SURAU.CO – Manusia secara alami sering mendahulukan kepentingan dirinya sendiri. Naluri ini merupakan bagian dari cara kita untuk bertahan hidup. Akan tetapi, ajaran Islam mengajak manusia untuk mencapai derajat akhlak yang jauh lebih mulia. Puncak dari kemuliaan itu adalah sifat Itsar. Sifat ini berarti kita secara sadar mengutamakan kepentingan orang lain di atas kepentingan pribadi, bahkan saat kita sendiri sedang membutuhkan.
Sifat Itsar bukanlah sekadar kedermawanan biasa. Ia merupakan level tertinggi dari pengorbanan dan kepedulian. Sifat ini lahir dari keimanan yang kokoh dan rasa kasih sayang tulus terhadap sesama saudara. Allah SWT bahkan memuji para pemilik sifat agung ini secara langsung di dalam Al-Qur’an. Mereka menjadi teladan abadi bagi seluruh umat Islam.
Pujian Langsung dari Allah untuk Kaum Anshar
Kita dapat menemukan teladan terbaik dari sifat Itsar dalam sejarah hijrah Nabi. Saat itu, kaum Muhajirin meninggalkan seluruh harta mereka di Makkah. Mereka pun tiba di Madinah tanpa memiliki bekal apa pun. Di sinilah kaum Anshar, penduduk asli Madinah, menunjukkan kemuliaan akhlak mereka yang luar biasa.
Kaum Anshar tidak hanya menyambut saudara mereka. Mereka juga membagi apa pun yang mereka miliki dengan tulus. Mereka rela berbagi rumah, makanan, dan harta, meskipun mereka sendiri tidak hidup dalam kelimpahan. Allah mengabadikan sikap agung ini dalam firman-Nya sebagai pujian abadi.
…وَيُؤْثِرُونَ عَلَى أَنْفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ
Artinya: “…Dan mereka mengutamakan (Muhajirin) atas dirinya sendiri, meskipun mereka sendiri dalam kesusahan.” (QS. Al-Hasyr: 9).
Ayat ini memberikan kita definisi Itsar yang paling sempurna. Frasa “meskipun mereka sendiri dalam kesusahan” (khasashah) menegaskan bahwa mereka berkorban di saat mereka juga sangat membutuhkannya. Mereka tidak memberi dari sisa kelebihan, melainkan memberi dari kekurangan demi menolong saudaranya.
Tanda Kesempurnaan Iman Seseorang
Sifat Itsar memiliki kaitan yang sangat erat dengan kualitas iman seseorang. Sifat ini merupakan buah dari keyakinan bahwa balasan di sisi Allah jauh lebih baik. Seseorang tidak akan mampu ber-Itsar jika ia tidak tulus mencintai saudaranya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan pondasi dari sifat ini dalam sabdanya:
لا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ
Artinya: “Tidak sempurna iman salah seorang di antara kalian hingga ia mencintai untuk saudaranya apa yang ia cintai untuk dirinya sendiri.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Hadits ini adalah dasarnya. Namun, Itsar membawa kita satu tingkat lebih tinggi lagi. Hadits ini mengajarkan kita untuk menginginkan kebaikan yang sama bagi saudara kita. Adapun Itsar adalah saat kita memberikan kebaikan yang kita cintai itu kepada saudara kita.
Batasan Penting dalam Mengamalkan Sifat Itsar
Meskipun Itsar sangat mulia, para ulama menetapkan sebuah batasan penting. Kita sangat dianjurkan menerapkan sifat ini dalam berbagai urusan duniawi. Contohnya seperti dalam hal makanan, harta, atau tempat tinggal. Akan tetapi, kita tidak boleh melakukannya dalam urusan ibadah dan ketaatan kepada Allah.
Misalnya, kita tidak boleh memberikan posisi kita di shaf pertama shalat kepada orang lain dengan niat Itsar. Dalam urusan ibadah, Allah justru memerintahkan kita untuk saling berlomba dalam kebaikan (fastabiqul khairat). Mendahulukan orang lain dalam ketaatan bisa dihukumi makruh, karena seolah kita kurang bersemangat dalam meraih pahala.
Menumbuhkan Sifat Mulia dalam Diri
Pada akhirnya, Itsar adalah latihan jiwa untuk melawan sifat kikir dan egois. Sifat ini membuktikan bahwa persaudaraan Islam (ukhuwah) bukanlah slogan belaka. Ia adalah prinsip yang harus kita wujudkan dalam tindakan nyata. Sifat mulia ini akan membersihkan hati dari dengki dan membangun masyarakat yang penuh kasih sayang.
Mungkin mempraktikkannya terasa berat. Namun, kita selalu bisa memulainya dari hal-hal kecil. Dengan melatih diri untuk mendahulukan orang lain dalam urusan sederhana, kita sedang menapaki jalan yang ditempuh oleh generasi terbaik umat ini. Semoga Allah menganugerahkan kita semua akhlak yang agung ini.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
