Khazanah
Beranda » Berita » Adab Saat Berada di Majlis Taklim

Adab Saat Berada di Majlis Taklim

Adab Saat Berada di Majlis Taklim
Ilustrasi Pengajian di Majlis Taklim (Sumber: Meta AI)

SURAU.CO – Majlis taklim Adalah taman ilmu yang penuh cahaya. Di sana, hati dibasuh dari kegelapannya dan akal diberi asupan hikmah. Bagi seorang muslim, hadir di majlis ilmu adalah bagian dari ibadah. Oleh karena itu, adab saat berada di majlis taklim menjadi kunci utama agar ilmu yang kita peroleh benar-benar membawa keberkahan.

Rasulullah ﷺ bersabda:

“Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah Allah, mereka membaca Kitab Allah dan saling mempelajarinya, melainkan ketenangan turun kepada mereka, rahmat meliputi mereka, malaikat menaungi mereka, dan Allah menyebut-nyebut mereka di hadapan makhluk yang ada di sisi-Nya.” (HR.Muslim, no.2699).

Hadis ini menegaskan, majlis taklim bukan forum biasa. Ia tempat turunnya rahmat, ketenangan, dan keberkahan. Namun, semua itu hanya bisa dirasakan bila kita hadir dengan niat yang benar dan adab yang terjaga.

Mengapa Adab Lebih Dulu Daripada Ilmu?

Para ulama sejak awal menekankan, sebelum mencari ilmu, seseorang harus belajar adab. Imam Malik pernah menasihati, “Pelajarilah adab sebelum kamu mempelajari ilmu.” Nasihat ini terasa sederhana, namun maknanya sangat dalam. Adab adalah pondasi. Tanpa adab, ilmu bisa membuat kita sombong. Namun dengan adab, ilmu akan menumbuhkan kerendahan hati.

Burnout dan Kelelahan Jiwa: Saatnya Pulang dan Beristirahat di Bab Ibadah

Ketika kita hadir di majlis taklim, sejatinya kita sedang menghadapkan diri pada Allah. Kita datang bukan sekadar untuk mendengarkan ceramah, melainkan untuk menata hati, memperbaiki amal, dan mendekatkan diri pada kebenaran. Maka, adab menjadi pintu pertama yang harus dijaga.

Adab Saat Hadir di Majlis Taklim

Ada beberapa adab yang perlu kita jaga saat berada di majlis taklim.

1. Meluruskan Niat

Niat adalah ruh dari setiap amal. Tanpa niat yang benar, amal sebesar apa pun bisa kehilangan ruhnya. Rasulullah ﷺ bersabda: “Sejujurnya amal itu tergantung pada niatnya, dan setiap orang akan mendapatkan sesuai apa yang ia niatkan.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Datang ke majlis taklim hendaknya diniatkan karena Allah: mencari ilmu agar semakin mengenal-Nya, memperbaiki amal, dan menambah keimanan. Jika niat hanya untuk mencari pujian, ingin terlihat rajin, atau sekadar ikut-ikutan, maka keberkahan majlis bisa sirna.

2. Datang Lebih Awal dan Tenang

Salah satu tanda menghargai ilmu adalah berusaha datang tepat waktu, bahkan lebih awal. Dengan begitu, kita bisa memilih tempat duduk yang tenang, tidak mengganggu jamaah lain, dan lebih siap menyimak. Rasulullah ﷺ bersabda:

Seni Mengkritik Tanpa Melukai: Memahami Adab Memberi Nasihat yang Elegan

“Barangsiapa datang ke masjid, maka hendaklah ia duduk di mana ia menemukan tempat. Janganlah ia menyuruh orang lain berdiri lalu ia duduk di tempatnya.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Hadis ini mengajarkan untuk rendah hati. Tidak perlu mengambil posisi, apalagi menggeser orang lain. Duduklah di mana ada tempat kosong, dengan sikap tenang dan penuh tawadhu.

3. Menjaga Kebersihan dan Penampilan

Adab bukan hanya soal sikap, tetapi juga penampilan. Islam mengajarkan kebersihan sebagai bagian dari iman. Datang ke majlis taklim dengan pakaian yang rapi, tubuh yang bersih, dan aroma yang wangi adalah bentuk penghormatan kepada ilmu dan jamaah lain. Rasulullah ﷺ bahkan melarang orang yang makan bawang atau berbau tidak sedap masuk masjid, karena bisa mengganggu jamaah (HR. Bukhari dan Muslim).

4. Duduk dengan Sopan dan Rendah Hati

Duduk di majlis taklim hendaknya dengan sopan, tidak bersandar pada seenaknya, tidak selonjor kaki yang bisa mengganggu, apalagi tidur. Imam Nawawi dalam Al-Majmu’ menegaskan bahwa adab duduk di majlis ilmu adalah dengan penuh hormat, sebagaimana seorang murid di hadapan gurunya. Duduk yang sopan menunjukkan kerendahan hati dan keseriusan menuntut ilmu.

5. Diam dan Mendengarkan dengan Khusyuk

Adab terbesar dalam majlis ilmu adalah diam dan mendengarkan. Jangan sibuk berbincang, bermain gawai, atau bahkan berkomentar tanpa diminta. Dalam Al-Qur’an, Allah menegaskan saat Al-Qur’an dibacakan, “Maka dengarkanlah dan diamlah, agar kamu mendapat rahmat.” (QS. Al-A’raf [7]: 204).

Mengubah Insecure Menjadi Bersyukur: Panduan Terapi Jiwa Ala Imam Nawawi

Jika terhadap bacaan Al-Qur’an kita diperintahkan untuk diam dan mendengarkan, maka terhadap nasihat ilmu pun demikian. Diam bukan berarti pasif, melainkan tanda penghormatan. Mendengar dengan khusyuk membuka jalan agar ilmu benar-benar masuk ke dalam hati.

6. Bertanya dengan Santun

Bertanya adalah bagian dari mencari ilmu. Namun, bertanya pun ada adabnya. jangan ajukan pertanyaan hanya untuk pamer pengetahuan, dan jangan pula menanyakan hal-hal yang remeh atau sekadar memperdebatkan. Allah memuji para sahabat yang bertanya dengan santun, bukan dengan maksud mempermainkan.

Menghidupkan Jiwa dengan Adab

Menjaga adab saat berada di majlis taklim sejatinya bukan sekadar tata krama lahiriah. Ia adalah cermin kerendahan hati seorang hamba di hadapan Allah. Saat kita duduk dengan sopan, mendengarkan dengan khusyuk, dan berniat dengan niat tulus, sejatinya kita sedang memuliakan ilmu yang bersumber dari wahyu.

Sayangnya, di era modern, adab ini sering terabaikan. Ada yang datang terlambat, masuk dengan gaduh, sibuk merekam dengan ponsel tanpa mendengarkan, bahkan bercakap-cakap saat guru menyampaikan ilmu. Padahal, hilangnya adab bisa membuat ilmu yang disampaikan tidak menyentuh hati.

Kita perlu kembali berpikir. Jika para ulama terdahulu rela menempuh perjalanan berbulan-bulan hanya untuk mendapatkan satu hadis, lalu menghafalnya dengan penuh hormat, apakah pantas kita meremehkan majlis taklim yang begitu dekat dan mudah dijangkau?

Menjadikan Majlis Taklim sebagai Taman Surga

Rasulullah ﷺ bersabda:

“Apabila kamu melewati taman-taman surga, maka singgahlah.” Para sahabat bertanya, “Apakah taman-taman surga itu wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Majlis-majlis zikir.” (HR. Tirmidzi, hasan).

Hadis ini menunjukkan bahwa majlis taklim adalah taman surga di dunia. Tempat hati dipenuhi dengan zikir dan ilmu. Namun, agar benar-benar bisa memetik buahnya, kita harus masuk ke taman itu dengan adab.

Bayangkan seseorang yang masuk taman indah dengan kaki kotor, merusak bunga, dan membuang sampah sembarangan. Ia tidak akan menikmati keindahan taman, bahkan bisa diusir. Begitu pula majlis ilmu: tanpa adab, keindahan ilmu sulit dirasakan.

Maka, mari kita muliakan majlis taklim dengan adab terbaik. Datang dengan niat tulus, duduk dengan sopan, mendengarkan dengan khusyuk, dan bertanya dengan santun. Dengan begitu, kita tidak hanya hadir secara fisik, namun juga hadir dengan hati.

Semoga Allah menjadikan kita termasuk orang-orang yang dirahmati karena memuliakan ilmu, guru, dan majlisnya. Sebab, di sanalah pintu-pintu surga terbuka, dan di sanalah hati kita menemukan cahaya.

 


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement