Fiqih
Beranda » Berita » Puasa Kelahiran dalam Islam dan Manfaat Spiritualnya

Puasa Kelahiran dalam Islam dan Manfaat Spiritualnya

Gambar Ilustrasi Menunggu Berbuka Puasa
Gambar Ilustrasi Menunggu Berbuka Puasa

SURAU.CO-Puasa Kelahiran sering dibicarakan sebagian muslim sebagai wujud syukur atas nikmat hidup. Puasa kelahiran juga dipandang sebagai cara mendekatkan diri kepada Allah dengan memanfaatkan momen ulang tahun sebagai sarana ibadah. Dalam ajaran Islam, puasa tidak hanya terbatas pada kewajiban Ramadhan, tetapi juga hadir dalam berbagai bentuk puasa sunnah yang memperkaya dimensi spiritual seorang muslim.

Islam memang tidak menyebut istilah ini secara khusus, tetapi ajaran Nabi Muhammad SAW memberi dasar yang kuat. Beliau berpuasa setiap hari Senin, dan ketika ditanya alasannya, beliau menjawab bahwa Senin adalah hari kelahiran beliau. Dari sini banyak umat Islam mencontoh praktik itu sebagai sarana syukur sekaligus muhasabah. Dengan kata lain, puasa di hari kelahiran bisa menjadi sarana introspeksi diri dan momentum mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.

Puasa Kelahiran sebagai Ekspresi Syukur

Seorang muslim yang berpuasa di hari kelahirannya merasakan suasana batin yang lebih khusyuk. Ia menahan lapar, haus, dan hawa nafsu sebagai bentuk pengendalian diri. Dalam praktiknya, banyak orang yang memilih puasa sunnah Senin-Kamis bertepatan dengan hari lahir. Mereka berniat sekaligus untuk syukur atas umur yang Allah tambah.

Hadis riwayat Imam Muslim menjelaskan, Nabi Muhammad SAW berpuasa di hari Senin karena hari itu adalah hari kelahirannya. Umat Islam kemudian memahami bahwa berpuasa pada hari lahir tidak bertentangan dengan syariat. Mereka menemukan ketenangan, rasa syukur, serta motivasi untuk memperbaiki amal.

Pengalaman ini terasa nyata bagi sebagian orang. Mereka menilai bahwa puasa di hari kelahiran membuat hati lebih ringan dan pikiran lebih jernih. Bahkan, ada yang merasakan kedekatan spiritual yang kuat karena ibadah dilakukan pada hari istimewa dalam hidupnya.

Ziarah Makam Hari Jum’at, Apa Hukumnya?

Manfaat Puasa Kelahiran dalam Perspektif Islam

Puasa di hari kelahiran memberi manfaat yang sangat luas. Secara spiritual, puasa ini mengingatkan setiap orang bahwa umur adalah amanah. Umur yang bertambah tidak sekadar angka, tetapi tanggung jawab yang menuntut pertanggungjawaban di hadapan Allah.

Manfaat jasmani pun terasa. Tubuh menjadi lebih ringan, sistem pencernaan beristirahat, dan energi tubuh digunakan untuk pemulihan. Banyak penelitian kesehatan menyebut puasa mampu membantu detoksifikasi dan menjaga metabolisme. Dengan begitu, puasa kelahiran menyatukan manfaat spiritual dan kesehatan secara bersamaan.

Dari sisi sosial, puasa kelahiran juga menghadirkan nilai kebersamaan. Seorang muslim dapat berbagi makanan saat berbuka kepada tetangga atau fakir miskin. Ia tidak hanya menjalankan ibadah pribadi, tetapi juga membangun ikatan sosial yang lebih kuat. Tradisi ini bisa menggantikan budaya pesta ulang tahun yang sering berlebihan dengan cara sederhana namun penuh makna.

Lebih jauh, puasa ini membantu seseorang menghindari sikap lalai. Ia menjauh dari budaya hedonis yang hanya menekankan kesenangan duniawi. Sebaliknya, ia menggunakan momen lahir untuk berdoa, merenung, dan memohon keberkahan umur. Puasa kelahiran mendidik hati agar tidak terjebak pada perayaan duniawi semata.

Pada akhirnya, puasa kelahiran tidak menjadi kewajiban syariat, tetapi praktik ini bisa menjadi jalan kebaikan bila diniatkan dengan benar. Islam mengajarkan bahwa setiap amal tergantung pada niatnya. Jika seseorang berpuasa di hari kelahiran dengan niat syukur dan ibadah, maka amal itu bernilai positif.

Tidak Shalat Jum’at Karena Hujan; Apa Hukumnya?

Puasa kelahiran juga selalu relevan dalam setiap masa. Tradisi ini berlaku kapanpun karena manusia di setiap zaman tetap membutuhkan pengingat tentang tujuan hidup. Dengan menjalankan puasa pada hari kelahiran, seorang muslim menegaskan bahwa hidup adalah amanah yang harus dijalani dengan penuh syukur. Umur bukan sekadar angka, tetapi kesempatan emas untuk memperbaiki diri, menambah amal, dan mendekatkan diri kepada Allah.(Hendri Hasyim)


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement