Masuklah Dalam Barisan Penolong Agama Allah.
Bismillāh wal-ḥamdulillāh, Segala puji hanya bagi Allah yang telah memberi kita nikmat iman, Islam, dan kesempatan untuk beramal shalih. Oleh karena itu, marilah kita senantiasa bersyukur dan meningkatkan kualitas iman serta amal shalih kita. آمين يا رب العالمين. Dengan demikian, marilah kita senantiasa bersyukur dan meningkatkan kualitas iman serta amal shalih kita, آمين يا رب العالمين. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita, Nabi Muhammad ﷺ, teladan agung dalam perjuangan menegakkan agama Allah.
Keutamaan Menolong Agama Allah
Ibnu Qayyim al-Jauziyyah rahimahullāh pernah berkata:
“Allah akan memberikan ganjaran kebaikan bagi orang yang menolong agama Islam, walaupun hanya dengan sebaris kalimat.” (I’lāmul Muwaqqi‘īn, jilid 6, hlm. 131)
Kalimat ini mengandung pesan mendalam: betapa luasnya karunia Allah. Bahkan sebuah ucapan singkat yang membela kebenaran, menyampaikan nasihat, atau meluruskan kekeliruan dalam agama, bisa menjadi amal besar di sisi Allah.
Apalagi bila kita mengorbankan waktu, tenaga, dan harta untuk Islam, tentu pahalanya lebih berlipat ganda.
Makna Menolong Agama Allah
Menolong agama Allah bukanlah berarti bahwa Allah membutuhkan bantuan kita. Allah Maha Kuasa, agama-Nya pasti akan tegak.
Tetapi yang dimaksud adalah kesediaan kita untuk menjadi bagian dari para hamba-Nya yang dipilih untuk berjuang, menyebarkan, menjaga, dan menghidupkan ajaran Islam.
Allah berfirman: “Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kalian penolong-penolong Allah, sebagaimana Isa putra Maryam berkata kepada para pengikutnya: Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku (untuk menegakkan agama) Allah? Maka para pengikut setia menjawab: Kami adalah penolong-penolong agama Allah.” (QS. Ash-Shaff: 14)
Bentuk Nyata Menolong Agama Allah
1. Dengan Lisan
Menyampaikan dakwah yang lurus berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah.
Meluruskan kesalahpahaman umat tentang ajaran Islam.
Membela Islam dari tuduhan, fitnah, dan propaganda yang menyesatkan.
2. Dengan Tulisan
Menyebarkan ilmu melalui artikel, buku, atau media sosial. Menjawab syubhat (kerancuan) yang ditujukan kepada Islam. Memberikan nasihat singkat namun penuh makna, sebagaimana kata Ibnu Qayyim: “Walaupun hanya dengan sebaris kalimat.”
3. Dengan Harta
Membiayai dakwah, pendidikan Islam, dan perjuangan umat. Menyokong lembaga, masjid, pesantren, dan kegiatan yang menjaga agama Allah.
4. Dengan Tenaga dan Jiwa
Mengabdikan waktu untuk aktivitas dakwah. Menjadi relawan, guru ngaji, atau apapun yang bermanfaat untuk Islam.
Janji Allah bagi Penolong Agama-Nya
Allah menegaskan dalam Al-Qur’an: “Jika kalian menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolong kalian dan meneguhkan kedudukan kalian.” (QS. Muhammad: 7)
Janji ini adalah kepastian. Barangsiapa dengan ikhlas menolong agama Allah, maka Allah akan menolongnya dalam kehidupan dunia maupun akhirat.
Refleksi untuk Kita: Sering kali kita merasa kecil, tidak mampu, atau tidak punya peran besar dalam perjuangan Islam. Namun, dari ucapan Ibnu Qayyim ini kita belajar bahwa kebaikan sekecil apapun tidak akan sia-sia. Satu kalimat di media sosial yang meluruskan pemahaman bisa menjadi sebab hidayah bagi orang lain. Satu kalimat pengingat kepada saudara kita bisa menjadi penyelamat di hari kiamat.
Penutup: Langkah Istiqomah Dengan Niat Yang Tulus
Saudaraku, jangan pernah meremehkan amal kecil. Allah tidak melihat seberapa besar perbuatan kita, tetapi melihat keikhlasan yang ada di dalam hati. Mari kita masuki barisan penolong agama Allah dengan niat yang tulus, langkah yang istiqamah, dan doa yang penuh pengharapan.
Semoga Allah menjadikan kita bagian dari hamba-hamba-Nya yang terhormat, yang kelak mendapat syafaat Rasulullah ﷺ karena telah ikut berjuang menolong agama Islam, meski hanya dengan sebaris kalimat.
Renungan: “Apakah aku sudah menjadi penolong agama Allah, atau justru masih menjadi penonton dari kejauhan?”
Konten Reflektif Tauhid.
Seikat bunga putih yang terikat pita merah, dengan cahaya lembut yang menyinari keindahannya. Oleh karena itu, keindahan bunga ini dapat membawa ketenangan dan kedamaian bagi yang melihatnya. Lagi tertulis kalimat agung:
> لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
“Tiada ilah yang berhak disembah selain Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya, milik-Nya segala kerajaan, segala pujian hanya untuk-Nya, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.”
Kalimat ini bukan sekadar dzikir, tapi inti dari tauhid. Di dalamnya terkandung penegasan bahwa:
Hanya Allah yang berhak disembah (lā ilāha illā Allāh).
Allah Maha Esa, tidak ada sekutu dalam kekuasaan-Nya (waḥdahu lā sharīka lah).
Segala kepemilikan di langit dan bumi mutlak milik Allah (lahul-mulk).
Segala pujian, syukur, dan sanjungan hakikatnya kembali kepada Allah (lahul-ḥamd).
Allah Maha Kuasa, tak ada yang luput dari kehendak dan kekuasaan-Nya (wa huwa ‘alā kulli shay’in qadīr).
Seperti bunga-bunga yang indah namun fana, dunia ini hanyalah titipan. Sedangkan tauhid adalah inti yang abadi, bekal utama menuju Allah. Dengan kalimat ini, hati seorang mukmin akan teguh dalam menghadapi cobaan, sabar dalam kesempitan, dan syukur dalam kelapangan.
Nabi ﷺ bersabda bahwa membaca kalimat ini seratus kali dalam sehari akan mendapat pahala besar, dihapuskan dosa, dan dijaga dari gangguan syaitan (HR. Bukhari & Muslim).
Maka mari jadikan dzikir ini sebagai hiasan hati kita, sebagaimana bunga menghiasi pandangan mata. Semoga setiap helaan nafas kita dipenuhi kalimat tauhid, hingga akhir hayat nanti kita menutup dengan lafazh lā ilāha illā Allāh. Subḥānallāh walḥamdulillāh wa lā ilāha illā Allāh wallāhu akbar. (Tengku)
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
