SURAU.CO – Pemandangan jamaah lanjut usia yang memenuhi saf masjid adalah hal biasa. Mereka khusyuk beribadah dan setia meramaikan rumah Allah. Namun, sebuah pertanyaan besar sering kali muncul di benak kita. Di manakah para generasi muda? Fenomena masjid yang sepi dari anak muda bukanlah isu baru. Akan tetapi, kondisi ini menjadi tantangan dakwah zaman sekarang yang semakin mendesak untuk dipecahkan.
Zaman telah berubah dengan sangat cepat. Arus informasi digital mengalir deras tanpa henti. Anak muda, khususnya Generasi Z dan milenial, hidup dalam ekosistem digital tersebut. Mereka mencari jawaban, hiburan, dan komunitas melalui layar gawai mereka. Sayangnya, banyak masjid belum sepenuhnya beradaptasi dengan perubahan fundamental ini. Akibatnya, terjadi sebuah kesenjangan yang lebar antara dunia mereka dan dunia masjid.
Kesenjangan Komunikasi dan Relevansi
Penyebab utama sepinya anak muda di masjid sering kali bukan karena iman mereka yang lemah. Sebaliknya, masalahnya terletak pada metode komunikasi dan relevansi konten dakwah. Metode dakwah konvensional, seperti ceramah satu arah yang panjang, terasa kurang menarik bagi mereka. Generasi ini terbiasa dengan konten yang ringkas, visual, dan interaktif.
Mereka membutuhkan ruang untuk bertanya dan berdiskusi. Namun, masjid sering kali dianggap sebagai tempat yang kaku dan formal. Suasana seperti ini membuat anak muda merasa canggung untuk terlibat lebih jauh. Mereka khawatir akan dihakimi jika bertanya hal-hal yang dianggap mendasar. Oleh karena itu, mereka lebih memilih mencari jawaban di internet dari penceramah atau konten kreator yang lebih mudah mereka jangkau.
“Anak muda sekarang tidak anti-agama, mereka hanya anti-cara yang membosankan,” ujar seorang pengamat generasi muda. Kutipan ini menyoroti inti persoalan dengan sangat jelas. Dakwah perlu disajikan dengan kemasan yang segar dan relevan dengan kehidupan mereka sehari-hari, mulai dari isu kesehatan mental, karier, hingga hubungan sosial.
Transformasi Masjid Menjadi Ruang Komunitas
Untuk menjawab tantangan ini, masjid harus bertransformasi. Peran masjid perlu diperluas dari sekadar tempat ibadah ritual menjadi pusat komunitas yang hidup. Pengurus atau Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) memegang peranan krusial dalam inisiatif ini. Mereka harus membuka diri terhadap ide-ide baru dan inovatif.
Langkah pertama adalah melibatkan anak muda secara langsung dalam kepengurusan. Jangan hanya membuat program untuk mereka, tetapi buatlah program bersama mereka. Berikan mereka tanggung jawab dan kepercayaan untuk mengelola kegiatan yang sesuai dengan minat mereka. Dengan begitu, mereka akan merasa memiliki masjid tersebut.
Selanjutnya, manfaatkan fasilitas masjid secara optimal. Area masjid bisa dikembangkan menjadi ruang serbaguna. Misalnya, menyediakan sudut co-working space dengan Wi-Fi gratis. Atau, mengadakan kegiatan olahraga rutin seperti futsal atau panahan di halaman masjid. Program seperti ini secara tidak langsung mendekatkan mereka dengan lingkungan masjid secara lebih santai dan menyenangkan.
Memaksimalkan Dakwah di Ranah Digital
Di era digital, kehadiran online bukan lagi pilihan, melainkan keharusan. Setiap masjid idealnya memiliki tim media sosial yang aktif. Tim ini bertugas mengelola akun Instagram, TikTok, atau kanal YouTube. Mereka dapat memproduksi konten dakwah yang kreatif dan mudah dicerna.
Konten tersebut tidak harus selalu berupa potongan ceramah. Bisa juga dalam bentuk infografis, kuis interaktif, video pendek inspiratif, atau sesi tanya jawab live dengan ustadz. Kuncinya adalah konsistensi dan kreativitas. Dengan strategi digital yang tepat, pesan-pesan kebaikan dari masjid dapat menjangkau audiens yang jauh lebih luas, termasuk mereka yang belum pernah melangkahkan kaki ke masjid.
Pada akhirnya, meramaikan kembali masjid dengan anak muda adalah sebuah perjalanan. Perjalanan ini membutuhkan kolaborasi, inovasi, dan kesabaran. Tantangan dakwah zaman sekarang menuntut kita untuk lebih peka dan adaptif. Saat masjid berhasil menjadi rumah yang ramah, relevan, dan memberdayakan, niscaya generasi muda akan datang dengan sendirinya untuk memakmurkannya.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
