Amarah adalah fitrah manusia. Ia ibarat api dalam hati, yang jika tidak dijaga bisa membakar diri sendiri dan orang lain. Namun Islam tidak memerintahkan kita untuk menghapus marah sepenuhnya, melainkan mengendalikannya agar tidak melampaui batas.
Al-Qur’an tentang Menahan Amarah
Allah ﷻ berfirman:
> وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ ۗ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
“…Orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan manusia; dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan.” (QS. Ali Imran: 134)
Ayat ini menegaskan: orang beriman itu bukan yang bebas dari marah, tapi yang bisa menahan dan mengelolanya.
Hadits Nabi ﷺ. Rasulullah ﷺ bersabda:
“Bukanlah orang kuat itu yang jago bergulat. Sesungguhnya orang kuat adalah orang yang mampu menahan dirinya ketika marah.” (HR. Bukhari & Muslim)
Maka, kekuatan sejati bukan pada otot, tetapi pada kemampuan menahan emosi.
Tips Mengendalikan Amarah dalam Islam
1. Diam – jangan langsung membalas ucapan saat emosi. Diam lebih menyelamatkan.
2. Ubah posisi – Nabi ﷺ bersabda: “Jika salah seorang dari kalian marah dalam keadaan berdiri, maka hendaklah ia duduk. Jika belum hilang juga, maka berbaringlah.” (HR. Abu Dawud).
3. Berwudhu – Amarah itu dari api setan, dan wudhu bisa memadamkannya.
4. Berlindung kepada Allah – ucapkan A’udzu billahi minasy-syaithanir-rajim.
5. Ingat akibat buruk amarah – banyak orang menyesal setelah marah: kata-kata kasar, pertengkaran, bahkan permusuhan panjang.
Buah Menahan Amarah
Dicintai Allah.
Mendapat janji surga.
Hati menjadi lebih tenang.
Hubungan sosial lebih terjaga.
Taushiyyah Fajar Hari Ini: Marah itu ibarat bara api. Jika kita siram dengan sabar, ia akan padam dan menjadi cahaya hikmah. Namun jika kita biarkan, ia akan membakar segalanya. Maka, jadilah orang kuat di mata Allah: bukan dengan melampiaskan amarah, tapi dengan menundukkannya demi ridha Allah.
Orang Kuat Itu yang Bisa Memendam Amarahnya.
Kebanyakan orang menganggap bahwa orang kuat adalah yang menang dalam perkelahian, yang mampu menguasai lawan dengan fisik, atau yang disegani karena kekuasaan. Namun Rasulullah ﷺ mengajarkan definisi kekuatan yang berbeda.
Sabda Nabi ﷺ. Rasulullah ﷺ bersabda:
> لَيْسَ الشَّدِيدُ بِالصُّرَعَةِ، إِنَّمَا الشَّدِيدُ الَّذِي يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِندَ الغَضَبِ
“Bukanlah orang kuat itu yang jago bergulat. Sesungguhnya orang kuat adalah orang yang mampu menahan dirinya ketika marah.” (HR. Bukhari & Muslim)
Hadits ini mengubah cara pandang kita. Kekuasaan sejati bukanlah pada otot dan kekuatan fisik, tetapi pada kemampuan mengendalikan diri.
Mengapa Menahan Amarah Itu Sulit?
Karena amarah membakar hati seperti api.
Saat marah, akal tertutup dan hawa nafsu yang menguasai.
Maka butuh keberanian dan keimanan untuk menundukkan amarah, bukan melampiaskannya.
Keutamaan Menahan Amarah
1. Dicintai Allah
Allah ﷻ memuji orang yang mampu menahan amarah:
> “…Dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan manusia; Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan.” (QS. Ali Imran: 134)
2. Mendapatkan Janji Surga
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Barangsiapa menahan amarah padahal ia mampu melampiaskannya, maka Allah akan memanggilnya di hadapan seluruh makhluk pada hari kiamat, lalu memberinya kebebasan untuk memilih bidadari yang ia kehendaki.” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi)
3. Membawa ketenangan jiwa
Orang yang menahan amarah akan terhindar dari penyesalan akibat ucapan atau perbuatan buruk.
Cara Praktis Mengendalikan Amarah
Berwudhu, karena amarah itu dari api setan, dan air memadamkannya.
Diam, jangan membalas dengan kata-kata.
Mengubah posisi, jika marah sambil berdiri maka duduk, jika duduk maka berbaring.
Ingat Allah, dengan membaca ta’awwudz: “A’udzu billahi minasy-syaithanir-rajim”.
Taushiyyah Fajar Hari Ini:
Kekuatan sejati bukan diukur dari seberapa keras pukulan kita, tapi dari seberapa sabar kita menahan amarah. Dunia ini butuh lebih banyak orang yang kuat dalam mengendalikan diri, bukan sekadar kuat dalam melampiaskan nafsu.
Ingatlah, orang yang mampu menahan amarahnya, Allah akan meninggikan derajatnya melebihi orang yang mampu mengalahkan seribu musuh di medan perang. (Tengku)
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
