Demonstrasi dalam timbangan Sunnah.
Demonstrasi (ihtijāj / muzāharah) adalah aksi turun ke jalan, berkumpul di tempat umum, menyuarakan pendapat, protes, atau tuntutan tertentu kepada penguasa maupun publik. Nabi ﷺ dan para sahabat tidak melakukan fenomena ini secara khusus, namun mereka menyampaikan aspirasi dan pesan secara terbuka kepada masyarakat.
Prinsip Umum dalam Sunnah
Dalam Al-Qur’an dan Sunnah, terdapat pedoman menyampaikan pendapat dan menasihati penguasa:
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Agama itu adalah nasihat.” Para sahabat bertanya: “Untuk siapa?” Beliau menjawab: “Untuk Allah, kitab-Nya, Rasul-Nya, para pemimpin kaum muslimin, dan kaum muslimin secara umum.” (HR. Muslim)
Dalam riwayat lain:
“Barang siapa ingin menasihati penguasa, maka janganlah ia melakukannya di muka umum. Hendaklah ia memegang tangannya (mendekatinya) dan menyampaikan nasihatnya secara pribadi. Jika ia menerima, maka itu baik. Jika tidak, maka ia telah menunaikan kewajiban.”
(HR. Ahmad, Ibnu Abi ‘Ashim, dinilai hasan oleh al-Albani)
Dari sini, sunnah menekankan nasihat langsung, bukan membuka aib penguasa di depan umum.
Pandangan Ulama tentang Demonstrasi
a. Ulama yang membolehkan dengan syarat
Sebagian ulama kontemporer membolehkan demonstrasi selama tertib, damai, tidak menimbulkan kerusakan, dan tujuannya amar ma’ruf nahi munkar.
Syaikh Yusuf al-Qaradawi, misalnya, menyebutkan bahwa aksi damai adalah bagian dari amar ma’ruf nahi munkar modern.
Dalil mereka: kaidah fiqhiyyah “Al-ashlu fil mu‘āmalāt al-ibāhah” (hukum asal dalam muamalah adalah boleh) selama tidak ada dalil pengharaman.
b. Ulama yang melarang
Syaikh al-Albani, Syaikh Bin Baz, Syaikh Utsaimin, dan banyak ulama Saudi menilai demonstrasi bukan dari sunnah, bahkan menyelisihi manhaj salaf.
Dalilnya:
1. Tidak ada contoh dari Nabi ﷺ dan para sahabat.
2. Menyuarakan kritik di jalanan cenderung membuka aib penguasa di depan umum.
3. Sering berujung fitnah, kekacauan, atau pertumpahan darah.
Mereka menegaskan bahwa jalan yang benar adalah sabar, doa, dan nasihat langsung kepada pemimpin.
c. Posisi Tengah
Sebagian ulama lain mengambil sikap wasathiyah:
Demonstrasi bisa mubah bila aman, damai, dan tidak melanggar syariat.
Bisa haram bila menimbulkan kerusakan, fitnah, dan pertumpahan darah.
Bisa wajib jika itu menjadi satu-satunya cara efektif menolak kezaliman tanpa mudarat lebih besar.
Kaidah Sunnah dalam Menimbang Demonstrasi
1. Menimbang maslahat dan mafsadat (QS. Al-Baqarah: 219).
2. Larangan membuat kerusakan di bumi (QS. Al-Baqarah: 60, 205).
3. Menaati ulil amri selama tidak diperintah maksiat (QS. An-Nisa: 59).
4. Amar ma’ruf nahi munkar wajib dilakukan dengan hikmah (QS. An-Nahl: 125).
Kesimpulan: Sebagian Ulama Memperbolehkan
Nabi ﷺ mencontohkan untuk menasihati penguasa dengan cara yang santun dan langsung, bukan dengan mencela di depan publik.
Demonstrasi menjadi objek ijtihad bagi para ulama karena tidak ada contoh langsung dari Nabi ﷺ dan para sahabat.
Ulama yang membolehkan demonstrasi mensyaratkan bahwa demonstrasi itu harus tertib, damai, dan membawa manfaat yang lebih besar.
Jika demonstrasi menimbulkan fitnah, kekerasan, dan kerusakan, maka ia terlarang menurut kesepakatan para ulama.
Jadi, hukum demonstrasi menurut sunnah bukanlah hitam-putih, tetapi bergantung pada tujuan, cara, dan akibatnya.
Dodol Ketan Mas Tris: Warisan Rasa Nusantara dengan Aroma Menggoda.
Siapa yang tidak kenal dodol? Jajanan tradisional Nusantara ini telah lama menjadi bagian dari cerita rasa masyarakat kita. Di setiap potongan dodol, tersimpan kisah tentang gotong royong, kearifan lokal, dan kekayaan alam yang melimpah. Dodol Ketan Mas Tris menciptakan kembali pengalaman rasa tradisional dengan memadukan ketan dan durian asli Meranti yang harum dan lezat.
Keistimewaan Dodol Ketan Mas Tris
Dibuat dari ketan pilihan yang lembut dan legit.
Perpaduan antara dodol ketan dan durian asli Meranti menghasilkan aroma yang khas dan menggoda selera.
Teksturnya kenyal, manisnya pas, dan aromanya membuat siapa pun ingin mencicipi lagi.
Cocok untuk camilan keluarga, suguhan tamu, oleh-oleh khas daerah, atau bingkisan penuh makna.
Kenapa Harus Dicoba? Durian Meranti terkenal dengan rasa manis legit, daging buah yang tebal, dan aroma khas yang sulit ditandingi. Ketika berpadu dengan ketan, lahirlah harmoni rasa yang tidak hanya mengenyangkan, tapi juga menghadirkan kenangan indah setiap kali dikunyah. Seperti sebuah ungkapan, “makanan tradisional bukan sekadar pengisi perut, tapi pengikat hati.”
Cara Pemesanan: Mau coba Dodol Ketan Mas Tris? Langsung saja hubungi untuk order
Catatan: Produk ini cocok untuk semua kalangan, awet dalam penyimpanan, dan nikmat dikonsumsi kapan saja. Ayo, jangan ragu untuk mencoba Dodol Ketan Mas Tris. Sekali gigitan, aromanya menggoda, rasanya memikat, dan kenangannya melekat. Dodol Ketan Mas Tris – Rasa Durian Asli Meranti, Sajian Manis Warisan Negeri. (Tengku Iskandar, M.Pd)
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
