Khazanah
Beranda » Berita » Ciri Orang Bodoh Menurut Abu al-Laits As-Samarqandy

Ciri Orang Bodoh Menurut Abu al-Laits As-Samarqandy

Ciri Orang Bodoh Menurut Abu al-Laits As-Samarqandy
Ilustrasi Abu al-Laits As-Samarqandy. (Foto: Istimewa)

SURAU.CO – Di antara para ulama klasik, Abu al-Laits As-Samarqandy terkenal dengan nasihat-nasihatnya yang sangat bermanfaat. Nama lengkapnya adalah Abu al-Laits Nashr bin Muhammad bin Ahmad bin Ibrahim As-Samarqandy, seorang ulama faqih, ahli hadits, dan tafsir asal Uzbekistan.

Karya monumental yang sangat terkenal berjudul Tanbiih al-Ghaafiliin (Pengingat Bagi Mereka yang Lupa). Para santri di pesantren-pesantren Nusantara mempelajari kitab ini sebagai bekal kehidupan kelak setelah kembali ke masyarakat.. Kitab itu berisi nasihat moral, kisah inspiratif, dan peringatan agar manusia tidak terjerumus dalam keburukan hidup.

Dalam kitab tersebut, Abu al-Laits menjelaskan ciri-ciri orang bodoh. Beliau tidak mengukur kebodohan dari rendahnya kecerdasan intelektual, melainkan dari karakter moral, akhlak, dan mental. Jadi, menurutnya, kegagalannya bukan lahir dari kurangnya ilmu pengetahuan, melainkan dari hati dan perilaku yang salah arah.

Beliau menyebut enam ciri utama orang bodoh yang hingga kini masih relevan dengan kehidupan kita.

1.Marah Tanpa Sebab

Orang bodoh biasanya mudah marah tanpa alasan yang jelas. Marah memang bersifat manusiawi, tapi marah yang tidak terkendali dan tanpa sebab bisa menghancurkan dirinya sendiri. Orang yang meledak-ledak, berpura-pura marah tanpa sebab, atau memarahi orang lain tanpa kesalahan justru merusak hubungan sosial.

Burnout dan Kelelahan Jiwa: Saatnya Pulang dan Beristirahat di Bab Ibadah

Abu al-Laits menegaskan bahwa marah tanpa sebab menunjukkan kelemahan jiwa. Orang seperti ini gagal mengendalikan emosinya dengan akal sehat, padahal Allah sudah memberikan akal dan hati untuk menjadi kompas dalam berpikir.

Rasulullah ﷺ bersabda:

Bukanlah orang kuat itu yang pandai bergulat, tetapi orang kuat adalah yang mampu menahan amarah.” (HR. Bukhari dan Muslim)

2. Berbicara Tanpa Manfaat

Orang bodoh juga gemar berbicara tentang hal-hal yang tidak bermanfaat. Allah menganugerahkan lisan agar manusia bisa menyampaikan pesan, berdakwah, menenangkan hati, dan membangun persaudaraan. Namun, lisan yang tidak dijaga bisa mendatangkan bencana.

Abu al-Laits menegaskan bahwa orang yang bicaranya sia-sia, apalagi menyakiti hati orang lain, justru menunjukkan keburukannya. Semakin banyak ia berbicara tanpa arah, semakin besar pula kemungkinannya terjebak dalam dusta, ghibah, atau fitnah.

Seni Mengkritik Tanpa Melukai: Memahami Adab Memberi Nasihat yang Elegan

Kita sering mendengar pepatah, “Mulutmu harimaumu.” Artinya, ucapan bisa mencelakakan orang lain sekaligus menghancurkan dirinya sendiri.

3. Memberikan Sesuatu Tidak pada Tempatnya

Ciri ketiga orang bodoh adalah memberikan atau menempatkan sesuatu yang tidak pada tempatnya.

Bayangkan seseorang memberi pisau atau korek api kepada anak kecil. Ia perbuatan yang bisa membahayakan dirinya atau oranglain. Begitu juga ketika orang mengenakan baju renang ke mall, jelas ini tidak pantas.

Dalam kehidupan sosial, orang bodoh sering memberi amanah kepada yang tidak layak, memilih pemimpin yang tidak jujur, atau memuji orang yang salah.

Allah telah menegaskan agar manusia memberikan amanah kepada yang berhak. Allah berfirman:

Mengubah Insecure Menjadi Bersyukur: Panduan Terapi Jiwa Ala Imam Nawawi

“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang bersedia, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil…” (QS. An-Nisa: 58)

Orang yang tidak mampu menempatkan sesuatu secara proporsional akhirnya membuat kebaikan berubah menjadi keburukan.

4. Mengumbar Rahasia kepada Siapapun

Orang bodoh juga gemar membocorkan rahasia. Ketika seseorang mengungkapkan rahasia yang dipercayakan kepadanya, itu berarti mengingkari amanah.

Abu al-Laits menjelaskan bahwa orang yang tidak bisa menjaga lidahnya dengan membocorkan sesuatu justru menjerumuskan diri dalam keburukan. Banyak pertikaian dalam sejarah lahir karena rahasia yang terbongkar.

Orang bijak tahu kapan harus bicara dan kapan harus diam. Sebaliknya, orang bodoh merasa bebas mengumbar semua hal tanpa mempertimbangkan akibatnya.

5. Mudah Percaya kepada Siapapun

Ciri kelima orang bodoh adalah terlalu mudah percaya kepada orang lain.

Memang, kepercayaan menjadi dasar hubungan sosial. Namun, mempercayai orang tanpa menyeleksi dan tanpa mengenal latar belakangnya hanya membawa penyesalan. Abu al-Laits menyebut sikap ini sebagai kebodohan, karena orang tersebut tidak mampu memilah siapa yang layak dipercaya dan siapa yang tidak.

Bagaimana mungkin seseorang mempercayakan harta kepada pencuri atau memberi jabatan penting kepada penjahat? Itu jelas kesalahan fatal.

Di zaman modern, kita bisa melihat penggambaran ini dari fenomena percaya begitu saja pada berita hoaks. Orang langsung menyebarkan kabar tanpa memverifikasi kebenarannya. Akibatnya bisa merugikan diri sendiri dan orang lain bisa ikut terkena dampaknya.

Al-Qur’an sudah mengingatkan:

“Wahai orang-orang yang beriman! Jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya…” (QS. Al-Hujurat: 6)

6. Tidak Mampu Membedakan Kawan dan Lawan

Orang bodoh juga tidak bisa membedakan siapa kawan dan siapa lawan.

Dalam perang, sikap seperti ini bisa menyebabkan bencana: menembak kawan sendiri atau membiarkan musuh menyerang. Dalam kehidupan sehari-hari, orang bodoh sering memberikan kesetiaan penuh kepada orang yang merugikannya, sementara ia mengabaikan sahabat sejati yang tulus mendukung.

Orang bijak selalu mengenali siapa yang layak diberi kepercayaan penuh, siapa yang cukup dihormati, dan siapa yang sebaiknya dijauhi. Ketidakmampuan membedakan hal ini akan menjadikan keburukan.

Menghindari Kebodohan, Meraih Kebijaksanaan

Enam ciri orang bodoh menurut Abu al-Laits As-Samarqandy bukan sekadar teori lama, namun tetap relevan sepanjang zaman.

Bodoh menurut Abu al-Laits bukan berarti tidak bersekolah atau tidak memiliki ijazah. Orang yang bodoh adalah orang yang gagal mengendalikan emosi, tidak bijak menggunakan lisannya, tidak pandai menempatkan sesuatu, tidak mampu menjaga rahasia, terlalu mudah percaya, dan tidak bisa membedakan kawan dan lawan.

Mari kita jadikan nasihat Abu al-Laits sebagai cermin agar kita tumbuh menjadi pribadi yang bijak. Semoga Allah menjauhkan kita dari sifat orang bodoh dan menjadikan kita hamba yang cerdas, sabar, dan penuh kebijaksanaan. Amin ya Rabbal ‘alamin.

 


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement