Kalam
Beranda » Berita » Keutamaan Memberi Pinjaman Uang: Pintu Berkah dan Pahala Berlipat Ganda

Keutamaan Memberi Pinjaman Uang: Pintu Berkah dan Pahala Berlipat Ganda

Memberi pinjaman uang seringkali dianggap remeh. Banyak orang mengira itu sekadar transaksi biasa. Padahal, dalam Islam, tindakan ini memiliki keutamaan luar biasa. Pahalanya bahkan jauh lebih besar daripada sedekah. Mari kita telaah lebih dalam. Kita akan memahami mengapa pinjaman uang membawa berkah.

Sedekah adalah pemberian harta tanpa harapan kembali. Kita memberikan sebagian rezeki kita. Tujuannya murni membantu sesama. Pinjaman uang berbeda. Harta yang diberikan diharapkan kembali. Penerima pinjaman wajib mengembalikannya. Namun, pahala pinjaman uang sangat istimewa. Mengapa demikian? Karena kita membantu orang dalam kesulitan. Mereka membutuhkan uluran tangan kita.

Pahala Berlipat Ganda: Lebih dari Sedekah

Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda, “Siapa yang memberi pinjaman dua kali, pahalanya seperti sedekah sekali.” Ini menunjukkan keistimewaan besar. Memberi pinjaman berulang kali akan melipatgandakan pahala. Ini adalah peluang besar untuk meraih kebaikan.

Hadis lain menguatkan hal ini. Diriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud. Rasulullah SAW bersabda, “Setiap pinjaman yang diberikan oleh seorang muslim kepada muslim lainnya adalah sedekah.” Bahkan ada hadis yang lebih spesifik. Dari Buraidah RA, Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang menangguhkan orang yang kesulitan, baginya setiap hari sedekah sebanyak jumlah piutang itu. Barangsiapa yang menangguhkan orang yang kesulitan setelah jatuh tempo, maka baginya setiap hari sedekah dua kali lipat dari jumlah piutang itu.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah).

Ini adalah kabar gembira bagi pemberi pinjaman. Pahala akan terus mengalir. Terutama jika penerima pinjaman kesulitan. Kita membantu mereka melewati masa sulit. Allah SWT sangat mencintai hamba-Nya yang suka menolong.

Burnout dan Kelelahan Jiwa: Saatnya Pulang dan Beristirahat di Bab Ibadah

Mengapa Pahala Pinjaman Lebih Besar dari Sedekah?

Mari kita pahami alasannya. Seseorang yang meminta pinjaman biasanya sangat membutuhkan. Mereka berada dalam kondisi darurat. Mungkin mereka tidak punya uang sama sekali. Mereka butuh untuk makan, berobat, atau kebutuhan mendesak lainnya. Sedekah bisa jadi untuk hal yang tidak mendesak. Sementara pinjaman biasanya untuk kebutuhan primer.

Selain itu, orang yang meminjam juga menjaga harga dirinya. Mereka tidak ingin meminta-minta. Mereka ingin berusaha mengembalikan pinjamannya. Dengan memberi pinjaman, kita menjaga kehormatan mereka. Kita juga membantu mereka mandiri.

Anjuran Memberi Kemudahan dan Menangguhkan Utang

Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Baqarah ayat 280, “Dan jika (orang yang berutang itu) dalam kesulitan, maka berilah tangguh sampai dia berkelapangan. Dan menyedekahkan (sebagian atau seluruh utang) itu lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.”

Ayat ini sangat jelas. Kita dianjurkan memberi kelonggaran. Jika peminjam kesulitan membayar. Kita bisa menangguhkan pembayarannya. Bahkan, lebih baik lagi jika kita menyedekahkan utang itu. Tentu saja jika kita mampu melakukannya. Ini adalah puncak kebaikan. Ini menunjukkan kemurahan hati yang luar biasa.

Penting untuk diingat. Pinjaman yang dibahas adalah pinjaman tanpa riba. Riba adalah tambahan. Tambahan itu dibebankan pada pokok pinjaman. Itu dilarang keras dalam Islam. Allah SWT dan Rasul-Nya melarangnya. Riba membawa kerusakan dan ketidakberkahan.

Seni Mengkritik Tanpa Melukai: Memahami Adab Memberi Nasihat yang Elegan

Jika kita memberi pinjaman, jangan mengambil keuntungan. Niatkan karena Allah SWT. Niatkan untuk membantu sesama. Pahala yang kita dapatkan jauh lebih besar. Itu adalah pahala dari sisi Allah.

Manfaat Sosial Memberi Pinjaman

Praktik pinjam meminjam tanpa riba memperkuat tali persaudaraan. Ini menciptakan masyarakat yang saling peduli. Orang tidak akan merasa sendiri. Mereka tahu ada yang mau membantu. Ini juga mengurangi praktik rentenir. Rentenir sangat merugikan masyarakat. Mereka mencekik orang dengan bunga tinggi.

Ekonomi Islam mengajarkan gotong royong. Pinjaman adalah salah satu bentuknya. Kita membangun sistem yang adil. Sistem yang berpihak pada yang lemah.

Kisah Inspiratif tentang Memberi Pinjaman

Banyak kisah tentang kebaikan ini. Ada seorang muslim yang miskin. Ia meminjam uang dari tetangganya. Tetangganya itu kaya raya. Namun, si miskin jatuh sakit. Ia tidak bisa bekerja. Ia sangat kesulitan membayar.

Tetangga kaya tersebut tidak marah. Ia justru menengok dan mendoakan. Ia bahkan mengatakan, “Jangan khawatirkan utangmu. Fokuslah pada kesembuhanmu.” Akhirnya, ia pun menyedekahkan utang itu. Si miskin sangat terharu. Ia berjanji akan membalas kebaikan itu. Ini adalah contoh nyata. Contoh indahnya akhlak seorang muslim.

Mengubah Insecure Menjadi Bersyukur: Panduan Terapi Jiwa Ala Imam Nawawi

Kesimpulan: Raih Keberkahan dengan Berbagi

Memberi pinjaman uang adalah amal mulia. Pahalanya berlimpah ruah. Bahkan melebihi sedekah biasa. Kita membantu orang yang sangat membutuhkan. Kita memberi mereka harapan baru. Mari kita manfaatkan kesempatan ini. Jadikan diri kita bermanfaat bagi orang lain. Insya Allah, Allah SWT akan membalasnya. Balasan terbaik adalah keberkahan di dunia dan akhirat.

Semoga kita semua dimudahkan. Dimudahkan untuk selalu berbuat kebaikan. Termasuk dalam memberi pinjaman tanpa riba.


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement