Kesehatan
Beranda » Berita » Kenapa Rasulullah Tidur Miring ke Kanan? Rahasia Ilmiah di Baliknya

Kenapa Rasulullah Tidur Miring ke Kanan? Rahasia Ilmiah di Baliknya

Tidur Ala Rasul
Tidur Ala Rasul

SURAU.CO-Rasulullah tidur miring ke kanan bukan sekadar kebiasaan. Pola ini membentuk kualitas istirahat dan kebugaran. Rasulullah tidur miring ke kanan menjadi pengingat bahwa tidur adalah ibadah sekaligus kebutuhan biologis.

Saya mencoba pola ini beberapa pekan. Hasilnya, tidur terasa lebih tenang, lebih mudah bangun untuk tahajud, dan pikiran lebih jernih saat fajar tiba.

Dalam tradisi, posisi tidur sunnah dimulai miring ke kanan dengan tangan kanan di bawah pipi. Posisi ini membuat dada lapang, napas ritmis, dan otak lebih tenang.

Pengalaman tidak langsung dari praktisi tidur menyebutkan, memulai di sisi kanan membantu transisi ke fase tidur yang stabil. Kita pun lebih mudah terbangun bila ada keperluan malam.

Dari sisi ilmiah, tidur menyamping—dibanding telentang—mengurangi risiko kolaps jalan napas atas. Aliran udara lebih stabil, sehingga baik untuk orang yang mendengkur atau mengalami sleep apnea posisi.

Amalan Sunnah Harian Sesuai Dalil Dari Al-Qur’an dan Hadist

Tidur miring ke kanan & posisi tidur sunnah

Apa bedanya kanan dan kiri? Lambung berada di sisi kiri. Penderita GERD sering lebih nyaman miring ke kiri, sedangkan sisi kanan kadang memicu asam lambung. Karena itu, tidak harus bertahan semalaman di kanan. Mulai dengan sunnah, lalu bergeser bila perlu.

Pendekatan ini sejalan dengan hikmah Nabi: mulai di kanan, lalu fleksibel menyesuaikan kondisi tubuh. Studi modern juga menunjukkan tidur menyamping mendukung kerja glymphatic system, yaitu pembersihan limbah metabolit di otak. Inilah sebabnya banyak orang bangun lebih segar ketika rutin tidur menyamping.

Kebiasaan tidur Rasulullah menekankan kesiapan spiritual dan kebersihan. Beliau berwudu, membersihkan tempat tidur, membaca doa, lalu berbaring. Rutinitas ini menenangkan pikiran dan memberi sinyal kuat pada tubuh untuk istirahat.

Secara fisiologi, tidur miring ke kanan membantu kita tidak langsung masuk tidur dalam. Akibatnya, lebih mudah bangun untuk qiyamullail. Pola ini juga menjaga ritme sirkadian: tidur tidak larut, bangun sebelum fajar, dan mendapat cahaya pagi yang menyehatkan.

Manfaatnya menyentuh tiga sisi. Pertama, pernapasan dan jantung: posisi lateral menjaga oksigen tetap stabil dan menurunkan risiko apnea. Kedua, otak dan hormon: rutinitas wudu dan doa menenangkan, sementara tidur menyamping mendukung detoksifikasi otak. Ketiga, pencernaan dan metabolisme: makan lebih awal, tidur miring ke kanan, lalu bergeser bila perlu membuat tubuh lebih nyaman.

Ubi Jalar, Superfood yang Kaya Manfaat

Kebiasaan tidur Rasulullah & manfaat kesehatan

Pengetahuan baru muncul dari riset tidur. Kualitas istirahat bukan hanya soal durasi, tetapi juga arsitektur tidur. Sunnah memulai di kanan berfungsi sebagai “priming” perilaku: tubuh lebih tenang dan pikiran terfokus.

Bukti ilmiah juga mendukung keunggulan tidur menyamping terhadap telentang. Sunnah ini sekaligus adaptif: mulai dengan benar, lalu menyesuaikan dengan kondisi tubuh adalah wujud menjaga amanah kesehatan.

Dari praktik pribadi, tiga langkah terasa efektif: wudu singkat, tulis satu baris syukur, lalu mulai tidur di kanan sambil membaca doa. Bila perut tidak nyaman, saya bergeser ke kiri. Bila napas berat, kembali ke kanan. Fleksibel, namun tetap berpegang pada sunnah sebagai pembuka tidur.

Hasilnya nyata. Setelah Subuh, tubuh lebih segar, fokus kerja meningkat, dan kebutuhan kopi berkurang. Semua ini tanda bahwa arsitektur tidur semakin baik.

Tidur miring ke kanan ala Rasulullah bukan sekadar warisan spiritual, melainkan pola hidup sehat yang terbukti bermanfaat. Dari sisi medis, posisi ini membantu pernapasan, pencernaan, dan kualitas tidur. Dari sisi iman, ia menghadirkan ketenangan batin. Mengamalkannya berarti menjaga tubuh sekaligus menyambung sunnah Rasulullah SAW.

Kopi Bagi Ibu Hamil dan Menyusui: Antara Kenikmatan dan Amanah Menjaga Kehidupan

Memulai tidur dengan sunnah sederhana membuat malam lebih berkualitas dan pagi lebih bertenaga. Setiap langkah kecil—dari wudu, doa, hingga posisi tidur—membangun harmoni antara jasmani dan rohani. Sunnah ini bukan sekadar tradisi, melainkan gaya hidup sehat yang relevan sepanjang zaman, menuntun kita pada hidup seimbang. (Hen)


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement