Berita Nasional
Beranda » Berita » Menag Dorong 72 Juta Santri Berzakat Melalui Green Zakat Framework

Menag Dorong 72 Juta Santri Berzakat Melalui Green Zakat Framework

Menteri Agama Nasaruddin Umar sebut pesantren dan kurukulum cinta membentuk karakter anak dengan kuat
Menag mengimbau 72 juta santri berzakat melalui Green Zakat Framework atau zakat hijau yang mengintegrasikan zakat dan kelestarian lingkungan

SURAU.CO. Menteri Agama, Nasaruddin Umar, mendorong 72 juta santri di seluruh Indonesia untuk berzakat dan berwakaf melalui Green Zakat Framework. Menag melihat potensi besar zakat hijau ini sebagai kekuatan ekonomi umat. Selain itu, ia juga menekankan dukungannya terhadap keinginan lingkungan.

“Santri berjumlah 72 juta, termasuk para guru mereka,” ujar Menag saat menjadi pembicara utama dalam acara yang diselenggarakan oleh Bank Syariah Indonesia pada Rabu, 27 Agustus 2025. “Jika semua berwakaf melalui BSI, melalui program seperti ini, dampaknya akan dahsyat dan bisa meloncati bank-bank yang sudah ada,” tambahnya.

Selanjutnya, Menag Nasaruddin menegaskan fungsi zakat hijau dan wakaf hijau ini bukan hanya ibadah pribadi semata. Namun, lanjut Menag, zakat atau wakaf adalah instrumen ini penting untuk pembangunan peradaban. Kemudian Menag memberi contoh Masjid Nabi di Madinah. Hanya 20% ruangannya untuk ibadah. Sisanya, 80%, digunakan untuk kegiatan sosial dan ekonomi. “Masjid tidak boleh ada yang menganggur,” tegas Menag. “Pengelolaan ekonomi pesantren dan masjid mempunyai potensi luar biasa.” Ia menambahkan, “Tidak boleh ada sejengkal tanah masjid yang tidak produktif.”

Peradaban Baru Berbasis Fiqih Indonesia

Menag juga tekanan artikulasi ajaran Al-Qur’an dalam konteks kekinian. Termasuk melalui fiqih Indonesia yang sesuai kultur bangsa. untuk itu dirimnya berharap BSI tidak hanya fokus menghimpun dana namun juga terlibat pembahasan peradaban baru.

“Kami punya obsesi besar.  Indonesia akan menjadi pusat peradaban Islam dunia baru. Estafet kepemimpinan peradaban Islam adalah Indonesia, ucapnya. Menag kemudian menjelaskan alasan keyakinannya.  Salah satunya adalah kondisi ekonomi kita paling stabil dan politik yang stabil.”Kita paling harmonis meski sangat plural.” Menag menyimpulkan, “Kita adalah harmoni terbaik di dunia saat ini,” ungkapnya.

Membangun Etos Kerja Muslim yang Unggul Berdasarkan Kitab Riyadus Shalihin

Terkait zakat, Menag memberi penjelasan. Pada masa Nabi dan sahabat, istilah sadaqah lebih populer. Zakat adalah bagian dari sedekah. Oleh karena itu, ia menilai zakat bisa jadi pintu masuk. Ini untuk membahas sumber lain. Sumber lebih luas bagi pemberdayaan umat.

Lebih lanjut, Menag  juga mendorong penguatan ekonomi pesantren. Ia juga mendorong pengembangan e-market berbasis masjid. Ia mencontohkan inisiatif Masjid Istiqlal. Masjid ini menggandeng perusahaan perikanan. Mereka juga bekerja sama dengan kantor pos. Layanan juga kurir menjadi mitra. “Jika e-masjid dikembangkan, keuntungannya besar, Tidak boleh ada sejengkal tanah masjid yang menganggur,” tegasnya. Untu itu Menag menyebuit BSI perlu bersinergi dengan Kementerian Agama dengan tujuan menggarap ekonomi berbasis masjid.

Inovasi Keuangan Etis dan Lingkungan

Kerangka Kerja Zakat Hijau adalah strategi inovasi dan menjadi yang pertama di dunia. Di dalamnya mengintegrasikan nilai yang tidak diinginkan. Integrasi ini dalam praktik zakat. Pendayagunaan zakat tidak hanya mengentaskan kemiskinan. Namun, juga mendukung kelestarian lingkungan. Ini juga mendukung pembangunan berkelanjutan.

Green Zakat Framework atau zakay hijau sebagai solusi menciptakan kolaborasi yang lebih luas. Solusi ini juga meningkatkan minat masyarakat berzakat dengan potensi mencapai Rp327 triliun. Hingga Juni 2025 (tidak diaudit), BSI menyalurkan pembiayaan berkelanjutan. Jumlahnya Rp72,8 Triliun.

Angka ini menandai tumbuh 19,3% Year-on-Year (YOY). Pembiayaan ini terdiri dari green financing Rp15,3 Triliun. Ini tumbuh 14,5% YOY. Pembiayaan sosial sebesar Rp57,5 Triliun. Ini tumbuh 20,6% YOY. Penyaluran green financing didominasi sektor pengelolaan sumber daya alam. Juga penggunaan lahan berkelanjutan. Eco-efisien dan energi terbarukan juga menjadi fokus. Selain itu, BSI aktif menyalurkan pembiayaan kendaraan listrik.

Frugal Living Ala Nabi: Menemukan Kebahagiaan Lewat Pintu Qanaah

BSI melakukan berbagai program berkelanjutan. Di antaranya peluncuran gedung hijau. Ada juga program satu rumah satu pohon. Ini untuk setiap pencairan pembiayaan rumah. Mereka membangun stasiun pengisian daya. Penggunaan kendaraan listrik untuk operasional juga dilakukan.

Hingga Mei 2025, perseroan menyalurkan zakat. Jumlahnya Rp65,6 Miliar dengan berbagai fokus bidang penyaluran adalah ekonomi, pendidikan, kesehatan. Juga kemanusiaan, serta dakwah/advokasi. Total penerima manfaat mencapai 240.075 orang. Saat ini lebih dari 15.700 masyarakat telah terbantu. Terutama dalam program Desa BSI, Beasiswa BSI, dan Sentra UMKM BSI.

Dengan adanya Green Zakat ini, perseroan terus mengembangkan program. Program pemberdayaan lingkungan dari pemanfaatan zakat. Diantaranya pada program Desa dan Sentra UMKM BSI. Terdapat kegiatan peduli lingkungan. Contohnya pemasangan panel surya. Pembangunan rumah kaca juga dilakukan. Ada juga pengelolaan limbah. Pemeliharaan ekosistem lingkungan laut. Serta pengelolaan sampah terpadu.


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement