Khazanah
Beranda » Berita » Sabar dan Yakin: Dua Perahu Kehidupan

Sabar dan Yakin: Dua Perahu Kehidupan

Sabar dan Yakin: Dua Perahu Kehidupan

Sabar dan Yakin: Dua Perahu Kehidupan.

 

Ibnul Qayyim rahimahullah pernah berkata: “Jika kesabaran dan keyakinan telah hilang, maka engkau seperti orang yang hendak berjalan di laut tanpa perahu.” (Al-Fawāid, hlm. 149)

Kalimat ini mengandung makna yang dalam. Hidup manusia ibarat perjalanan panjang di lautan luas. Ombak masalah, badai ujian, dan angin cobaan selalu datang silih berganti. Dalam kondisi itu, perahu yang menjaga kita tetap selamat adalah kesabaran dan keyakinan. Tanpa keduanya, kita akan tenggelam di tengah derasnya arus dunia.

Kekuatan Jiwa dan Cahaya Hati

Sabar bukan hanya menahan diri saat ditimpa musibah, tetapi juga kesanggupan untuk tetap taat kepada Allah meski terasa berat, serta menjauhi larangan-Nya walau ada godaan. Sabar adalah kekuatan jiwa yang menahan kita agar tidak terombang-ambing oleh nafsu dan emosi.

Burnout dan Kelelahan Jiwa: Saatnya Pulang dan Beristirahat di Bab Ibadah

Yakin adalah cahaya dalam hati. Ia membuat kita percaya bahwa janji Allah itu pasti, bahwa setelah kesulitan pasti ada kemudahan, bahwa doa tidak akan sia-sia, dan bahwa setiap takdir Allah selalu mengandung hikmah.

Tanpa sabar, kita mudah menyerah. Tanpa yakin, kita mudah putus asa. Jika keduanya hilang, maka benar kata Ibnul Qayyim: kita seperti orang yang ingin menyeberangi laut tanpa perahu—mustahil sampai tujuan.

Maka, mari perkuat sabar dan yakin dalam hidup

1. Perbanyak doa, karena kesabaran adalah anugerah dari Allah.
2. Perdalam ilmu, sebab keyakinan tumbuh dengan memahami dalil dan janji Allah.
3. Lihat teladan para nabi, yang sabar menghadapi ujian besar namun tetap yakin pada pertolongan Allah.
4. Latih diri dengan ujian kecil, agar ketika datang badai besar, hati sudah terbiasa tegar.

Saudaraku, jangan lepaskan dua perahu ini dalam hidupmu. Dengan sabar, kita bertahan. Dengan yakin, kita melangkah. Dan dengan keduanya, insyaAllah kita akan sampai ke dermaga keselamatan, yaitu ridha Allah dan surga-Nya.

“Wahai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu, tetaplah bersiap siaga, dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung.” (QS. Ali ‘Imran: 200)

Seni Mengkritik Tanpa Melukai: Memahami Adab Memberi Nasihat yang Elegan

 

 


 

Persahabatan, Kebersamaan, dan Semangat Merdeka.

 

Pagi yang cerah selalu membawa energi positif. Tiga sahabat berdiri bersama, menyatukan langkah dan kebersamaan di depan Kartika Tower. Dari wajah dan gestur mereka, tampak kehangatan, persahabatan, dan optimisme yang lahir dari hati yang ikhlas.

Mengubah Insecure Menjadi Bersyukur: Panduan Terapi Jiwa Ala Imam Nawawi

Bukan sekadar foto biasa, ini adalah potret kebersamaan yang mengandung pesan mendalam. Dalam kehidupan, kita sering kali terjebak dengan rutinitas, kesibukan, dan perbedaan pandangan. Namun persahabatan sejati selalu menemukan jalannya. Ia hadir bukan untuk menyamakan segalanya, melainkan untuk menguatkan perbedaan dengan rasa saling menghargai.

Tiga jari yang diangkat dengan simbol berbeda menandakan bahwa tiap orang memiliki cara, gaya, dan ekspresi tersendiri. Namun, dalam satu bingkai, semua berpadu harmoni. Itulah arti persahabatan: menerima, menghargai, dan tetap melangkah bersama.

Kebersamaan ini semakin indah karena dibingkai oleh suasana merah putih. Sang saka yang berkibar bukan sekadar bendera, melainkan simbol semangat perjuangan, pengingat bahwa kemerdekaan diraih lewat persatuan. Maka, di tengah zaman yang serba cepat ini, persatuan kecil seperti inilah yang menjadi fondasi kokoh bagi bangsa: persahabatan yang tulus, keakraban yang hangat, dan semangat untuk terus menjaga silaturahmi.

Kebersamaan mungkin sederhana, hanya berdiri berdampingan dan tersenyum. Namun bagi hati yang merasakannya, kebersamaan adalah energi. Ia menguatkan, menghidupkan semangat, dan menjadi obat dari segala penat.

Mari terus rawat persahabatan, jaga silaturahmi, dan kobarkan semangat merah putih dalam keseharian. Karena bangsa yang kuat bukan hanya lahir dari para pemimpinnya, melainkan juga dari persahabatan yang tulus di antara warganya. (Tengku Iskandar, M.Pd)


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement