Kesehatan
Beranda » Berita » Efek Screen Time Panjang pada Kualitas Tidur dan Konsentrasi

Efek Screen Time Panjang pada Kualitas Tidur dan Konsentrasi

SURAU.CO Fenomena screen time berlebihan kini menjadi perhatian besar. Hampir semua orang menghabiskan waktu berjam-jam di depan layar gawai, laptop, atau televisi. Aktivitas ini berdampak nyata pada kualitas tidur dan kemampuan konsentrasi. Menurut American Academy of Sleep Medicine, cahaya biru dari layar digital dapat menekan produksi melatonin, hormon yang mengatur siklus tidur. “Paparan cahaya buatan dari perangkat elektronik di malam hari terbukti mengacaukan ritme sirkadian,” jelas Dr. Charles Czeisler, profesor di Harvard Medical School. Dampak screen time panjang tidak hanya sebatas sulit tidur. Gangguan konsentrasi juga muncul ketika otak terlalu sering menerima stimulus digital. Riset dari University of California menunjukkan bahwa multitasking digital membuat fokus berpindah lebih cepat dan sulit bertahan lama. Hal ini tentu berpengaruh pada produktivitas kerja maupun studi.

Hubungan Screen Time dan Kualitas Tidur

Tidur berkualitas dibutuhkan untuk memulihkan energi, memperbaiki jaringan tubuh, dan menjaga kesehatan mental. Namun, paparan layar berjam-jam membuat tidur menjadi dangkal. Banyak orang merasa lelah meski sudah tidur cukup jam. Hal ini terjadi karena tidur tidak mencapai fase dalam yang optimal. Penelitian Sleep Foundation menyebutkan bahwa orang yang menggunakan gawai lebih dari 4 jam sehari berisiko 2 kali lipat mengalami insomnia. Gangguan ini kerap tidak disadari, karena gejalanya hanya berupa rasa kantuk berlebih di siang hari.

Konsentrasi yang Mudah Terganggu

Selain tidur, screen time berlebihan berhubungan langsung dengan turunnya konsentrasi. Paparan notifikasi, video pendek, atau game membuat otak terbiasa berpindah-pindah perhatian. Akibatnya, ketika harus fokus dalam waktu lama, otak cepat merasa bosan. Psikolog Gloria Mark dari University of California menjelaskan, “Rata-rata seseorang hanya bisa fokus selama 47 detik sebelum terdistraksi.” Fakta ini menunjukkan betapa sulitnya menjaga fokus di era digital.

Dampak Jangka Panjang

Efek buruk tidak berhenti pada kelelahan dan menurunnya konsentrasi. Jika dibiarkan, kebiasaan screen time panjang dapat meningkatkan risiko gangguan kesehatan serius. Beberapa di antaranya adalah obesitas, kecemasan, depresi, hingga penurunan fungsi kognitif. Anak-anak dan remaja bahkan lebih rentan karena otak mereka masih berkembang.

Orang tua kini semakin khawatir, karena studi dari National Sleep Foundation menemukan bahwa remaja dengan screen time di atas 6 jam cenderung tidur lebih sedikit. Pola tidur yang rusak di usia muda dapat berpengaruh pada prestasi akademik dan kesehatan jangka panjang.

Ubi Jalar, Superfood yang Kaya Manfaat

Cara Mengurangi Dampak Negatif

Beberapa langkah praktis bisa membantu mengurangi dampak buruk screen time. Pertama, atur jadwal penggunaan gawai, khususnya sebelum tidur. Setidaknya 1 jam sebelum tidur, hindari layar digital. Kedua, gunakan mode malam atau blue light filter untuk menekan paparan cahaya biru. Ketiga, alihkan perhatian pada aktivitas non-digital seperti membaca buku fisik, menulis jurnal, atau olahraga ringan. Kebiasaan sederhana ini dapat memperbaiki kualitas tidur dan menjaga fokus lebih stabil sepanjang hari. Bagi pekerja maupun pelajar, kemampuan konsentrasi menjadi modal penting untuk beradaptasi dengan tuntutan zaman.

Menyadari dampak screen time panjang adalah langkah awal menuju perubahan. Mengatur waktu layar bukan hanya soal gaya hidup, tetapi juga investasi bagi kesehatan mental dan fisik di masa depan.


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement