Ramalan dan peramal seringkali menarik perhatian. Banyak orang mencari tahu masa depan. Mereka ingin tahu nasib. Fenomena ini telah ada sejak lama. Namun, bagaimana Islam memandang hal ini? Mari kita telusuri lebih dalam. Hukum Islam sangat jelas. Praktik ramalan adalah larangan. Ini adalah dosa besar. Mengapa demikian?
Ramalan dalam Perspektif Islam: Larangan Tegas
Islam melarang keras ramalan. Ini termasuk segala bentuknya. Dukun, peramal, tukang sihir, semuanya sama. Praktik mereka diharamkan. Hukumnya adalah haram. Ini didasarkan pada Al-Qur’an dan Hadis. Keduanya adalah sumber utama hukum Islam. Larangan ini bukan tanpa alasan. Ini melindungi akidah umat. Ini menjaga kemurnian tauhid.
Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa mendatangi dukun atau tukang ramal, kemudian membenarkan perkataannya, maka ia telah kufur terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad.” (HR. Ahmad). Hadis ini sangat tegas. Mempercayai peramal adalah kufur. Ini berarti keluar dari Islam. Ini menunjukkan betapa seriusnya masalah ini.
Syirik: Dosa Terbesar dalam Islam
Ramalan berkaitan erat dengan syirik. Syirik adalah dosa paling besar. Ini adalah menyekutukan Allah. Allah adalah satu-satunya yang Maha Mengetahui. Hanya Dia yang tahu hal gaib. Peramal mengklaim tahu hal gaib. Klaim ini adalah kebohongan. Ini menentang kekuasaan Allah. Ini adalah bentuk penipuan.
Al-Qur’an menyebutkan, “Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang gaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri.” (QS. Al-An’am: 59). Ayat ini jelas. Hanya Allah yang mengetahui yang gaib. Manusia tidak bisa mengetahuinya. Mengaku tahu adalah kesesatan. Ini merusak akidah seseorang.
Bahaya Percaya Ramalan
Ada banyak bahaya percaya ramalan. Pertama, merusak akidah. Ini adalah inti iman. Percaya peramal melemahkan iman. Kedua, menimbulkan kesyirikan. Ini adalah dosa besar. Ketiga, membuang-buang harta. Peramal sering meminta bayaran. Uang itu digunakan untuk hal batil. Keempat, menyesatkan umat. Ini merugikan masyarakat. Kelima, menyebabkan ketergantungan. Seseorang bisa terpaku pada ramalan. Ini menghambat usaha dan doa.
Jika seseorang percaya ramalan, amalnya tidak diterima. Ini adalah konsekuensi serius. Shalatnya tidak akan diterima. Ini berlangsung selama empat puluh hari. Ini adalah hukuman dari Allah. Ini untuk mengingatkan bahaya syirik. Allah tidak menerima amalan musyrik.
Berbagai Bentuk Ramalan yang Dilarang
Ramalan memiliki banyak bentuk. Semuanya dilarang dalam Islam. Ini termasuk membaca garis tangan. Membaca kartu tarot juga dilarang. Astrologi atau horoskop juga termasuk. Ilmu nujum atau perbintangan juga diharamkan. Bahkan tebak-tebakan masa depan. Atau menggunakan media tertentu untuk meramal. Semua itu adalah praktik syirik.
Masyarakat harus sadar akan hal ini. Jangan mudah tergiur. Hindari peramal dan dukun. Jangan datang kepada mereka. Jangan percaya perkataan mereka. Jauhi segala bentuk ramalan. Ini untuk kebaikan diri sendiri. Ini untuk menjaga iman.
Mengapa Manusia Tertarik pada Ramalan?
Rasa ingin tahu adalah pemicu. Manusia ingin tahu masa depan. Mereka ingin kepastian. Rasa cemas juga berperan. Seseorang cemas akan hidupnya. Ramalan menawarkan harapan palsu. Mereka mencari solusi instan. Namun, ini adalah jebakan setan. Solusi sejati ada pada Allah.
Setan membisikkan keraguan. Setan menggoda manusia. Mereka ingin manusia tersesat. Ramalan adalah salah satu alatnya. Setan ingin manusia menyekutukan Allah. Allah telah memperingatkan hal ini. Kita harus waspada terhadap godaan setan.
Peran Ilmu Gaib dalam Islam
Ada ilmu gaib yang sah. Ini adalah ilmu gaib yang datang dari Allah. Wahyu adalah bentuk ilmu gaib. Allah memberikannya kepada para Nabi. Malaikat adalah makhluk gaib. Surga dan neraka juga gaib. Kita percaya ini karena Allah berfirman. Ini adalah bagian dari iman.
Namun, tidak ada manusia yang tahu gaib. Kecuali yang Allah kehendaki. Para Nabi pun tidak tahu semua gaib. Mereka hanya tahu apa yang diwahyukan. Mengklaim tahu gaib adalah kebohongan. Ini adalah klaim yang batil.
Implikasi Dunia dan Akhirat
Percaya ramalan memiliki implikasi. Ini berdampak di dunia. Juga berdampak di akhirat. Di dunia, hidup menjadi tidak tenang. Ketergantungan pada ramalan muncul. Produktivitas bisa menurun. Di akhirat, azab menanti. Api neraka adalah balasan. Ini adalah balasan bagi syirik.
Allah telah menyediakan jalan. Jalan yang lurus dan benar. Ini adalah jalan tauhid. Ini adalah jalan iman. Jangan menyimpang dari jalan ini. Ikuti ajaran Al-Qur’an dan Hadis. Ini adalah pedoman hidup kita.
Bagaimana Menghindari Ramalan?
Tingkatkan keimanan kepada Allah. Pelajari agama dengan sungguh-sungguh. Baca Al-Qur’an dan Hadis. Pahami maknanya dengan baik. Perbanyak doa dan zikir. Memohon perlindungan kepada Allah. Tingkatkan tawakal kepada Allah. Serahkan semua urusan kepada-Nya. Jauhi tempat-tempat peramal. Jangan berteman dengan peramal. Beri nasihat kepada yang tersesat. Ajak mereka kembali ke jalan Allah.
Kuatkan keyakinan bahwa Allah Maha Kuasa. Dia yang mengatur segala sesuatu. Dia yang menentukan takdir. Hanya kepada-Nya kita berharap. Hanya kepada-Nya kita memohon. Ini adalah esensi tauhid. Ini adalah kekuatan iman.
Kesimpulan: Jaga Akidah, Hindari Ramalan
Sebagai umat Islam, kita wajib menjaga akidah. Akidah adalah pondasi iman. Ramalan adalah penghancur akidah. Ini adalah syirik yang nyata. Mari kita hindari praktik ini. Mari kita jauhi peramal. Percayalah hanya kepada Allah. Berserah dirilah hanya kepada-Nya.
Semoga Allah melindungi kita semua. kita terhindar dari kesesatan. iman kita senantiasa kuat. Hanya Allah yang Maha Mengetahui. Dia adalah sumber segala ilmu. Percayalah pada janji-Nya. Dia tidak akan pernah mengingkari.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
