Kisah
Beranda » Berita » Ahli Ibadah yang Masuk Neraka Akibat Bersumpah Mendahului Allah

Ahli Ibadah yang Masuk Neraka Akibat Bersumpah Mendahului Allah

Ilustrasi Neraka Ciptaan Allah
Ilustrasi Neraka Ciptaan Allah

Surau.co – Menjadi pribadi yang alim merupakan hal baik. Namun merasa diri lebih baik dan lebih alim dari orang lain, merupakan sikap yang buruk. Apalagi, sampai berani memvonis orang lain tidak akan diampuni dosanya oleh Allah.

Dalam riwayat, Nabi Muhammad SAW menceritakan kisah seseorang yang taat ibadah, namun berujung pada siksa neraka karena sikap tersebut. Sosoknya dikenal sebagai orang yang berani bersumpah mendahului ketetapan Allah.

Muslim meriwayatkan dalam Shahih-nya dari Jundab, bahwa Rasulullah menyampaikan ada seorang laki-laki berkata, “Demi Allah, Allah tidak mengampuni fulan.” Lalu Allah berfirman, “Siapakah gerangan yang bersumpah mendahului Aku, bahwa Aku tidak mengampuni fulan. Aku telah mengampuni fulan dan membatalkan amalmu.”

Abu Dawud meriwayatkan dalam Sunan-nya secara lebih detail kisah tersebut. Dia bersandar dari kesaksian Abu Hurairah saat Rasulullah bersabda.

Kronologi  Allah Murka

Kisah ini terjadi di kalangan Bani Israil. Kala itu, terdapat dua orang laki-laki bersaudara dengan perbedaan watak yang sangat kontras satu sama lain. Salah seorang dari keduanya, gemar berbuat dosa dan maksiat dalam keshidupan kesehariannya. Sementara seorang yang lain, merupakan seorang yang taat dan bersungguh-sungguh dalam beribadah.

Pasca Wafatnya Rasulullah: Sikap Abu Bakar Menghadapi Kemurtadan

Menyadari perilaku saudaranya kerap maksiat, sang ahli ibadah menegur dan meminta untuk menghentikan kebiasaannya berbuat dosa. Sayangnya, teguran itu tak pernah berhasil mengubah saudaranya. Perilaku maksiat terus terjadi.

Suatu hari, sang ahli ibadah kembali melihat saudaranya berbuat dosa lagi. Maka dia kembali meminta saudaranya untuk berhenti melakukannya. “Berhentilah.”

Namun, saudaranya yang tak suka terus mendapat teguran menjawab, “Biarkan diriku. Ini antara aku dengan Tuhanku. Apakah kamu diutus sebagai pengawasku?” Mendapat jawaban itu, sang ahli ibadah kesal dan bersumpah serapah.”Demi Allah, Allah tidak mengampunimu atau Allah tidak memasukkanmu ke dalam Surga.”

Lalu keduanya mati. Keduanya berkumpul di sisi Rabbul alamin. Dalam hadits tersebut, Nabi menyebut Allah berfirman kepada sang ahli ibadah. “Apakah kamu mengetahui tentang Aku, atau apakah kamu mampu atas apa yang ada di tangan-Ku?” Dia berfirman kepada pelaku dosa, “Pergilah, masuklah ke dalam Surga dengan rahmat-Ku.” Sementara Allah berfirman kepada sang ahli ibadah, “Bawalah orang ini ke Neraka.”

Mendengar cerita itu, Abu Hurairah berkata, “Demi dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, dia telah mengucapkan satu kalimat yang mencelakai dunia dan Akhiratnya.”

Penaklukan Thabaristan (Bagian 2): Kemenangan di Era Umayyah

Pelajaran dari Kisah

Menegur orang yang bermaksiat sejatinya hal baik, bahkan itu bagian dari anjuran Allah untuk saling menasehati dalam kebaikan. Hal itu, juga bagian dari perilaku amar ma’ruf nahi munkar.

Namun, tidak patut bagi seorang muslim untuk bersumpah mendahului Allah, bahkan orang yang paling alim sekalipun. Karena segala urusan adalah milik Allah, apalagi yang berkaitan dengan urusan hidayah dan ampunan.

Allah berkehendak untuk memberikan ataupun menahan kebaikan, mengampuni siapa yang dikehendaki-Nya, menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya, serta memberi petunjuk dan kesesatan pada yang dikehendaki-Nya. Sehingga tidak ada kewenangan bagi seorang hamba utuk menahan Allah dalam mengampuni atau membatalkan amal/dosa pada seseorang.

Dari kisah itu pula kita memaknai, bahwa berkata atas nama Allah termasuk dosa terbesar, bahkan yang menghanguskan amal pelakunya. Seperti klaim laki-laki ini, bahwa Allah tidak mengampuni saudaranya. Padahal, Allah Maha Mampu untuk melakukan apa pun yang Dia inginkan.

Sebagai seorang muslim, kita hendaknya berhati-hati dalam berhubungan dengan Allah. Satu kesalahan, bisa mengubah takdir di ujung hidup kita. Seperti sang ahli ibadah dalam riwayat tersebut yang justru berakhir su’ul khatimah dan masuk ke neraka.

Penaklukan Thabaristan: Merebut Negeri Kapak Persia di Masa Utsmaniyah


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement