Rahasia Utama Menang Melawan Musuh: Iman dan Tawakal.
Setiap manusia dalam hidupnya pasti berhadapan dengan musuh. Musuh itu tidak selalu berupa orang yang menampakkanRahasia Utama Menang Melawan Musuh: Iman dan Tawakal kebencian secara terang-terangan, tetapi bisa juga berupa tipu daya setan yang membisikkan keburukan ke dalam hati. Karena itu, para ulama selalu mengingatkan agar seorang muslim tidak hanya sibuk mencari strategi duniawi untuk menghadapi lawan, tetapi juga memperkuat benteng ruhani yang menjadi kunci sejati kemenangan.
Syeikh Al Allamah As-Sa’di rahimahullah pernah menegaskan: “Sesungguhnya iman dan kuatnya tawakkal kepada Allah merupakan kunci utama kemenangan menghadapi para musuh, baik dari syetan kalangan jin maupun syetan kalangan manusia.” (At Taudhih wal Bayan, hlm. 82)
Jadi, ungkapan ini menjadi pengingat yang sangat relevan di setiap zaman, termasuk di era kita sekarang.
Musuh Nyata: Setan dari Jin dan Manusia
Allah Ta’ala mengabarkan bahwa setan memiliki dua wujud: dari kalangan jin dan dari kalangan manusia. Jin membisikkan waswas di dalam hati, sementara manusia menebar godaan lewat rayuan, fitnah, atau bahkan ideologi yang menjauhkan dari Allah. Musuh-musuh ini sering kali tidak tampak secara kasat mata, tetapi efeknya nyata: melemahkan iman, menumbuhkan rasa takut berlebihan, membuat hati ragu, dan menjerumuskan pada kebinasaan.
Maka, seorang muslim yang ingin selamat tidak cukup hanya bersandar pada kemampuan fisik atau kecerdikan akal. Ia memerlukan iman yang kokoh dan tawakal yang benar kepada Allah.
Iman Sebagai Pondasi Kekuatan
Iman adalah cahaya yang menuntun seseorang di tengah kegelapan. Dengan iman, seorang mukmin memandang segala urusan bukan sekadar dengan kacamata dunia, tetapi juga akhirat.
Ketika musuh datang, hati yang beriman tidak gentar. Ia yakin janji Allah pasti benar, bahwa siapa yang menolong agama Allah, maka Allah akan menolongnya (QS. Muhammad: 7). Iman membuat seorang muslim kokoh, tidak mudah terombang-ambing oleh ancaman, rayuan, atau propaganda.
Tawakal Sebagai Senjata Rahasia
Sikap Tawakal bukanlah sikap pasif menyerah tanpa usaha. Tawakal adalah bersungguh-sungguh menyiapkan segala ikhtiar, lalu menyerahkan hasilnya sepenuhnya kepada Allah.
Rasulullah ﷺ mencontohkan hal ini dalam setiap peperangan. Beliau menyiapkan pasukan dengan strategi terbaik, tetapi hatinya bergantung penuh kepada Allah. Karena itu, dalam perang Badar yang jumlah pasukan muslim jauh lebih sedikit, kemenangan justru diraih berkat pertolongan Allah.
Tawakal adalah kekuatan jiwa yang membuat seorang muslim tetap tenang dalam situasi paling genting. Ia sadar bahwa kemenangan bukan ditentukan oleh jumlah, senjata, atau harta, melainkan oleh izin Allah semata.
Musuh Zaman Modern: Ideologi, Syahwat, dan Media
Di zaman sekarang, musuh kaum muslimin tidak selalu datang dengan pedang dan panah. Mereka hadir dalam bentuk ideologi sesat, budaya hedonis, fitnah media, bahkan gaya hidup konsumtif yang menjauhkan hati dari Allah.
Inilah syetan manusia yang membungkus kebatilan dengan kata-kata indah. Inilah syetan jin yang meniupkan keraguan tentang syariat Allah.
Menghadapi musuh-musuh halus semacam ini, senjata materi saja tidak cukup. Yang dibutuhkan adalah benteng keimanan yang kuat dan hati yang tawakal. Tanpa itu, seorang muslim akan mudah hanyut dalam arus globalisasi dan kehilangan jati dirinya.
Bekal Menghadapi Musuh: Dzikir dan Doa
Iman dan tawakal tumbuh subur dengan dzikir yang istiqamah. Seorang muslim yang rajin berdzikir pagi dan petang, hatinya akan dijaga oleh Allah dari tipu daya setan. Doa yang dipanjatkan dengan khusyuk menjadi benteng dari segala kejahatan, sebagaimana doa Nabi:
“Ya Allah, cukuplah Engkau bagiku. Tiada sesembahan yang haq selain Engkau. Kepada-Mu aku bertawakal dan Engkau adalah Rabb pemilik ‘Arsy yang agung.” (HR. Abu Dawud)
Dzikir, doa, dan tilawah Al-Qur’an adalah suplai energi ruhani yang membuat iman tetap kokoh. Tanpa bekal ini, seorang muslim akan rapuh di hadapan musuh.
Kemenangan Hakiki: Ridha Allah
Pada akhirnya, kemenangan terbesar bukanlah mengalahkan musuh di medan perang, tetapi mengalahkan hawa nafsu dan godaan setan dalam hati. Orang yang mampu menundukkan dirinya untuk selalu taat kepada Allah, dialah pemenang sejati.
Allah berfirman: “Barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkannya.” (QS. At-Talaq: 3)
Janji ini berlaku sepanjang zaman. Selama umat Islam berpegang teguh pada iman dan tawakal, mereka tidak akan kalah meski musuh datang dengan segala tipu daya.
Penutup: Rahasia kemenangan bukanlah pada kekuatan senjata semata, tetapi pada kokohnya iman dan tawakal. Inilah yang diajarkan para ulama, termasuk Syeikh As-Sa’di. Inilah yang diteladankan Rasulullah ﷺ dan para sahabat dalam menghadapi ujian hidup maupun peperangan.
Karena itu, mari kita perkuat iman dengan ilmu, ibadah, dan dzikir. Mari kita teguhkan tawakal dengan bersandar penuh kepada Allah setelah berikhtiar. Dengan begitu, kita akan menjadi pribadi yang tangguh, tidak mudah dikalahkan oleh musuh dari jin maupun manusia. (Tengku)
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
