SURAU.CO- Kitab Akhlaq lil Banat ditulis oleh Umar bin Ahmad Baraja, seorang ulama Arab Saudi abad ke-20. Beliau menaruh perhatian besar pada pendidikan akhlak anak perempuan karena mereka adalah madrasah pertama bagi keluarga dan masyarakat.
Kitab ini lahir dari keprihatinan bahwa pendidikan tidak cukup hanya menekankan kecerdasan, tetapi juga akhlak. Dengan bahasa sederhana dan kisah-kisah pendek, kitab ini ditujukan untuk siswi madrasah agar mereka tumbuh berakhlak mulia. Dalam khazanah Islam klasik, Akhlaq lil Banat menempati posisi penting sebagai panduan moral praktis yang mudah dipahami sekaligus membentuk karakter.
1. Murid yang Malas dan Lalai
Umar bin Ahmad Baraja menggambarkan bahwa murid perempuan yang dibenci adalah mereka yang malas belajar, sering lalai, dan tidak menghargai waktu.
الطَّالِبَةُ الْمَكْرُوهَةُ هِيَ الَّتِي تَتَكَاسَلُ فِي دُرُوسِهَا، وَلَا تُبَالِي بِوَاجِبَاتِهَا
“Murid perempuan yang dibenci adalah yang malas dalam pelajarannya dan tidak peduli pada kewajibannya.”
Sikap malas menjadikan murid tidak hanya tertinggal dalam ilmu, tetapi juga merugikan dirinya sendiri. Lebih buruk lagi, kemalasan bisa membuatnya tidak dipercaya oleh guru dan keluarganya.
Dalam kehidupan modern, sifat ini bisa kita lihat pada anak-anak yang terlalu banyak menghabiskan waktu untuk hiburan digital, sementara kewajiban belajar mereka diabaikan.
2. Murid yang Tidak Menghormati Guru dan Teman
Baraja juga menegaskan bahwa murid yang tidak menghormati guru adalah murid yang akan dibenci.
إِنَّهَا تَرْفَعُ صَوْتَهَا فِي الْفَصْلِ، وَلَا تُطِيعُ مُعَلِّمَتَهَا، وَتُسِيءُ إِلَى زَمِيلَاتِهَا
“Ia meninggikan suaranya di kelas, tidak menaati gurunya, dan berbuat buruk kepada teman-temannya.”
Adab yang buruk merusak suasana belajar. Murid semacam ini bukan hanya tidak disukai guru, tetapi juga dijauhi teman-temannya.
Hari ini, sikap itu bisa kita lihat dalam bentuk tidak sopan di ruang kelas, mengganggu suasana belajar, atau bahkan meremehkan guru di media sosial. Inilah sikap yang jelas membuat murid kehilangan keberkahan ilmu.
3. Murid yang Mengabaikan Tata Tertib
Selain malas dan tidak sopan, murid yang dibenci adalah yang melanggar aturan sekolah dan tidak peduli pada disiplin.
إِنَّهَا لَا تُحَافِظُ عَلَى النِّظَامِ، وَلَا تَحْتَرِمُ الْقَوَانِينِ
“Ia tidak menjaga tata tertib dan tidak menghormati aturan.”
Baraja ingin menanamkan kesadaran bahwa aturan bukanlah belenggu, melainkan cara membentuk kedisiplinan. Murid yang tidak mencintai tata tertib akan tumbuh menjadi pribadi yang sulit dipercaya.
Di era modern, pelanggaran tata tertib tidak hanya terjadi di sekolah, tetapi juga dalam kehidupan sosial: melanggar etika pergaulan, meremehkan waktu, atau menyia-nyiakan amanah.
Hikmah untuk Zaman Kini
Kisah murid perempuan yang dibenci dalam Akhlaq lil Banat adalah peringatan bagi kita semua. Murid seperti ini digambarkan malas, lalai, tidak menghormati guru, menyakiti teman, dan mengabaikan tata tertib.
Pelajaran yang dapat kita ambil: keberhasilan bukan hanya tentang kecerdasan, melainkan juga tentang akhlak. Murid yang rajin, hormat, dan disiplin akan dicintai semua orang. Sebaliknya, murid yang lalai akan kehilangan kepercayaan dan keberkahan.
Mari kita renungkan: sudahkah kita menjauhi sifat-sifat murid yang dibenci ini? Ataukah kita masih sering jatuh pada kelalaian dan sikap tidak peduli?
اللَّهُمَّ طَهِّرْ قُلُوبَنَا مِنَ الْكَسَلِ وَالْغَفْلَةِ، وَاجْعَلْنَا مِنَ الطُّلَّابِ الَّذِينَ يَسْعَوْنَ لِلْعِلْمِ وَالْأَدَبِ
Ya Allah, bersihkan hati kami dari malas dan lalai, dan jadikanlah kami murid yang sungguh-sungguh mencari ilmu dan beradab.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
