SURAU.CO – Akhlak mulia tidak lahir dari teori semata. Ia lahir dari kisah nyata, keteladanan, dan pengalaman orang-orang saleh. Umar bin Ahmad Baraja dalam Akhlaq lil Banin Juz 2 menyajikan berbagai kisah yang menyentuh hati. Kisah itu sederhana, tetapi membawa pesan mendalam berbakti kepada orang tua membawa kesudahan baik, sementara durhaka mengantarkan pada kebinasaan.
Umar bin Ahmad Baraja adalah seorang ulama Hadramaut yang hidup di abad ke-20 dan banyak mengajar di Hijaz. Beliau menulis Akhlaq lil Banin dengan bahasa yang sederhana agar anak-anak madrasah dan santri pemula dapat memahami adab Islami sejak dini.
Kitab ini menempati posisi penting dalam pendidikan akhlak klasik karena berisi kisah nyata yang sarat pelajaran. Bukan sekadar nasihat kosong, tetapi contoh hidup yang dapat diteladani anak-anak hingga dewasa.
1. Keteladanan Sayyidina Ismail dan Ali Zainal Abidin
Umar Baraja menuturkan kisah agung Nabi Ismail a.s. yang rela disembelih demi ketaatan kepada Allah. Saat Nabi Ibrahim berkata:
يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَى (الصافات: 102)
“Wahai anakku, sesungguhnya aku bermimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu.”
Ismail menjawab dengan penuh bakti:
يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ
“Wahai ayahku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, insyaAllah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.”
Inilah puncak bakti seorang anak: taat kepada perintah Allah sekaligus menjaga hati ibunya agar tidak terlalu bersedih.
Kisah lain datang dari Sayyidina Ali Zainal Abidin r.a., cicit Nabi Muhammad ﷺ. Ia dikenal sebagai orang yang paling berbakti kepada ibunya. Ketika ditanya mengapa tidak makan bersama sang ibu, ia menjawab:
“Aku khawatir tanganku mendahului makanan yang ibuku inginkan. Jika itu terjadi, aku takut dianggap durhaka kepadanya.”
Kisah ini mengajarkan bahwa berbakti tidak selalu dalam perkara besar, tetapi juga dalam hal kecil yang penuh kepekaan.
2. Durhaka yang Menghalangi Kalimat Syahadat
Ada pula kisah seorang pemuda yang menjelang ajalnya sulit mengucapkan kalimat Laa ilaha illallah. Rasulullah ﷺ mendatangi pemuda itu dan bertanya sebabnya. Pemuda itu menjawab lirih: “Karena aku durhaka kepada ibuku.”
Nabi ﷺ kemudian memanggil sang ibu. Beliau berkata kepadanya: “Apakah engkau ridha kepada anakmu?” Sang ibu pun menangis, lalu mengikrarkan ridha di hadapan Rasulullah ﷺ. Setelah itu Nabi berkata: “Hai anak, ucapkanlah Laa ilaha illallah.” Maka pemuda itu pun berhasil mengucapkannya.
Nabi ﷺ bersabda: “Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkannya dari neraka.”
Kisah ini menjadi peringatan keras. Durhaka kepada orang tua bukan dosa ringan, ia dapat menghalangi seseorang dari husnul khatimah.
3. Bakti yang Menyelamatkan Jiwa
Banyak teladan lain yang dituturkan Umar Baraja. Seorang anak Yahudi yang melayani Nabi ﷺ ketika sakit justru mendapatkan hidayah masuk Islam karena mendengarkan nasihat ayahnya: “Taatilah Abal Qasim (Nabi).” Berkat baktinya kepada ayah, Allah memberinya taufiq menjadi muslim sebelum wafat.
Ada pula kisah ulama besar, Haiwah bin Syuraih. Ketika sedang mengajar murid-muridnya, ibunya datang dan memintanya memberi makan ayam. Tanpa ragu, ia tinggalkan majelisnya dan segera menunaikan perintah ibunya.
Contoh lain adalah Dzar bin Umar Al-Hamdani. Ia tidak pernah berjalan sejajar dengan ayahnya di siang hari, selalu berada di belakangnya. Namun di malam hari, ia berjalan di depan ayahnya agar dapat melindunginya dari bahaya. Ia juga tidak pernah menaiki atap rumah ketika ayahnya ada di bawah.
Semua kisah ini menunjukkan bahwa bakti kepada orang tua adalah jalan menuju keberkahan.
Hikmah yang Menyelamatkan
Kisah-kisah dalam Akhlaq lil Banin Juz 2 menegaskan bahwa birrul walidain (berbakti kepada orang tua) membawa kesudahan baik, sedangkan durhaka mendatangkan murka Allah.
Mari kita renungkan: sudahkah kita benar-benar berbakti kepada orang tua? Sudahkah kita berdoa untuk mereka, bahkan jika mereka telah tiada?
اللَّهُمَّ اجْعَلْنَا مِنَ الْبَارِّينَ بِوَالِدَيْنَا، وَاحْفَظْنَا مِنْ عُقُوقِهِمَا، وَاخْتِمْ لَنَا بِحُسْنِ الْخَاتِمَةِ
“Ya Allah, jadikanlah kami termasuk anak-anak yang berbakti kepada orang tua, lindungi kami dari durhaka kepada mereka, dan wafatkanlah kami dalam husnul khatimah.”
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
