Kalam
Beranda » Berita » Posisi Buang Air Kecil dalam Islam: Mengapa Jongkok Lebih Dianjurkan?

Posisi Buang Air Kecil dalam Islam: Mengapa Jongkok Lebih Dianjurkan?

Islam adalah agama yang sempurna. Ia mengatur setiap aspek kehidupan. Bahkan, urusan buang air kecil pun diperhatikan. Posisi buang air kecil sering menjadi pertanyaan. Banyak Muslim mencari tahu adab yang benar. Nabi Muhammad SAW mengajarkan banyak hal. Termasuk keutamaan posisi jongkok. Mari kita telaah lebih dalam. Mengapa Islam menganjurkan kencing jongkok?

Sunnah Nabi dan Kesempurnaan Ajaran

Nabi Muhammad SAW selalu memberi contoh. Beliau adalah teladan terbaik. Dalam hal buang air kecil, beliau sering jongkok. Ini bukan sekadar kebiasaan. Ini adalah bagian dari sunnahnya. Sunnah adalah pedoman hidup. Mengikuti sunnah mendatangkan pahala. Banyak ulama sepakat akan hal ini. Mereka merujuk pada hadis-hadis. Hadis ini menjelaskan praktik Nabi.

Imam Nawawi, seorang ulama besar, menjelaskan. Menurutnya, posisi jongkok adalah sunnah. Ini ditegaskan dalam kitabnya. Mengapa sunnah ini penting? Karena Nabi tidak melakukan sesuatu tanpa hikmah. Pasti ada manfaat di baliknya. Baik manfaat duniawi maupun ukhrawi.

Kesehatan Fisik dan Kebersihan Optimal

Secara medis, posisi jongkok menawarkan keuntungan. Ini bukan hanya masalah adab. Kesehatan tubuh sangat didukung. Saat jongkok, otot-otot panggul rileks. Kandung kemih dapat mengosongkan diri sepenuhnya. Tidak ada sisa urine tertinggal. Sisa urine berpotensi menyebabkan masalah. Infeksi saluran kemih bisa terjadi. Batu ginjal juga dapat muncul.

Dr. Mercola, seorang ahli kesehatan, menjelaskan. Buang air kecil berdiri kurang efektif. Otot-otot panggul sering tegang. Ini menghambat pengosongan penuh. Sisa urine menjadi media bakteri. Bakteri ini kemudian berkembang biak. Infeksi pun sangat mungkin terjadi. Oleh karena itu, posisi jongkok lebih higienis. Ini membantu menjaga kebersihan diri.

Menggali Peran Pemuda dalam Riyadus Shalihin: Menjadi Agen Perubahan Sejati

Adab dan Etika dalam Islam

Selain kesehatan, ada adab. Islam sangat menjunjung tinggi adab. Ketika buang air kecil, adab harus diperhatikan. Menjaga privasi adalah hal utama. Posisi jongkok lebih tertutup. Ini menjaga kehormatan diri. Menghindari percikan najis juga penting. Percikan urine bisa membatalkan salat. Ini menjadi perhatian serius dalam fiqih.

Nabi SAW bersabda, “Kebanyakan azab kubur karena urine.” Hadis ini sangat menyentuh. Ini menunjukkan betapa seriusnya masalah ini. Menjaga diri dari najis urine adalah kewajiban. Posisi jongkok meminimalisir percikan. Ini membantu menjaga kesucian pakaian. Ini juga memastikan lingkungan tetap bersih.

Pendapat Ulama dan Dalil-Dalil Kuat

Banyak ulama membahas masalah ini. Mereka merujuk pada dalil-dalil kuat. Imam al-Bukhari meriwayatkan sebuah hadis. “Nabi datang ke tempat pembuangan sampah. Beliau kencing di sana sambil jongkok.” Hadis ini sangat jelas. Ini menunjukkan kebiasaan Nabi. Ini juga menjadi hujjah bagi ulama.

Ada juga riwayat lain. “Janganlah kalian kencing sambil berdiri.” Namun, ada pengecualian. Suatu kali Nabi pernah kencing berdiri. Ini dilakukan karena suatu hajat. Misalnya, untuk mengobati penyakit. Atau karena ada luka di kaki. Atau karena kesulitan menemukan tempat jongkok. Namun, ini adalah pengecualian. Bukan kebiasaan utama.

Pengecualian dan Fleksibilitas Fiqih

Meski dianjurkan jongkok, ada fleksibilitas. Islam tidak memberatkan umatnya. Jika ada udzur syar’i, kencing berdiri dibolehkan. Udzur syar’i misalnya sakit. Atau tidak ada tempat jongkok. Atau sedang dalam kondisi perang. Ini menunjukkan toleransi ajaran Islam. Namun, ini tidak menghilangkan keutamaan jongkok.

Pendidikan Adab Sebelum Ilmu: Menggali Pesan Tersirat Imam Nawawi

Syeikh Abdul Aziz bin Baz menjelaskan. Jika seseorang kencing berdiri, itu boleh. Tetapi ada syaratnya. Ia harus aman dari percikan. Ia juga harus aman dari dilihat orang. Ini menunjukkan pentingnya adab dan kebersihan. Jadi, meskipun diperbolehkan, tetap ada rambu-rambu.

Manfaat Psikologis dan Ketenangan Hati

Selain fisik dan adab, ada manfaat psikologis. Mengikuti sunnah Nabi membawa ketenangan. Ini adalah bentuk ketaatan kepada Allah. Ketaatan ini mendatangkan keberkahan. Ketika kita merasa bersih, hati pun tenang. Ini mendukung ibadah kita. Rasa nyaman ini tidak bisa diukur.

Buang air kecil yang bersih mencegah was-was. Was-was tentang najis sering menghantui. Dengan posisi jongkok, kita lebih yakin. Kita yakin sudah bersih dari najis. Keyakinan ini sangat berharga. Ini membantu fokus dalam salat. Ini juga membuat hati lebih tentram.

Kesimpulan

Posisi jongkok saat buang air kecil adalah sunnah Nabi. Ini membawa banyak manfaat. Manfaat kesehatan, kebersihan, dan adab. Ini juga sesuai dengan syariat Islam. Meskipun ada fleksibilitas, keutamaan jongkok tidak hilang. Sebagai Muslim, kita patut mengamalkan sunnah ini. Ini adalah wujud ketaatan kita. Semoga kita selalu mendapat keberkahan-Nya.

Birrul Walidain: Membangun Peradaban dari Meja Makan untuk Generasi Mulia

Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement