Khazanah
Beranda » Berita » Luruskan Niat Ketika Menuntut Ilmu

Luruskan Niat Ketika Menuntut Ilmu

Luruskan Niat Ketika Menuntut Ilmu
Seorang anak sedang belajar. Sumber gambar: By google

SURAU.CO – Menuntut ilmu dalam Islam tidak sekedar menjadi aktivitas intelektual, tetapi ibadah yang bernilai agung di sisi Allah. Sejak awal, para ulama menekankan pentingnya niat sebelum seseorang melangkah ke majelis ilmu. Niat yang salah dapat menjerumuskan orang ke dalam kesia-siaan, bahkan bisa mengundang murka Allah. Syeikh Muhammad Said Ramadan Al-Buthi, seorang ulama besar asal Suriah, menegaskan betapa pentingnya meluruskan niat ketika menuntut ilmu.

Siapa Syeikh Muhammad Said Al-Buthi?

Syeikh Muhammad Said Ramadan Al-Buthi dikenal sebagai ilmuwan Suriah dalam bidang ilmu-ilmu agama Islam. Ia menjadi salah satu ulama kontemporer referensi tingkat dunia dan dihormati umat Islam. Beliau lahir di Turki tahun 1929, lalu pindah bersama keluarganya ke Suriah. Sepanjang hidup, ia menulis puluhan kitab, mengajar di masjid, serta mengabdi di Universitas Damaskus. Ia banyak menghubungkan ajaran klasik ulama salaf dengan tantangan modern.

Beliau menulis karya penting berjudul Fī Sabīlillāh al-‘Ilm yang membahas tujuan sejati menuntut ilmu. Dalam kitab itu, Syeikh Al-Buthi menekankan agar menuntut ilmu tidak bolehr hanya demi kepentingan duniawi. Ia mendorong mereka untuk meniatkan belajar karena Allah, demi menjaga kemuliaan agama, dan memberi manfaat kepada umat.

Niat, Pondasi Ibadah

Dalam Islam, niat menjadi landasan setiap amal. Rasulullah ﷺ bersabda:

“إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى”

Generasi Sandwich dan Birrul Walidain: Mengurai Dilema dengan Solusi Langit

“Sesungguhnya amal itu tergantung pada niatnya, dan setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Hadis ini menjadi pijakan utama bagi para ulama ketika mereka beramal, termasuk ketika menuntut ilmu. Jika seseorang belajar hanya untuk mengejar gelar, popularitas, atau keuntungan duniawi, maka ia tidak akan mencapai keberkahan. Namun, jika ia meniatkan belajar karena Allah, maka setiap langkah kecil menuju majelis ilmu bernilai ibadah.

Syeikh Al-Buthi menegaskan bahwa banyak orang gagal memahami hakikat niat. Mereka mengira cukup dengan maksud menuntut ilmu saja, tanpa menghubungkannya dengan tujuan ibadah. Padahal, inti dari niat justru terletak pada menjadikan aktivitas belajar sebagai ibadah kepada Allah.

Bahaya Niat yang Salah

Dalam kitabnya, Syeikh Al-Buthi mengingatkan bahaya niat yang salah dalam menuntut ilmu. Ia mengutip sabda Nabi ﷺ:

“Barang siapa yang mempelajari ilmu yang seharusnya ia niatkan untuk mencari ridha Allah, namun ia mempelajarinya hanya untuk mengejar kesenangan dunia, maka ia tidak akan mencium bau surga.” (HR.Abu Dawud).

Hidup Lambat (Slow Living) ala Rasulullah: Menemukan Ketenangan di Kitab Nawawi

Hadis ini menegaskan bahwa ilmu yang tidak diniatkan untuk Allah bisa menghancurkan pelakunya. Ilmu yang seharusnya mengangkat derajat, justru bisa menjerumuskan bila ia gunakan untuk mencari pujian atau kekuasaan.

Syeikh Al-Buthi menggambarkan fenomena ini di masyarakat modern. Banyak orang belajar agama hanya untuk berdebat, mencari pengaruh, atau menambah pengikut. Ada pula yang menjadikan ilmu sebagai sarana mengejar keuntungan materi. Padahal, ilmu agama seharusnya untuk mendekatkan hati kepada Allah, bukan menjauhkannya.

Niat yang Benar dalam Menuntut Ilmu

Menurut Syeikh Al-Buthi, ada beberapa poin penting dalam kebenaran niat ketika menuntut ilmu:

  1. Menuntut Ilmu karena Allah
    Penuntut ilmu harus belajar dengan tujuan utama beribadah kepada Allah. Setiap buku yang ia baca, setiap pelajaran yang ia catat, hingga setiap waktu yang ia korbankan, semuanya ia niatkan agar Allah ridha.
  2. Menghidupkan Syariat Islam
    Penuntut ilmu harus menjadikan ilmunya sebagai jalan untuk menjaga dan menghidupkan syariat. Ia berusaha mengamalkan dan menyebarkan ilmu agar Islam semakin tegak.
  3. Memberikan Manfaat kepada Umat
    Ilmu yang dipelajari tidak berhenti pada dirinya sendiri. Ia harus meniatkan belajar demi memberi manfaat kepada masyarakat. Semakin luas manfaat ilmunya, semakin besar pula pahala yang mengalir.
  4. Mendekatkan Diri kepada Allah
    Ilmu bukan untuk meninggikan diri, tetapi untuk mendekatkan hati di hadapan Allah. Ilmu seharusnya membuat seseorang semakin sadar akan keagungan Allah dan semakin merasa kecil sebagai hamba.

Tantangan Menuntut Ilmu di Era Modern

Di zaman modern, tuntutan ilmu menghadirkan tantangan besar. Banyak orang belajar hanya untuk mengejar gelar akademik, prestise sosial, atau pekerjaan bergaji tinggi. Dunia pendidikan sering kali lebih menekankan aspek material daripada spiritual.

Syeikh Al-Buthi tidak menolak pentingnya kebutuhan duniawi. Ia memahami bahwa seseorang membutuhkan pekerjaan untuk hidup layak. Namun, ia menegaskan bahwa ilmu pengetahuan harus tetap mengembalikan tujuan akhir belajarnya kepada Allah. Gelar dan pekerjaan hanya menjadi sarana, bukan tujuan utama.

Riyadus Shalihin dan Fenomena FOMO: Mengapa Kita Takut Tertinggal?

Menuntut ilmu merupakan ibadah mulia yang mampu mengangkat derajat manusia. Namun, semua itu bergantung pada niat. Syeikh Muhammad Said Al-Buthi menegaskan agar ajaran ilmu mengajarkan niatnya, sehingga ilmu benar-benar menjadi cahaya yang mendekatkan dirinya kepada Allah.

Semoga Allah meneguhkan hati kita untuk selalu meluruskan niat dalam menuntut ilmu, mengikuti nasehat para ulama, dan menjadikan ilmu sebagai jalan menuju ridha-Nya.

 


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement