Opinion
Beranda » Berita » Ruang Diskusi, Ruang Silaturahmi: Memperluas Keberkahan

Ruang Diskusi, Ruang Silaturahmi: Memperluas Keberkahan

Ruang Diskusi, Ruang Silaturahmi: Memperluas Keberkahan

Ruang Diskusi, Ruang Silaturahmi.

 

Dalam kehidupan bermasyarakat, momen berkumpul dan berdiskusi adalah salah satu cara untuk menjaga ukhuwah, menyatukan visi, serta menyelesaikan persoalan dengan bijak. Oleh karena itu, kita harus senantiasa mengadakan pertemuan dan diskusi untuk memperkuat hubungan kita dengan orang lain. Dengan demikian, kita dapat memahami perspektif orang lain dan mencapai keputusan yang lebih baik. Selain itu, momen berkumpul dan berdiskusi juga membantu kita untuk membangun kepercayaan dan kerja sama yang lebih baik. Maka dari itu, kita harus memanfaatkan setiap kesempatan untuk berkumpul dan berdiskusi dengan orang lain.

Selanjutnya, kita dapat menggunakan hasil diskusi untuk membuat keputusan yang lebih bijak dan efektif. Akibatnya, kita akan merasakan keberkahan dan rahmat dalam hubungan kita dengan orang lain. Seperti dalam gambaran ini, tiga orang duduk dengan penuh keseriusan, tapi juga kehangatan—sebuah isyarat bahwa musyawarah bukanlah ruang tegang semata, melainkan ruang silaturahmi yang menghadirkan senyum dan kedekatan hati. hal penting bisa kita ambil dari suasana ini:

Musyawarah sebagai tradisi mulia

Umat Islam sebaiknya bermusyawarah dalam segala urusan, baik kecil maupun besar. Firman Allah ﷻ:
“Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka.” (QS. Asy-Syura: 38)

Burnout dan Kelelahan Jiwa: Saatnya Pulang dan Beristirahat di Bab Ibadah

Artinya, musyawarah bukan sekadar budaya, tapi bagian dari ibadah yang mengajarkan kebersamaan, saling menghormati, dan mencari solusi terbaik tanpa meninggalkan nilai keadilan. Oleh karena itu, kita harus melaksanakan musyawarah dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab.

Silaturahmi memperluas keberkahan

Duduk bersama, bertukar pandangan, dan membicarakan kebaikan akan melahirkan ide-ide baru sekaligus memperkuat ikatan ukhuwah. Rasulullah ﷺ bersabda:
“Barangsiapa yang ingin diluaskan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung silaturahmi.” (HR. Bukhari-Muslim)

Maka, setiap pertemuan bukan hanya forum formalitas, tetapi juga sarana memperbanyak keberkahan hidup.

Mari jadikan setiap ruang diskusi sebagai taman silaturahmi, tempat kita saling mendengar, saling menghargai, dan bersama-sama membangun solusi untuk umat dan bangsa. Dengan demikian, musyawarah tidak hanya menghasilkan keputusan, tetapi juga melahirkan keakraban dan kebaikan yang terus mengalir.

 

Seni Mengkritik Tanpa Melukai: Memahami Adab Memberi Nasihat yang Elegan

 


Rumah Lama, Saksi Sejarah yang Terlupakan.

Di sudut sebuah perkampungan, berdiri sebuah rumah tua dari tanah liat. Retak-retak dindingnya seakan bercerita tentang perjalanan panjang yang pernah ia lalui. Dahulu, rumah seperti ini menjadi tempat bernaung, tempat bercengkrama keluarga, dan tempat doa-doa dipanjatkan. Zaman telah menggerus kenangan indah, Penghuninya telah meninggalkan rumah tua, Waktu telah mengubah rumah tua itu menjadi kenangan saja.

Rumah sederhana dari tanah liat bukan sekadar bangunan. Ia adalah saksi bisu peradaban. Dari pintunya yang lapuk, kita bisa membayangkan anak-anak yang dulu berlarian keluar masuk. Orang tua mengintip keluar dari jendela kecil, menyapa tetangga yang lewat, dan menunggu kepulangan anak-anak mereka. Kini, rumah itu tampak rapuh. Tapi justru dalam kerapuannya, tersimpan pesan berharga:

Tentang kefanaan dunia. Apa pun yang kokoh akan lapuk dimakan waktu.
Tentang kebersahajaan. Kehidupan masa lalu yang jauh dari kemewahan, tapi kaya akan kebersamaan.
Tentang identitas.
Masyarakat setempat melestarikan rumah tanah liat sebagai bagian dari warisan budaya yang berharga.

Allah SWT mengingatkan dalam Al-Qur’an:
“Setiap yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal wajah Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan.” (QS. Ar-Rahman: 26-27).

Mengubah Insecure Menjadi Bersyukur: Panduan Terapi Jiwa Ala Imam Nawawi

Seperti rumah tua ini, hidup kita pun akan sampai pada masa rapuh. Yang tersisa hanyalah amal kebaikan dan doa-doa yang terus mengalir. Kita harus ingat bahwa kita diciptakan dari tanah dan akan kembali ke tanah, sehingga kita tidak boleh sombong dengan harta dunia.

Mari kita belajar dari rumah tua ini: bahwa keindahan sejati bukan pada megahnya bangunan, tapi pada kuatnya fondasi iman dan ketulusan amal. Belajar sejarah dan nilai-nilai dari rumah tua yang memiliki nilai historis. Mengambil pelajaran dari pengalaman dan kebijaksanaan orang-orang tua. Menghargai warisan budaya dan tradisi yang diwariskan dari generasi sebelumnya. Rumah tua sebagai tempat belajar. Nilai-nilai yang dapat dipelajari dari rumah tua. Pengalaman belajar dari orang-orang tua. (Tengku)


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement