, kesehatan, atau pekerjaan yang ia miliki, padahal banyak orang lain tidak memiliki hal tersebut. 

Menyandarkan nikmat hanya kepada usaha manusia dan melupakan bahwa Allah adalah pemberi nikmat, misalnya berkata, “Saya kaya karena usaha saya,” atau “Saya sembuh karena obat ini” tanpa mengakui peran Allah.

Jeritan Korban Malapetaka Banjir Aceh

Tidak mengucapkan terima kasih kepada orang yang telah membantu, sehingga melupakan jasa dan kebaikan mereka.

Mengingkari atau melupakan jasa orang tua atau orang lain yang telah memberikan kebaikan dan bantuan.

Dalam bentuk perbuatan:

Menyalahgunakan nikmat kesehatan untuk melakukan maksiat atau hal-hal yang dilarang agama.

Membeli barang-barang mewah yang tidak diperlukan hanya untuk pamer, padahal sumber daya bisa digunakan untuk hal yang lebih bermanfaat.

Menggunakan harta dan kekayaan untuk merugikan orang lain, seperti menipu atau melakukan aktivitas yang bertentangan dengan nilai agama.

Points Rektor UGM dan Kisah Politik Ijazah Jokowi

Melakukan kebiasaan buruk seperti berjudi, berzina, atau minum minuman haram, padahal diberikan kesehatan dan kesempatan.

Tidak menghargai kesehatan dengan menjaga pola hidup yang tidak sehat dan tidak mensyukuri nikmat yang diberikan.

Bahaya Kufur Nikmat

Bahaya kufur nikmat meliputi siksaan pedih dari Allah, hilangnya nikmat dan berkah, hati menjadi keras dan terputusnya hubungan dengan Sang Pencipta, hidup tidak bahagia, serta ancaman azab dan neraka di akhirat. Istidraj, sebuah bentuk kufur nikmat, mendekatkan seseorang pada kehancuran karena ketidakbersyukurannya.

Bahaya Kufur Nikmat di Dunia:

Hilangnya Nikmat dan Berkah:

Seseorang yang memiliki harta melimpah tidak akan memberi kebahagiaan sejati jika tidak bersyukur.

Hati Menjadi Keras:

Kekufuran nikmat membuat seseorang tidak menghargai karunia Allah, mengeraskan hati, dan merenggangkan hubungan dengan Sang Pencipta.

Hidup Tidak Bahagia:

Ketidakpuasan dan ketidakbahagiaan akan menyelimuti hidup orang yang kufur nikmat, karena mereka selalu merasa kurang dan tidak pernah puas.

Istidraj:

Kenikmatan justru menjerat orang yang kufur nikmat, karena ia tidak mensyukurinya. Akibatnya, Allah mendatangkan azab siksaan pedih kepadanya.

Bahaya Kufur Nikmat di Akhirat: 

Siksaan Pedih dan Azab Neraka: Orang yang kufur terhadap nikmat Allah akan mendapatkan siksaan yang sangat pedih dan keras di dunia, bahkan hingga ke akhirat sebagai azab dan balasan dari perbuatannya.

Dasar Agama:

Surah Ibrahim Ayat 7:

“Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman, ‘Jika kamu bersyukur niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku) maka azab-Ku sangat pedih’,”.

Surah Al-Baqarah Ayat 126:

“Dan kepada orang yang kafirpun Aku akan beri kesenangan sementara, tetapi kemudian Aku seret ia secara paksa untuk menjalani siksa neraka, dan itulah seburuk-buruk tempat kembali,”.

Kufur nikmat merupakan perbuatan tercela yang dapat mendatangkan akibat buruk atau bahkan siksa dari Allah SWT. Kufur nikmat menunjukkan kelalaian dan kelemahan moral orang beriman yang menganggapnya sebagai tindakan serius.

(Budi: mengutip dari berbagai sumber)

 


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement