SURAU.CO– Kitab Akhlaq lil Banat karya Umar bin Ahmad Baraja lahir di abad ke-20 sebagai panduan etika bagi anak perempuan madrasah dan pesantren. Penulisnya adalah ulama dari Arab Saudi yang menaruh perhatian besar pada pendidikan akhlak.
Berbeda dengan kitab fiqih atau tafsir yang cenderung akademis, karya ini sederhana dan langsung menyentuh keseharian. Ia mengajarkan budi pekerti Islami yang praktis—mulai dari cara berbicara dengan ibu, menjaga kebersihan gigi, hingga larangan mengintip rahasia orang lain. Inilah yang menjadikan kitab ini unik: ia menanamkan akhlak sejak dini dengan bahasa yang mudah dicerna anak-anak.
1. Adab Meminta dan Mengucapkan Terima Kasih
Umar Baraja menulis:
يَا بُنَيَّتِي، إِذَا طَلَبْتِ شَيْئًا مِنْ أَحَدٍ، وَخُصُوصًا مِنْ أُمِّكِ، فَلَا تَقُولِي: أَعْطِينِي هَذَا، وَافْعَلِي هَذَا، وَلَكِنْ قُولِي: عَفْوًا، افْعَلِي هَكَذَا، ثُمَّ اشْكُرِي لَهَا
“Wahai anakku, jika engkau meminta sesuatu kepada seseorang—terutama ibumu—jangan katakan: ‘Berikan ini, lakukan ini.’ Katakanlah: ‘Mohon maaf, lakukanlah begini,’ lalu ucapkan terima kasih.”
Betapa indahnya adab ini. Ia menekankan kesopanan dalam berbicara, bahkan kepada ibu sendiri. Kata “terima kasih” adalah doa yang membuat hati penerima lega dan bahagia.
Di zaman modern, adab ini sering terlupakan. Banyak anak memerintah dengan nada tinggi, bahkan kepada orang tuanya. Padahal, ungkapan sederhana seperti “mohon maaf, terima kasih, semoga Allah membalas kebaikanmu” dapat menjadi cahaya dalam hubungan keluarga.
2. Belajar Mendengar, Bukan Memotong
Nasihat berikutnya adalah tentang mendengar.
إِذَا تَكَلَّمَ مَعَكِ أَحَدٌ فَاسْمَعِي لَهُ، وَلَا تَقْطَعِي كَلَامَهُ، وَانْتَظِرِي حَتَّى يَفْرُغَ
“Jika seseorang berbicara kepadamu, dengarkanlah dan jangan memotongnya. Tunggulah hingga ia selesai berbicara.”
Adab mendengar adalah seni yang mulai hilang di era “semua ingin didengar”. Anak-anak terbiasa memotong, bahkan menyela dengan kalimat: “Aku sudah tahu cerita itu.” Padahal, sebagaimana kata Umar Baraja, sikap itu bisa menyakiti hati lawan bicara.
Dalam budaya digital, adab ini semakin penting. Media sosial membuat orang cepat bereaksi tanpa mau mendengar tuntas. Kitab klasik ini mengingatkan: mendengar dengan sabar adalah akhlak mulia.
3. Menjaga Kebersihan Gigi dan Anggota Tubuh
Umar Baraja juga menasihati soal kebersihan:
نَظِّفِي أَسْنَانَكِ بِالسِّوَاكِ أَوْ فُرْشَاةِ الْأَسْنَانِ كُلَّ يَوْمٍ، خُصُوصًا بَعْدَ الْأَكْلِ
“Jagalah kebersihan gigimu dengan siwak atau sikat gigi setiap hari, terutama setelah makan.”
Nasihat ini tampak sederhana, tetapi penting. Gigi yang bersih menandakan hidup yang sehat dan disiplin. Bahkan Nabi ﷺ bersabda: “Seandainya tidak memberatkan umatku, niscaya aku perintahkan mereka bersiwak setiap kali shalat.”
Selain itu, Umar Baraja mengingatkan agar tidak melakukan kebiasaan buruk seperti menghisap jari, memotong kuku dengan gigi, atau memasukkan jari ke hidung. Hal-hal kecil ini sering dianggap sepele, padahal mencerminkan adab seorang Muslimah, apalagi di hadapan orang lain.
4. Jauhi Tajassus (Sikap Suka Mengintip Rahasia)
Salah satu nasihat paling menarik adalah larangan memata-matai urusan orang lain.
إِيَّاكِ أَنْ تَتَجَسَّسِي أَسْرَارَ النَّاسِ أَوْ تَسْمَعِي كَلَامَهُمْ دُونَ إِذْنٍ
“Janganlah engkau memata-matai rahasia orang lain atau mendengarkan pembicaraan mereka tanpa izin.”
Inilah adab mulia yang diangkat dari Al-Qur’an: “Janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain” (QS. Al-Hujurat: 12).
Hari ini, tajassus hadir dalam bentuk baru: stalking media sosial, membuka chat tanpa izin, atau membaca pesan pribadi orang lain. Semua itu tetaplah tajassus yang dilarang. Umar Baraja sudah mengingatkan sejak dini: hormati privasi orang lain, karena menjaga kehormatan orang lain adalah menjaga kehormatan diri sendiri.
Hikmah untuk Zaman Kini
Empat nasihat sederhana dari Umar bin Ahmad Baraja ini—berbicara sopan, mendengar dengan sabar, menjaga kebersihan, dan menjauhi tajassus—adalah mutiara akhlak yang tak lekang oleh waktu.
Mungkin bagi sebagian orang, hal-hal ini sepele. Namun justru di situlah rahasianya: Islam bukan hanya tentang perkara besar, melainkan juga tentang detail kecil yang membentuk kepribadian luhur.
Mari kita tanyakan pada diri: sudahkah kita meminta dengan sopan, mendengar dengan penuh perhatian, menjaga kebersihan diri, dan menghormati rahasia orang lain?
اللَّهُمَّ زَيِّنَّا بِالْأَدَبِ الْحَسَنِ، وَجَنِّبْنَا سُوءَ الْخُلُقِ، وَاجْعَلْنَا قُدْوَةً فِي الْخَيْرِ
Ya Allah, hiasi kami dengan adab yang baik, jauhkan kami dari akhlak buruk, dan jadikanlah kami teladan dalam kebaikan.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
