Fiqih
Beranda » Berita » Mengapa Hari Jumat Disebut Hari Ziarah bagi Ahli Kubur?

Mengapa Hari Jumat Disebut Hari Ziarah bagi Ahli Kubur?

Gambar Sedang Ziarah Kubur
Gambar Sedang Ziarah Kubur

SURAU.CO-Hari Jumat Disebut Hari Ziarah bagi Ahli Kubur, Hari Jumat Disebut Hari Ziarah bagi Ahli Kubur—keyakinan ini hidup di tengah masyarakat Muslim. Mereka percaya Allah SWT memberi izin ruh ahli kubur kembali mendekat ke makam pada hari Jumat. Keyakinan ini mendorong umat untuk berziarah, berdoa, dan memperkuat iman.

Ulama menegaskan Jumat sebagai hari istimewa bagi umat Nabi Muhammad SAW. Keutamaannya mencakup penciptaan Nabi Adam, turunnya rahmat, hingga waktu mustajab doa. Karena itu, umat memilih Jumat sebagai momen terbaik untuk berziarah. Tradisi ini menjadi sarana memperkuat hubungan dunia dan alam barzakh.

Banyak orang berbagi pengalaman spiritual terkait Jumat. Ada yang bermimpi bertemu kerabat pada malam Jumat. Ada pula yang merasa doa lebih khusyuk saat berziarah. Pengalaman ini menambah keyakinan bahwa Jumat menyimpan rahasia besar dan membuka ruang kasih sayang Allah bagi yang hidup maupun yang wafat.

Tradisi ziarah juga menumbuhkan kesadaran sosial. Umat membersihkan makam, membaca doa, melantunkan ayat Al-Qur’an, dan bersedekah atas nama keluarga yang wafat. Aktivitas ini mengikat keluarga, memperkuat kebersamaan, sekaligus menjaga koneksi spiritual lintas generasi. Dengan begitu, ziarah Jumat memiliki makna pribadi sekaligus sosial.

Hari Jumat Disebut Hari Ziarah & Keutamaan Ahli Kubur

Imam as-Suyuthi menulis bahwa Jumat adalah hari paling mulia bagi umat Nabi Muhammad SAW. Beberapa ulama menjelaskan Allah memberi izin ruh untuk menengok makamnya. Karena itu, ziarah di hari Jumat memperoleh perhatian khusus. Keyakinan ini memotivasi umat untuk hadir lebih dekat dengan ahli kubur.

Hukum Seputar Nadzar

Ziarah pada Jumat membawa manfaat ganda. Yang hidup mendapat pahala dan ketenangan, sedangkan yang wafat menerima doa dari keluarga. Umat membaca Surah Yasin, Al-Fatihah, dan doa khusus. Amalan ini memperlihatkan keluasan rahmat Allah. Kasih sayang-Nya menjangkau mereka yang telah meninggal melalui doa keturunan dan sahabatnya.

Kebiasaan ziarah juga memperkuat ikatan keluarga. Banyak keluarga menjadikan Jumat sebagai waktu tetap untuk membersihkan makam dan berdoa bersama. Anak-anak pun belajar pentingnya menghormati leluhur. Tradisi ini menciptakan ikatan emosional dan spiritual yang menumbuhkan rasa cinta antar-generasi.

Namun, ulama mengingatkan agar keyakinan ini dipahami bijak. Tidak semua riwayat tentang ruh kembali sahih. Karena itu, umat sebaiknya menjadikan ziarah Jumat sebagai motivasi ibadah, bukan kepastian mutlak. Kementerian Agama RI juga menganjurkan rujukan kepada sumber Islam yang otentik.

Ziarah, Hari Jumat, dan Hikmah Spiritual

Hari Jumat dikenal sebagai sayyidul ayyam, penghulu segala hari. Pada hari ini, umat dianjurkan memperbanyak doa, sedekah, dan ibadah. Keyakinan tentang ruh kembali ke makam memperkuat peran Jumat sebagai pengingat kematian dan pemicu amal saleh. Dengan begitu, umat lebih sadar akan kehidupan akhirat.

Riwayat tentang ruh memang beragam. Walau tidak semuanya kuat, ulama memandangnya sebagai isyarat luasnya rahmat Allah. Jumat menjadi momentum penting agar yang hidup tidak lupa mendoakan yang wafat. Hubungan spiritual antara dunia dan barzakh tetap hidup melalui amal, doa, dan sedekah.

Ziarah Makam Hari Jum’at, Apa Hukumnya?

Pengalaman masyarakat juga memperkuat keyakinan ini. Banyak yang merasa tenang ketika berziarah di Jumat. Ada pula yang bermimpi bertemu kerabat pada malam Jumat. Walau bersifat subjektif, pengalaman itu menyentuh hati dan memperdalam rasa iman. Orang merasa tetap terhubung dengan keluarganya yang telah berpulang.

Apakah ruh benar pulang setiap Jumat atau tidak, hikmahnya jelas. Umat diajak memperbanyak amal, memperkuat doa, dan menjaga silaturahmi spiritual. Hari Jumat akhirnya menjadi momentum untuk mengingat bahwa dunia hanyalah persinggahan. Doa dan amal adalah bekal abadi bagi mereka yang masih hidup maupun yang telah wafat. (Hendri Hasyim)


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.