Berbagai Macam Obsesi Manusia.
Hidup manusia tidak pernah lepas dari obsesi. Obsesi adalah keinginan kuat yang mendorong seseorang untuk mencapai sesuatu, entah itu cita-cita besar ataupun kebutuhan sehari-hari. Obsesi ini berbeda-beda pada setiap orang, sesuai dengan kondisi hidup, pengalaman, dan ujian yang Allah berikan kepadanya.
Ada orang yang obsesinya sederhana: ingin segera mendapat pekerjaan karena ia baru saja kehilangan nafkah. Dan Ada yang lain obsesinya lebih jauh: ingin melunasi hutang, menyekolahkan anak, atau membangun rumah tangga yang harmonis. Mereka langsung tancap gas mengejar karier setelah lolos seleksi kerja dan menggenggam gaji pertama. Semua itu adalah obsesi yang lahir dari kebutuhan manusiawi.
Namun, tidak semua obsesi bernilai sama. Ada obsesi yang mendorong manusia semakin dekat kepada Allah, ada pula obsesi yang justru menjauhkannya dari-Nya.
Obsesi Duniawi yang Melenakan
Banyak orang begitu sibuk mengejar obsesi dunia: harta, jabatan, pujian, dan kenikmatan sesaat. Tidak jarang, demi obsesi ini, manusia rela mengorbankan waktunya, bahkan hubungan dengan keluarga dan agamanya. Ia dengan sembrono menghambur-hamburkan waktu dan tenaga mengejar hal-hal yang sia-sia, mengabaikan kebenaran bahwa semua itu hanya fatamorgana yang akan lenyap dalam sekejap.
Al-Qur’an mengingatkan:
> “Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan, suatu yang melalaikan, perhiasan, dan saling berbangga di antara kamu serta berlomba dalam kekayaan dan anak keturunan…” (QS. Al-Hadid: 20)
Ayat ini menyadarkan kita bahwa obsesi duniawi semata tidak akan pernah membuat hati puas. Ia bagaikan minum air laut: semakin diminum, semakin haus.
Obsesi Akhirat yang Mulia
Berbeda dengan obsesi akhirat. Obsesi ini lahir dari iman yang kuat: ingin dekat dengan Allah, ingin menjadi hamba yang taat, ingin masuk surga, dan ingin memberi manfaat sebesar-besarnya bagi sesama. Obsesi ini membuat hati tenang, langkah hidup terarah, dan waktu tidak terbuang sia-sia.
Rasulullah ﷺ pernah bersabda:
> “Barangsiapa yang obsesinya adalah akhirat, maka Allah akan mengumpulkan urusannya, menjadikan kekayaan di hatinya, dan dunia akan datang kepadanya dalam keadaan hina. Barangsiapa obsesinya adalah dunia, maka Allah akan mencerai-beraikan urusannya, menjadikan kefakiran di hadapannya, dan dunia tidak akan datang kecuali sekadar yang telah ditakdirkan baginya.” (HR. Tirmidzi)
Hadis ini menunjukkan bahwa obsesi akhirat justru membawa ketenangan di dunia, sementara obsesi dunia yang berlebihan hanya mendatangkan kegelisahan.
Setiap Orang Punya Cerita
Gambaran orang-orang yang sedang shalat dengan berbagai tulisan di punggung mereka memberi pelajaran mendalam: setiap orang membawa obsesi, beban, dan doanya masing-masing.
Ada yang baru saja dimarahi atasan, ada yang pikirannya dipenuhi hutang, ada yang sedang mencari pekerjaan, ada pula yang baru saja diterima kerja.
Mereka semua berbeda jalan hidup, tetapi ketika berdiri di hadapan Allah, mereka sama-sama tunduk dalam doa dan sujud. Inilah pengingat bahwa hanya Allah yang mengetahui segala obsesi kita, dan hanya kepada-Nya tempat terbaik untuk mencurahkan harapan.
Menata Obsesi Hidup
Lalu, bagaimana sebaiknya kita menyikapi obsesi ini?
1. Letakkan Allah di Puncak Obsesi
Jadikan ridha Allah sebagai tujuan utama. Apapun obsesi duniawi—pekerjaan, rezeki, jabatan—niatkan sebagai jalan untuk beribadah dan memberi manfaat.
2. Kendalikan, Jangan Diperbudak
Obsesi boleh menjadi motivasi, tetapi jangan sampai memperbudak kita. Jika obsesi membuat kita lupa shalat, lalai terhadap keluarga, atau jatuh ke dalam dosa, itu tanda kita sedang terjebak.
3. Seimbangkan Dunia dan Akhirat
Rasulullah ﷺ mengajarkan doa:
“Ya Allah, berikanlah kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, serta lindungilah kami dari siksa neraka.”
Doa ini adalah pedoman agar obsesi dunia tidak menghalangi kita dari akhirat.
4. Syukuri Setiap Tahap
Apapun kondisi kita—baru di-PHK, baru gajian, baru diterima kerja, atau sedang mencari jalan keluar—syukurilah. Karena bisa jadi di balik obsesi yang belum tercapai, Allah sedang menyiapkan sesuatu yang lebih baik.
Penutup: Meraih Ridha Allah
Obsesi manusia begitu beragam, sesuai dengan ujian hidup yang Allah berikan. Namun pada akhirnya, semua obsesi dunia akan berakhir.
Yang tersisa hanyalah obsesi akhirat: bagaimana kita ingin mati dalam keadaan husnul khatimah, diterima amal shalih kita, dan dikumpulkan bersama orang-orang yang Allah cintai.
Maka, mari kita luruskan obsesi hidup kita. Boleh bercita-cita tinggi di dunia, tetapi jangan lupakan bahwa obsesi tertinggi seorang mukmin adalah meraih ridha Allah dan surga-Nya. (Tengku)
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
