SURAU.CO – Setiap muslim tentu ingin bertemu dengan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam di akhirat. Salah satu tempat perjumpaan itu adalah telaga Al-Kautsar, anugerah agung dari Allah yang Allah berikan khusus kepada beliau. Telaga ini menjadi harapan bagi umat Islam yang mendambakan ketenangan setelah menanggung dahaga panjang di Padang Mahsyar.
Ibnu Al-Mubarak meriwayatkan bahwa pada hari kiamat setiap nabi memiliki telaga. Pada hari itu, para nabi saling memvanggakan jumlah pengunjung telaganya. Masing-masing nabi mengajak umat yang ia kenal untuk datang. Tak terkecuali Rasul, beliau ingin menjadi nabi dengan pengunjung telaga paling banyak. Hal itu menunjukkan betapa besarnya rasa kasih sayang Nabi kepada umatnya. Lalu, bagaimana gambaran telaga Rasulullah?
Gambaran Telaga Rasulullah
Rasulullah menjelaskan gambaran telaganya dalam sebuah hadis yang Anas bin Malik riwayatkan. Beliau bersabda, “Sesungguhnya Aku memiliki telaga yang luasnya seperti jarak antara Ailah (Baitul Maqdis) sampai Ka’bah. Atau perawi mengatakan: antara Ailah dan Shana’a (Yaman). Airnya lebih putih dari susu, lebih manis dari madu. Di sana ada bejana sebanyak bintang di langit. Dua saluran dari surga mengalir ke sana, yang satu dari perak dan yang lain dari emas. Siapa pun yang meminumnya tidak akan pernah haus selamanya. Barang siapa yang mendustakannya, maka ia tidak akan mendapat kesempatan minum darinya.” (HR Abu Ya’la dan Ibnu Hibban).
Hadis ini menunjukkan gambaran yang sangat jelas. Telaga itu terbentang begitu luas, setara dengan jarak ribuan kilometer. Airnya berwarna putih melebihi susu dan terasa manis melebihi madu. Dua aliran dari surga, satu dari perak dan satu dari emas, terus mengisi telaga itu yang tidak bisa dibayangkan keindahan dan kemegahannya.
Telaga dalam Surah Al-Kautsar
Sebagian ulama, seperti dalam riwayat ‘Atha’, menafsirkan bahwa telaga inilah yang Allah maksudkan dalam surah Al-Kautsar. Allah berfirman:
“Sesungguhnya Kami telah memberikan nikmat yang banyak (Al-Kautsar). Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkurbanlah. Sesungguhnya orang yang membencimu dialah yang terputus.” (QS. Al-Kautsar : 1–3).
Para ulama mengartikan Al-Kautsar sebagai kebaikan yang melimpah, dan salah satunya berupa telaga yang anugerah Allah kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Riwayat lain menyebutkan bahwa Al-Kautsar merupakan sungai di surga yang mengalir menuju telaga itu.
Jumlah Umat yang Akan Mendatangi Telaga
Zaid bin Arqam meriwayatkan dalam hadis Ahmad bahwa umat Nabi yang mendatangi telaga itu jumlahnya sangat banyak, hingga seperti satu bagian dari seratus ribu orang. Riwayat ini menekankan betapa luasnya telaga tersebut dan betapa besarnya kasih sayang Allah kepada umat Nabi Muhammad.
Namun, Rasulullah juga memperingatkan bahwa tidak semua umat berhak meminum airnya. Dalam hadis riwayat Ahmad, beliau bersabda, “Aku mendahului kalian di telaga. Siapa yang melewatiku akan meminumnya. Siapa yang meminumnya tidak akan haus selamanya. Akan datang berkumpul sekelompok kaum yang aku kenali, dan mereka juga mengenaliku. Tetapi aku dan mereka terhalang.”
Dalam riwayat Bukhari, Rasulullah menggambarkan momen itu dengan sangat sedih. Beliau bersabda, “Beberapa orang dari kalian akan didatangkan kepadaku, sehingga aku ingin meraih mereka. Namun tiba-tiba mereka terhalangi dariku. Aku berkata, ‘Ya Tuhanku, itu sahabatku!’ Tetapi Allah menjawab, ‘Engkau tidak tahu apa yang mereka lakukan setelah kamu tiada.’”
Hadis ini memperingatkan kita agar tidak hanya mengaku sebagai umat Nabi. Kita harus benar-benar setia pada ajaran Rasulullah supaya bisa minum dari telaganya.
Siapa yang Pertama Kali Mendatangi Telaga?
Rasulullah menyebutkan bahwa orang-orang fakir dari umatnya akan menjadi yang pertama kali mendatangi telaga. Beliau bersabda, “Orang yang pertama kali mendatanginya adalah orang-orang fakir dari kalangan umatku.” (HR Abu Dawud).
Orang-orang fakir itu tetap bersabar menghadapi kefakiran dan terus berpegang pada iman. Mereka mungkin tidak memiliki harta di dunia, tapi Allah memuliakan mereka di akhirat. Allah menunjukkan bahwa kesejahteraan sejati tidak terletak pada kekayaan, melainkan pada kesabaran dan ketaatan kepada-Nya.
Selain itu, Rasulullah juga menjelaskan bahwa orang yang memberi makan kepada orang yang berpuasa sampai kenyang di bulan Ramadhan akan mendapatkan minuman dari telaga. Ibnu Khuzaimah meriwayatkan hadis, “Siapa yang memberikan makan orang yang berbuka puasa sampai kenyang, maka Allah memberinya minum dari telagaku, dan ia tidak akan haus lagi sampai masuk surga.”
Rasulullah juga menegaskan bahwa orang yang menjaga lisan dan tangan termasuk golongan yang berhak mendatangi telaga. Beliau bersabda sebagaimana dikutip Al-Ghazali dalam Mukasyafatul Qulub , “Siapa saja yang ingin mendatangiku di telaga, maka hendaklah ia menjaga lisan dan tangan kecuali untuk perkara yang selayaknya.”
Harapan Rasul Bertemu di Telaga
Allah menganugerahkan telaga Al-Kautsar kepada Nabi Muhammad sebagai karunia agung. Telaga ini adalah tempat perjumpaan penuh cinta antara Rasulullah dan umatnya. Airnya yang putih melebihi susu, manisnya melebihi madu, dan siapa pun yang meminumnya tidak akan pernah haus lagi.
Namun, kita harus berusaha agar dapat meminumnya. Kita harus menjaga iman, meneladani akhlak Rasul, menjaga lisan, serta memperbanyak amal saleh. Dengan usaha itu, kita berharap Rasulullah memanggil kita untuk mendekat dan minum dari telaga Al-Kautsar.
Semoga Allah menjadikan kita termasuk orang yang minum dari telaga Rasulullah, bersama orang-orang fakir yang sabar, orang yang memberi makan, dan orang yang menjaga lisannya. Semoga perjumpaan itu menjadi awal perjalanan menuju surga yang kekal.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
