Pendidikan
Beranda » Berita » Apa Kewajibanmu Terhadap Tetanggamu dalam Akhlaq lil Banat Juz 2 Karya Umar Baraja (Pelajaran Klasik untuk Hari Ini)

Apa Kewajibanmu Terhadap Tetanggamu dalam Akhlaq lil Banat Juz 2 Karya Umar Baraja (Pelajaran Klasik untuk Hari Ini)

Tetanggamu
Sekelompok santri perempuan di madrasah tradisional, duduk melingkar di lantai beralas tikar, memegang kitab akhlak, suasana penuh kehangatan, dinding bambu sederhana, cahaya sore masuk dari jendela.

SURAU.CO- Kitab Akhlaq lil Banat karya Sayyid Umar bin Ahmad Baraja lahir dari semangat pendidikan akhlak di abad ke-20. Ulama asal Hadhramaut ini menulis kitab tersebut khusus untuk para santri dan pelajar putri agar tumbuh dengan budi pekerti Islami. Di Indonesia, kitab ini menjadi bacaan pokok di pesantren dan madrasah karena bahasa dan nasihatnya sederhana namun menyentuh. Ia menempati posisi penting dalam khazanah Islam Nusantara, terutama dalam menanamkan nilai adab yang menyeluruh: mulai dari akhlak kepada Allah, orang tua, kerabat, hingga tetangga.

Hak Besar Tetangga dalam Pandangan Islam

Kitab ini membuka bab tentang tetangga dengan tegas: “Engkau wajib berakhlak baik terhadap tetangga-tetanggamu, karena mereka mempunyai hak yang besar atas dirimu.” Lalu disebutkan firman Allah:

وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا ۖ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَى وَالْجَارِ الْجُنُبِ
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, sanak kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh.” (QS. An-Nisa: 36)

Hadis Nabi ﷺ juga menegaskan: “Bergaullah yang baik dengan tetanggamu, niscaya engkau menjadi seorang muslim sejati.”
Artinya, iman seseorang belum sempurna bila belum menjaga hak tetangganya.

Bentuk Nyata Berbuat Baik kepada Tetangga

Kitab Akhlaq lil Banat menjelaskan adab praktis dalam memperlakukan tetangga. Pertama, jangan mengganggu mereka. Hal-hal kecil seperti mengeraskan suara, mencaci, atau mengintip kehidupan pribadi mereka termasuk perbuatan tercela. Allah sudah mengingatkan:

Birrul Walidain: Membangun Peradaban dari Meja Makan untuk Generasi Mulia

وَلَا تَجَسَّسُوا
“Dan janganlah kamu memata-matai.” (QS. Al-Hujurat: 12)

Hadis Nabi ﷺ pun sangat keras: “Barangsiapa mendengarkan pembicaraan sekelompok orang sedang mereka tidak menyukainya, maka pada hari kiamat nanti akan dituangkan timah panas ke dalam kedua telinganya.”

Kedua, berbagi rezeki dengan tetangga. Rasulullah ﷺ memberi contoh dalam hal sederhana. Aisyah r.a. pernah bertanya, “Aku mempunyai dua tetangga, kepada siapa aku memberi hadiah terlebih dahulu?” Nabi menjawab, “Kepada yang paling dekat pintunya darimu.” Bahkan, Nabi ﷺ menegaskan, “Tidaklah beriman (sempurna) denganku, orang yang tidur kenyang sementara tetangganya lapar.”

Ketiga, menghormati perbedaan dan sabar atas gangguan tetangga. Sebab, ada tiga jenis tetangga:

  1. Tetangga muslim kerabat: ia punya tiga hak (Islam, kerabat, dan tetangga).
  2. Tetangga muslim: ia punya dua hak (Islam dan tetangga).
  3. Tetangga non-muslim: ia punya satu hak (hak tetangga).

Bahaya Mengganggu Tetangga

Rasulullah ﷺ memperingatkan dengan sangat keras:

Menerapkan Parenting Nabawi: Panduan Mendidik Karakter Anak Lewat Riyadus Shalihin

لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ لَا يَأْمَنُ جَارُهُ بَوَائِقَهُ
“Tidak akan masuk surga orang yang tetangganya tidak merasa aman dari kejahatannya.”

Gangguan bisa berbentuk fisik, ucapan, atau sikap meremehkan. Bahkan, kata penyair yang dikutip dalam kitab:

“Bila engkau meniru akhlak yang rendah, maka engkau tak berbeda dengan orang yang engkau tiru.”

Artinya, buruknya akhlak bisa menular lewat pergaulan. Karena itu, bila ada tetangga yang berperilaku buruk, jangan ditiru. Sebaliknya, balaslah dengan kesabaran dan akhlak mulia agar hubungan tetap terjaga.

Iman Tercermin dari Akhlak kepada Tetangga

Tetangga adalah saksi iman kita. Baik atau buruknya hubungan dengan mereka menjadi cermin sejauh mana Islam kita diamalkan. Kitab Akhlaq lil Banat memberi pesan jelas: muliakan tetangga, jangan mengganggu, dan berbagilah meski hanya dengan hal sederhana.

Sebab Kerusakan Anak Wanita

Maka mari kita bertanya pada diri sendiri: sudahkah kita membuat tetangga merasa aman, dihargai, dan dicintai? Ataukah justru sebaliknya, kita abai hingga mereka terganggu?

Semoga Allah menjadikan kita hamba yang menjaga hak tetangga, memuliakan mereka, dan menebarkan rahmat di lingkungan sekitar. Karena rumah yang diberkahi bukan hanya indah di dalam, tetapi juga damai dirasakan oleh mereka yang tinggal di sekitarnya.


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement