Opinion
Beranda » Berita » Pandangan Islam tentang Kesucian Lahir dan Batin

Pandangan Islam tentang Kesucian Lahir dan Batin

Ilustrasi menjaga kebersihan dalam islam

SURAU.CO – Ajaran Islam menempatkan kebersihan pada posisi yang sangat mulia. Tentu saja, Anda mungkin sering mendengar sebuah hadits populer. Hadits ini menjadi landasan utama dalam memahami konsep kesucian. Rasulullah SAW bersabda, “النَّظَافَةُ مِنَ الْإِيْمَانِ” yang artinya, “Kebersihan adalah sebagian dari iman.” (HR. Tirmidzi). Sejatinya, ungkapan ini bukan sekadar slogan. Sebaliknya, ia mengandung makna filosofis yang sangat mendalam. Dengan kata lain, kebersihan menjadi cerminan langsung dari kualitas keimanan seorang muslim.

Lebih dari itu, Islam memandang kebersihan secara holistik. Konsep ini tidak hanya terbatas pada kebersihan fisik atau jasmani. Akan tetapi, ia juga mencakup kebersihan spiritual atau rohani. Keduanya saling berkaitan erat. Oleh karena itu, Islam menuntut setiap muslim untuk menjaga kesucian dalam setiap aspek kehidupannya. Hal ini membuktikan bahwa Islam adalah agama yang sempurna, karena mengatur semua sisi kehidupan manusia.

Thaharah: Pintu Gerbang Menuju Ibadah

Dalam Fiqih Islam, kita mengenal konsep kebersihan sebagai Thaharah. Secara istilah, Thaharah berarti bersuci dari hadas dan najis. Ini adalah syarat mutlak agar berbagai ibadah menjadi sah. Sebagai contoh, seorang muslim wajib berwudhu sebelum melaksanakan shalat. Wudhu merupakan sebuah ritual untuk menyucikan diri. Melalui aktivitas ini, seseorang membersihkan anggota tubuh tertentu dengan air. Tanpa wudhu yang sah, shalat seseorang tidak akan diterima.

Selain wudhu, Islam juga mengajarkan mandi wajib atau ghusl. Tujuannya adalah untuk membersihkan diri dari hadas besar. Dengan demikian, Thaharah menjadi gerbang utama. Ia membuka jalan bagi seorang hamba untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Bahkan, Allah SWT secara eksplisit menyatakan kecintaan-Nya kepada orang yang menjaga kesucian. Hal ini tertuang dalam firman-Nya:

“إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ”

Burnout dan Kelelahan Jiwa: Saatnya Pulang dan Beristirahat di Bab Ibadah

Artinya: “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri.” (QS. Al-Baqarah: 222).

Ayat ini secara jelas menegaskan bahwa kebersihan fisik memiliki nilai ibadah di sisi Allah.

Kebersihan Spiritual: Membersihkan Hati dari Penyakit

Akan tetapi, ajaran Islam tentang kebersihan melampaui aspek fisik. Lebih jauh lagi, Islam sangat menekankan pentingnya kebersihan spiritual atau batin. Para ulama menyebutnya sebagai Tazkiyatun Nafs atau penyucian jiwa. Perlu dipahami bahwa hati yang bersih merupakan fondasi utama dari akhlak yang mulia. Sebaliknya, hati yang kotor akan merusak amal dan hubungan dengan sesama.

Adapun penyakit hati dapat berupa kesombongan, iri, dengki, dan riya. Untuk itu, seorang muslim harus membersihkan semua sifat tercela ini. Prosesnya sendiri melibatkan taubat, zikir, dan introspeksi diri. Selanjutnya, hati yang suci akan memancarkan ketenangan. Hati tersebut juga membuat seseorang lebih mudah menerima kebenaran. Tanpa kebersihan batin, kebersihan fisik menjadi tidak sempurna. Keduanya harus berjalan seimbang.

Teladan Rasulullah SAW dalam Menjaga Kebersihan

Nabi Muhammad SAW adalah teladan terbaik dalam segala hal. Tentu saja, beliau juga memberikan contoh nyata tentang pentingnya menjaga kebersihan. Dalam kehidupan sehari-hari, beliau selalu tampil rapi dan bersih. Beliau rutin bersiwak untuk menjaga kebersihan gigi dan mulut. Tidak hanya itu, beliau juga menyukai wewangian dan menganjurkan umatnya memakai pakaian yang bersih.

Seni Mengkritik Tanpa Melukai: Memahami Adab Memberi Nasihat yang Elegan

Selain kebersihan diri, Rasulullah SAW juga sangat peduli terhadap kebersihan lingkungan. Beliau melarang umatnya membuang kotoran di tempat umum. Sebagai contoh, di sumber air atau di bawah pohon yang rindang. Sunnah ini mengajarkan kita untuk bertanggung jawab. Jadi, kita harus menjaga kebersihan lingkungan sebagai bentuk syukur kepada Allah SWT.

Relevansi Kebersihan dalam Kehidupan Modern

Ajaran Islam tentang kebersihan ternyata sangat relevan dengan ilmu pengetahuan modern. Dunia medis, misalnya, mengakui bahwa kebersihan adalah kunci utama kesehatan. Kita dapat mencegah banyak penyakit dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Sebagai buktinya, kebiasaan mencuci tangan yang Islam ajarkan melalui wudhu terbukti efektif. Kebiasaan ini mampu mencegah penyebaran kuman dan virus berbahaya.

Dengan demikian, menjaga kebersihan menurut ajaran Islam membawa manfaat ganda. Pertama, ia merupakan bentuk ketaatan kepada Allah SWT yang bernilai ibadah. Kedua, ia memberikan manfaat langsung bagi kesehatan fisik dan sosial. Fakta ini menunjukkan betapa ajaran Islam bersifat universal dan abadi, karena prinsip-prinsipnya selalu sesuai dengan perkembangan zaman.

Pada akhirnya, kebersihan dalam Islam adalah sebuah gaya hidup. Ia mencakup kesucian badan, pakaian, tempat tinggal, hingga kesucian hati. Seorang muslim sejati akan selalu berusaha menjaga kebersihan lahir dan batinnya. Sebab, dengan kebersihan, iman seseorang akan menjadi lebih sempurna.

Mengubah Insecure Menjadi Bersyukur: Panduan Terapi Jiwa Ala Imam Nawawi

Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement