Khazanah
Beranda » Berita » Fenomena “Masyaallah Tabarakallah” di Konten Gen Z

Fenomena “Masyaallah Tabarakallah” di Konten Gen Z

Fenomena "Masyaallah Tabarakallah" di Konten Gen Z. (Sumber ilustrasi: canva.com)

SURAU.CO – Jika Anda aktif di media sosial, Anda pasti sering melihatnya. Unggahan foto bayi yang lucu. Video pencapaian kelulusan. Atau potret liburan di tempat yang indah. Di bawahnya, seringkali tersemat sebuah caption singkat: “Masyaallah Tabarakallah”. Frasa ini telah menjadi tren yang sangat populer, terutama di kalangan Gen Z.

Fenomena ini tentu patut kita syukuri. Sebuah kalimat zikir menjadi bagian dari gaya hidup digital. Namun, sebuah pertanyaan penting muncul. Apakah kita, terutama Gen Z, benar-benar memahami makna di balik ucapan agung ini? Atau, ia hanya menjadi sebuah stempel estetika tanpa ruh? Padahal, di balik dua kata ini tersimpan kekuatan doa dan perlindungan.

Membedah Makna “Masyaallah” dan “Tabarakallah”

Kedua ucapan ini sering digabung, namun memiliki makna spesifik. Memahaminya akan membuat pujian kita lebih bermakna.

“Masyaallah” (ما شاء الله) berarti “ini adalah apa yang Allah kehendaki”. Kalimat ini adalah bentuk pengakuan. Kita mengakui bahwa segala keindahan dan kekaguman yang kita lihat adalah murni atas kehendak Allah. Ia menafikan peran kita. Dan mengembalikan semua pujian kepada Sang Pencipta.

“Tabarakallah” (تبارك الله) berarti “semoga Allah memberkahimu” atau “semoga Allah memberkahinya”. Ini adalah sebuah doa. Setelah mengakui keagungan Allah, kita mendoakan keberkahan atas nikmat tersebut. Semoga keindahan itu langgeng. Semoga pencapaian itu membawa kebaikan.

Mengapa Allah Menolak Taubat Iblis?

Menggabungkannya menjadi “Masyaallah Tabarakallah” adalah sebuah rangkaian yang sempurna. Kita memuji Allah atas ciptaan-Nya, lalu kita mendoakan keberkahan padanya.

Fungsi Utama: Penangkal Penyakit ‘Ain

Inilah inti yang paling sering dilupakan. Ucapan ini bukanlah sekadar pujian biasa. Ia adalah resep dari Rasulullah SAW untuk mencegah penyakit ‘ain. ‘Ain adalah penyakit yang timbul dari pandangan mata. Pandangan ini bisa berupa kekaguman yang berlebihan atau tatapan iri dengki. Pandangan ini bisa menimbulkan dampak buruk pada orang yang dilihatnya.

Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW menegur seorang sahabat. Sahabat itu memuji keindahan kulit sahabat lainnya tanpa mendoakan keberkahan. Akibatnya, sahabat yang dipuji itu langsung jatuh sakit. Maka, Rasulullah SAW bersabda:

“Mengapa salah seorang dari kalian membunuh saudaranya? Seharusnya apabila engkau melihat sesuatu yang menakjubkan pada saudaramu, maka doakanlah keberkahan untuknya.” (HR. Ahmad)

Mendoakan keberkahan (tabarruk) inilah yang menjadi penangkalnya. Caranya adalah dengan mengucapkan “Tabarakallah” atau “Allahumma barrik ‘alaih”.

Budaya Hustle Culture vs Berkah: Meninjau Ulang Definisi Sukses

Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah menjelaskan:

“Disyariatkan bagi seorang mukmin, jika ia melihat sesuatu yang membuatnya takjub pada saudaranya, baik pada dirinya atau hartanya, maka hendaknya ia mendoakan keberkahan padanya.”

Relevansi bagi Konten Gen Z di Media Sosial

Di sinilah letak relevansi yang sangat kuat. Media sosial adalah etalase raksasa. Kita memamerkan semua hal yang kita banggakan. Anak yang lucu, pasangan yang serasi, rumah baru, atau pekerjaan impian. Semua ini dilihat oleh ratusan atau ribuan pasang mata. Di antara mereka, pasti ada yang merasa takjub. Dan mungkin, ada yang merasa iri.

Inilah ladang subur bagi penyakit ‘ain. Dengan menulis “Masyaallah Tabarakallah”, seorang Gen Z secara tidak langsung sedang melakukan dua hal. Pertama, ia mengingatkan dirinya sendiri. Bahwa semua nikmat itu datang dari Allah. Ini menjaganya dari sifat sombong.

Kedua, ia mengajak para followers-nya untuk melakukan hal yang sama. Ia seolah berkata, “Silakan kagum, tapi jangan lupa doakan keberkahan.” Ini adalah cara preventif yang sangat cerdas untuk melindungi nikmat dari ‘ain.

Ziarah Makam Hari Jum’at, Apa Hukumnya?

Dari Tren Menjadi Amal

Pada akhirnya, viralnya ucapan “Masyaallah Tabarakallah” adalah sebuah kebaikan. Namun, kebaikan ini akan menjadi lebih sempurna jika kita melakukannya dengan ilmu. Jangan biarkan ia menjadi frasa kosong tanpa makna.

Bagi Gen Z dan kita semua, mari kita luruskan niat. Setiap kali kita mengetik atau mengucapkan kalimat ini, hadirkanlah maknanya di dalam hati. Akui keagungan Allah. Dan doakan keberkahan dengan tulus. Dengan begitu, setiap konten kita tidak hanya akan mendatangkan likes dan views. Ia juga akan mendatangkan pahala dan keberkahan dari Allah SWT.


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement