SURAU.CO – Wahai murid yang beradab! Persahabatan bukan hanya soal kebersamaan di kelas, melainkan juga tentang akhlak yang lahir dari hati. Dalam Akhlaq lil Banin Juz 2, Umar bin Ahmad Baraja menekankan kewajiban seorang murid kepada teman-temannya, khususnya mereka yang belajar bersama dalam satu sekolah atau satu kelas. Ikatan ilmu, kata beliau, melahirkan hak-hak khusus yang wajib dijaga dengan sopan santun.
Kitab Akhlaq lil Banin karya Umar bin Ahmad Baraja lahir dari keprihatinan akan pentingnya pendidikan akhlak sejak dini. Ditulis untuk anak-anak madrasah dan santri pemula, kitab ini penuh dengan nasihat praktis, dalil Al-Qur’an, hadis, dan kisah nyata.
Di pesantren Nusantara, kitab ini menjadi salah satu bacaan dasar untuk membentuk karakter santri agar ilmu tidak hanya berhenti di kepala, tetapi juga menumbuhkan keluhuran budi.
1. Sopan Santun dalam Persahabatan
Umar Baraja menekankan: hormatilah teman yang lebih tua dan sayangilah yang lebih muda. Bekerja samalah dalam menjaga peraturan, ketenangan, dan kesungguhan belajar. Bahkan bila guru berhalangan hadir, murid dianjurkan untuk bergantian memimpin kelas agar suasana tetap kondusif.
Adab ini mencakup hal-hal sederhana, hadir tepat waktu, menjaga kebersihan buku, hingga membantu guru agar tidak repot. Semua itu membuat persahabatan bukan sekadar bermain, tetapi juga saling mendukung dalam kebaikan.
2. Ikhlas, Ramah, dan Saling Membantu
Rasulullah ﷺ bersabda:
لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ
“Tidaklah seseorang dari kalian beriman hingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.” (HR. Bukhari & Muslim)
Murid yang beradab tidak kikir kepada temannya, tidak mendengki, dan tidak mengadu domba. Ia berlapang dada, ramah, murah senyum, serta rela meminjamkan barang bila diminta. Bahkan doa untuk teman yang tidak hadir pun dianjurkan, sebab dalam hadis disebutkan doa seorang muslim untuk saudaranya mustajab dan diaminkan oleh malaikat.
3. Setia dan Selektif dalam Persahabatan
Persahabatan sejati akan melahirkan cinta, penghormatan, dan solidaritas. Teman yang baik akan membela dan menjaga kita. Sebaliknya, meninggalkan adab akan menjadikan teman berbalik menjadi musuh. Umar Baraja mengingatkan agar menjauhi teman yang nakal, suka melawan guru, dan malas belajar.
Seorang penyair berkata:
“Sesungguhnya tabiat itu mencuri tabiat, dan barang siapa menemani orang jahat, ia pun tertular.”
Bahkan setelah lulus sekolah, seorang murid beradab tetap menjaga kenangan persahabatan. Ia memberi penghormatan lebih kepada teman sekelasnya dibanding yang lain, sebab kesetiaan adalah bagian dari akhlak mulia.
Hikmah dari Persahabatan
Dari Akhlaq lil Banin Juz 2, kita belajar bahwa persahabatan sejati bukan hanya tertawa bersama, tetapi juga menolong dalam kebaikan, saling menasihati, dan menjaga akhlak.
Mari merenung: sudahkah kita menjaga hak-hak teman kita, atau justru merusaknya dengan sikap egois?
اللَّهُمَّ اجْعَلْ صَدَاقَتَنَا سَبِيلًا لِطَاعَتِكَ، وَوَسِيلَةً لِرِضَاكَ، وَارْزُقْنَا أَصْدِقَاءَ صَالِحِينَ يَذْكُرُونَنَا عِنْدَكَ
“Ya Allah, jadikan persahabatan kami jalan menuju ketaatan-Mu, sarana untuk meraih ridha-Mu, dan anugerahkanlah kami sahabat-sahabat saleh yang mengingatkan kami kepada-Mu.”
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
