Subuh adalah waktu yang sangat mulia. Pada saat itu, Allah membukakan pintu-pintu rahmat-Nya. Itulah sebabnya, memperbanyak amal kebaikan di waktu Subuh menjadi jalan besar untuk meraih keberkahan. Salah satunya adalah sedekah Subuh.
Dalil tentang Keutamaan Infaq di Waktu Subuh
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Tidak ada satu Subuh pun yang dilalui hamba-hamba Allah, kecuali turun kepada mereka dua malaikat. Salah satu dari keduanya berdoa: ‘Ya Allah, berilah ganti bagi orang yang berinfaq.’ Sedangkan yang satunya lagi berdoa: ‘Ya Allah, timpakan kerusakan bagi orang yang menahan hartanya.’” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits ini memberi pelajaran besar: setiap Subuh, ada doa khusus malaikat yang dipanjatkan untuk orang yang bersedekah. Betapa besar peluang keberkahan yang bisa kita raih hanya dengan menyisihkan sebagian rezeki di awal hari.
Sedekah Subuh untuk Orang Tua
Selain untuk diri kita sendiri, sedekah juga bisa diniatkan untuk orang tua yang telah wafat. Rasulullah ﷺ membolehkan hal itu sebagaimana dalam riwayat:
Seorang sahabat bertanya:
“Wahai Rasulullah, ibuku telah meninggal dunia. Seandainya ia masih hidup, pasti ia akan banyak bersedekah. Bolehkah aku bersedekah atas namanya?” Rasulullah ﷺ menjawab: “Boleh.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Maka, sedekah Subuh bisa menjadi jalan kita untuk terus berbakti kepada orang tua yang telah meninggal, sebagai bentuk doa dan hadiah pahala untuk mereka.
Sedekah Subuh untuk Orang Tua yang Masih Hidup
Mari kita niatkan sedekah subuh ini untuk orang tua kita yang masih hidup, agar Allah memanjangkan umur mereka, menyehatkan jasad mereka, melapangkan rezeki, serta memberikan keselamatan di dunia dan akhirat.
Penutup: Mari kita biasakan sedekah Subuh. Tidak harus besar, tetapi istiqamah. Bisa melalui kotak sedekah di rumah, transfer ke lembaga sosial, atau membantu orang di sekitar kita setiap pagi.
Semoga Allah ﷻ menerima amal kita, memberikan keberkahan pada rezeki kita, serta mengampuni dosa-dosa orang tua kita. Salam Sehat dan Barokah. (Tommy)
Hidup bukan tentang besar atau kecil peran yang kita jalani, tetapi tentang seberapa ikhlas kita menjalaninya untuk Allah.
Di sebuah sudut pedesaan, ada potret sederhana yang sering luput dari perhatian. Seekor kucing kecil berdiri di atas akar yang menjulur di tanah, tatapannya lurus penuh rasa ingin tahu, seolah sedang menanti sesuatu. Di belakangnya, seekor sapi tampak tenang diikat di kandang kayu sederhana. Sekilas, pemandangan ini hanyalah keseharian biasa: hewan ternak, tumpukan kayu, drum plastik, dan tanah yang dipenuhi daun gugur. Namun, jika direnungkan lebih dalam, ada makna yang bisa kita petik.
Kucing dan sapi sama-sama makhluk ciptaan Allah yang diberi rezeki sesuai takarannya. Sapi hadir sebagai penopang hidup manusia, menyediakan susu, tenaga, bahkan daging yang halal. Sementara kucing, meski kecil dan tak menghasilkan banyak materi, ia memberi kehangatan, hiburan, serta mengajarkan kelembutan hati kepada manusia. Keduanya berbeda peran, tapi sama-sama membawa manfaat sesuai kehendak Allah.
Gambaran ini mengingatkan kita bahwa dalam kehidupan, tidak ada ciptaan Allah yang sia-sia. Setiap makhluk memiliki fungsi dan keberkahan masing-masing. Begitu pula manusia: ada yang berperan besar dalam masyarakat, ada yang tampak sederhana, namun semuanya bernilai jika dijalani dengan ikhlas.
Maka, mari belajar dari kucing kecil yang sabar dan tenang, serta dari sapi yang tabah dan penuh pengorbanan. Seperti tanah di sekitarnya yang tampak keras namun tetap menjadi pijakan bagi kehidupan, begitulah semestinya kita: sederhana, bersahaja, namun tetap memberi manfaat.
Hidup bukan tentang besar atau kecil peran yang kita jalani, tetapi tentang seberapa ikhlas kita menjalaninya untuk Allah. (Tengku)
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
