SURAU.CO-Mengapa Rasulullah SAW Lebih Mengutamakan Akhlak daripada Ilmu? Karena akhlak menjadi ruh yang menghidupkan ilmu. Tanpa akhlak, ilmu bisa melahirkan kesombongan dan merugikan banyak orang. Dengan akhlak, ilmu berubah menjadi cahaya yang menuntun amal dan menebar manfaat.
Saya pernah menyaksikan sebuah majelis ilmu. Santri yang cepat paham bukan yang paling banyak bicara, tetapi yang sabar mendengar dan sopan terhadap guru. Adab membuka hati, menenangkan pikiran, dan membuat ilmu lebih mudah masuk. Itulah sebabnya para ulama selalu menekankan belajar adab sebelum ilmu. Mereka yakin, karakter baik adalah syarat utama agar ilmu membawa keberkahan.
Dalam kehidupan sehari-hari, hal ini terbukti. Orang yang berakhlak baik lebih dipercaya untuk memimpin dan berkolaborasi. Kepercayaan sosial itu membuat dia lebih banyak belajar hal baru. Dengan akhlak, seseorang mendapat peluang yang memperkaya pengetahuannya. Ilmu bertumbuh subur karena ada adab yang menumbuhkan lingkungan aman untuk belajar.
Adab dan Ilmu: akhlak lebih utama, ilmu berdaya guna
Al-Qur’an menegaskan kemuliaan akhlak Nabi: “Dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti agung.” (QS. 68:4) quran.com/68/4. Ayat ini menunjukkan standar pertama dalam Islam adalah akhlak. Ilmu, amal, dan prestasi berjalan di bawah bimbingannya. Nabi sendiri diutus untuk menyempurnakan akhlak, bukan sekadar mengajarkan teori.
Dalam praktik, adab melahirkan disiplin, empati, dan tanggung jawab. Disiplin membuat ilmu terjaga. Empati memastikan ilmu dipakai untuk kemaslahatan. Tanggung jawab menjaga agar pengetahuan tidak disalahgunakan. Tanpa akhlak, ilmu bisa berubah menjadi alat manipulasi. Dengan akhlak, ilmu menjadi penolong kehidupan.
Pengalaman dari dunia kerja juga membuktikan hal ini. Perusahaan menilai integritas dan karakter lebih tinggi daripada sekadar kecerdasan. Integritas adalah wajah nyata dari akhlak. Orang yang berintegritas dipercaya, lalu lebih banyak mendapat kesempatan belajar. Dengan kata lain, akhlak menciptakan jalan lebar bagi ilmu untuk berkembang dan bermanfaat.
Karakter dan Pengetahuan: akhlak membentuk penerimaan pengetahuan
Akhlak menentukan cara kita menerima dan menyebarkan ilmu. Semua itu menunjukkan akhlak adalah pintu utama bagi lahirnya manfaat dari ilmu.
Di ruang kelas, guru yang berakhlak baik menumbuhkan rasa aman. Murid berani bertanya, mencoba, bahkan berbuat salah lalu memperbaikinya. Proses itu membuat ilmu bertahan lama dalam ingatan. Di ruang dakwah, dai yang berakhlak santun lebih didengar daripada yang kasar. Ilmu tersampaikan karena akhlak mendukungnya.
Pengetahuan baru yang sering terlewat adalah fungsi akhlak sebagai landasan kognitif. Sikap yang benar menyiapkan otak dan hati agar informasi berubah menjadi makna. Tanpa akhlak, informasi hanya menumpuk di kepala. Dengan akhlak, informasi berubah menjadi kebijaksanaan.
Mengutamakan akhlak bukan berarti merendahkan ilmu. Justru akhlak adalah jalan agar ilmu bermanfaat dan tidak membahayakan. Rasulullah SAW menunjukkan teladan itu dalam setiap aspek hidupnya. Beliau mengajarkan, karakter baik melahirkan kepercayaan, sedangkan ilmu menjadi alat untuk menjaga dan memperluas manfaat. Keduanya berjalan bersama, namun akhlak tetap memimpin.
Akhlak adalah mahkota ilmu. Rasulullah SAW menegaskan misi utama beliau adalah menyempurnakan akhlak. Dengan akhlak, ilmu membawa manfaat luas. Tanpa akhlak, ilmu kehilangan arah dan hanya menjadi beban. Karena itu, ulama selalu menekankan adab sebelum ilmu agar lahir generasi berilmu sekaligus berkarakter.
Dalam kehidupan nyata, orang berilmu belum tentu dihormati. Namun, orang berakhlak baik hampir selalu dipercaya dan disegani. Kepercayaan itu membuka jalan bagi ilmu untuk berkembang. Islam mengajarkan bahwa akhlak adalah fondasi utama. Ilmu hanya berdaya guna jika akhlak hadir sebagai penuntun sekaligus pengawal.
Mengutamakan akhlak bukan sekadar slogan, tetapi strategi pendidikan jangka panjang. Karakter baik menjaga ilmu tetap bermanfaat, sementara ilmu menguatkan akhlak dengan pemahaman yang benar. Rasulullah SAW telah memberi teladan nyata. Umat Islam perlu meneladani dengan menempatkan akhlak lebih tinggi daripada ilmu agar keberkahan ilmu tercapai. (Hendri Hasyim)
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
