Sosok
Beranda » Berita » Abdullah bin Ubay: Sosos Munafik di Zaman Nabi

Abdullah bin Ubay: Sosos Munafik di Zaman Nabi

Abdullah bin Ubay Sosos Munafik di Zaman Nabi
Abdullah bin Ubay adalah sosok Munafik yang membenci Nabi karena dianggap penghalang dirinya untuk menjadi penguasa di Madinah

SURAU.CO – Abdullah bin Ubay memiliki nama lengkap Abdullah bin Ubay bin Malik bin Harits bin Ubaid bin Malik bin Salim Al-Khazraji. Dalam catatan Kaha Anwar dalam bukunya Orang-Orang yang Memusuhi Nabi Muhammad SAW, ia dikenal dengan panggilan Abu Hubab. Adapun sebutan “Salul” yang sering disandingkan dengan namanya berasal dari nama neneknya dari Bani Khaza’ah.

Sebelum kedatangan Rasulullah ﷺ ke Madinah, Abdullah bin Ubay adalah seorang tokoh yang cukup berpengaruh. Ia dihormati oleh masyarakat Yatsrib (nama lama Madinah), khususnya dari kalangan suku Aus dan Khazraj. Terlebih lagi, ia dipandang sebagai sosok yang berperan besar dalam meredakan ketegangan dan hubungan jangka panjang antara kedua suku itu. Karena pengaruhnya, masyarakat sempat berencana mengangkatnya menjadi pemimpin besar.

Namun, semua harapan itu kandas ketika Rasulullah ﷺ hijrah ke Madinah. Nabi berhasil mempersatukan suku Aus dan Khazraj dalam persaudaraan Islam yang kokoh. Posisi sentral yang diimpikan Abdullah bin Ubay pun hilang. Sejak itulah, ia menyimpan rasa iri, dengki, dan dendam kepada Nabi Muhammad ﷺ. Sikap munafiknya kian terlihat jelas, meskipun secara lahiriah ia tetap menampakkan keislaman.

Latar Belakang Fitnah

Kebencian Abdullah bin Ubay kepada Rasulullah ﷺ tidak berhenti pada sikap dingin atau. Ia melangkah lebih jauh dengan berusaha merusak reputasi Nabi. Kesempatan itu muncul ketika kaum muslimin kembali dari Perang Bani Musthaliq.

Sesuai kebiasaan, Rasulullah ﷺ selalu mengundi siapa di antara istri-istrinya yang akan mendampingi beliau dalam perjalanan jihad. Saat itu, undian jatuh pada Ummu Salamah RA dan Aisyah RA. Namun Ummu Salamah menyilahkan Aisyah yntuk mendampingi perjalanan Nabi.

Menggali Peran Pemuda dalam Riyadus Shalihin: Menjadi Agen Perubahan Sejati

Dalam perjalanan pulang, rombongan berhenti untuk beristirahat. Aisyah RA turun dari haudaj (semacam bilik di atas unta) untuk buang hajat. Setelah itu, ia kembali menuju rombongan, namun menyadari bahwa kalungnya hilang. Ia pun kembali ke tempat semula untuk mencarinya. Ketika menemukan kalung tersebut dan kembali ke lokasi rombongan, ternyata rombongan sudah berangkat. Para sahabat yang mengangkat haudaj tidak menyadari bahwa Aisyah RA masih tertinggal, karena tubuh beliau yang ringan sehingga mereka mengira ia berada di dalamnya.

Aisyah RA yang kelelahan akhirnya memutuskan untuk tetap berada di tempat, menunggu hingga ada yang menyadari dan tiba. Saat itulah, seorang sahabat bernama Shafwan bin Mu’aththal, yang berjalan di belakang rombongan, menemukan dirinya. Dengan penuh kehormatan, Shafwan membantu Aisyah menaiki untanya. Ia sendiri berjalan sambil menuntun hewan itu hingga mereka berhasil menyusul rombongan sebelum matahari terbit.

Fitnah yang Menyebar

Peristiwa itu seharusnya menjadi hal biasa, karena Shafwan dikenal sebagai sahabat yang amanah dan Aisyah RA adalah ummul mu’minin yang suci. Namun, Abdullah bin Ubay memanfaatkan kejadian itu untuk menyebarkan fitnah keji.

Ia berkata dengan nada sinis, “Demi Allah, tentu Aisyah tidak selamat darinya (Shafwan), dan Shafwan pun tidak selamat darinya (Aisyah). Perempuan Nabimu bermalam dengan seorang laki-laki sampai pagi.” Ucapannya dengan cepat menyebar di tengah masyarakat Madinah. Abdullah bin Ubay semakin menambah hasutan dengan pertanyaan yang menggiring: mengapa Aisyah terlambat pulang, dan mengapa ia bersama seorang pemuda gagah seperti Shafwan?

Sebagian besar orang mulai terpengaruh. Bisik-bisik fitnah itu pun sampai ke telinga Rasulullah ﷺ. Hati beliau tentu merasa perih mendengar tuduhan itu. Bahkan kepercayaannya sempat tergoncang hingga memutuskan untuk menyampaikan langsung kepada Aisyah RA.

Pendidikan Adab Sebelum Ilmu: Menggali Pesan Tersirat Imam Nawawi

Penderitaan Aisyah RA

Bagi Aisyah RA, fitnah ini adalah ujian yang sangat berat. Ia adalah seorang perempuan salehah, istri tercinta Nabi, dan teladan bagi kaum muslimin. Tiba-tiba, dia bermaksud melakukan sesuatu yang sama sekali tidak pernah dia bayangkan. Kesedihan yang mendalam membuat Aisyah jatuh sakit hingga beberapa hari.

Allah SWT akhirnya menurunkan wahyu untuk membersihkan nama Aisyah RA. Dalam Al-Qur’an surat An-Nuur ayat 11, Allah berfirman:

“Sejujurnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu (juga). Janganlah kamu mengira berita itu buruk bagi kamu, bahkan dia baik bagi kamu. Setiap orang dari mereka mendapat balasan dari dosa yang dikerjakannya. Dan siapa di antara mereka yang mengambil bagian terbesar dalam penyebaran itu, yaitu azab yang besar.” (QS. An-Nuur: 11)

Ayat ini menjadi bukti nyata bahwa Aisyah RA suci dan terbebas dari tuduhan hina. Allah sendiri yang membela kemuliaan beliau, sekaligus menegaskan bahwa fitnah adalah dosa besar dengan konsekuensi azab berat.

Sikap Rasulullah ﷺ terhadap Abdullah bin Ubay

Meski terbukti sebagai penyebar fitnah, Rasulullah ﷺ tidak menjatuhkan hukuman pidana kepada Abdullah bin Ubay. Beliau memilih menyerahkan urusan itu kepada Allah SWT. Sikap ini bukan berarti Nabi mengabaikan kejahatan, melainkan mencerminkan kebijaksanaannya dalam menghadapi orang munafik yang secara lahiriah masih mengaku muslim. Rasulullah ﷺ tidak ingin menimbulkan fitnah baru yang bisa memecah belah umat.

Birrul Walidain: Membangun Peradaban dari Meja Makan untuk Generasi Mulia

Kisah Abdullah bin Ubay tetap menjadi peringatan bagi umat Islam. Ia meninggalkan jejak buruk sebagai penyebar fitnah yang nyaris merobohkan rumah tangga Rasulullah ﷺ.

Dari peristiwa ini, umat Islam belajar bahwa fitnah Adalah senjata yang bisa melukai kehormatan orang saleh sekalipun. Sampai ada ungkapan fitnah lebih kejam dari pembunuhan.  Karenanya, menjaga lisan, menghindari prasangka, dan berhati-hati dalam menyebarkan kabar menjadi kewajiban setiap muslim.

 


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement