SURAU.CO – Di dalam Al-Qur’an, Allah menyebut sebuah anugerah istimewa bernama “hikmah”. Namun, ini bukanlah karunia biasa yang diberikan kepada semua orang. Sebaliknya, ia adalah anugerah pilihan bagi hamba-hamba yang Dia kehendaki. Nilai hikmah yang sangat tinggi ini Allah tegaskan dalam firman-Nya:
“Allah menganugerahkan al hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Quran dan As Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah).” (QS. Al-Baqarah: 269)
Melalui ayat ini, Allah secara lugas menyatakan bahwa hikmah adalah “karunia yang banyak“. Tentu saja, hal ini memancing rasa penasaran kita. Apa sebenarnya makna dari hikmah sehingga ia layak mendapat predikat semulia itu? Untuk menjawabnya, kita perlu merujuk pada penjelasan para ulama.
Menyelami Ragam Tafsir Ulama tentang Hikmah
Ketika kita membuka lembaran kitab-kitab tafsir, kita akan menemukan beragam pandangan dari para ulama salaf. Menariknya, pandangan-pandangan ini tidak saling bertentangan. Justru, mereka saling melengkapi dan memperkaya pemahaman kita tentang keluasan makna hikmah.
Berikut adalah beberapa penafsiran utama dari para ahli ilmu:
-
Memahami Sunnah Nabi: Pertama, ulama besar seperti Imam Malik dan Asy-Syafii menafsirkan hikmah sebagai As-Sunnah. Dengan kata lain, orang yang diberi hikmah adalah ia yang memiliki pemahaman mendalam terhadap ajaran dan jalan hidup Rasulullah.
-
Ilmu Mendalam tentang Al-Qur’an: Kemudian, sahabat mulia Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma menjelaskan hikmah sebagai pengetahuan komprehensif tentang Al-Qur’an. Ini meliputi pemahaman ayat nasikh dan mansukh, muhkam dan mutasyabih, serta rahasia-rahasia di dalamnya.
-
Pemahaman Agama (Al-Fiqh fid Diin): Selanjutnya, ulama tabi’in seperti Mujahid rahimahullah berpendapat bahwa hikmah adalah pemahaman yang benar terhadap agama. Ini adalah kemampuan untuk mengerti esensi ajaran Islam dan menerapkannya dengan tepat.
-
Kebenaran dalam Ucapan dan Perbuatan: Selain itu, ada pula yang memaknai hikmah sebagai kemampuan untuk selalu berkata benar dan berbuat tepat. Orang berhikmah akan senantiasa menyelaraskan ucapan dan tindakannya di atas rel kebenaran.
-
Rasa Takut kepada Allah: Terakhir, Ibrahim An-Nakha’i mengaitkan hikmah dengan khasyyatullah atau rasa takut kepada Allah. Menurutnya, puncak dari ilmu adalah lahirnya rasa takut yang mendorong ketaatan.
Sintesis Makna: Titik Temu Ilmu dan Amal
Dari semua penjelasan tersebut, Ibnul Qayyim rahimahullah menawarkan sebuah definisi yang sangat جامع (komprehensif). Beliau menyimpulkan bahwa hikmah pada hakikatnya adalah gabungan sempurna antara ilmu dan amal. Menurut beliau, hikmah adalah:
Melakukan sesuatu yang seharusnya, pada waktu yang seharusnya, dan dengan cara yang seharusnya.
Definisi ini membuka wawasan kita bahwa hikmah bukanlah sekadar pengetahuan teoritis. Seseorang bisa saja memiliki segudang ilmu, tetapi belum tentu ia memiliki hikmah. Hikmah adalah seni menerapkan ilmu tersebut secara tepat, bijaksana, dan proporsional. Singkatnya, ia adalah buah matang dari pemahaman yang mendalam.
Mengenali Ciri Orang yang Diberi Hikmah
Lalu, bagaimana kita mengenali seseorang yang telah dianugerahi hikmah? Orang tersebut akan menunjukkan ciri-ciri khusus dalam perilakunya. Ia tidak akan gegabah dalam mengambil keputusan. Ucapannya pun selalu berbobot dan penuh pertimbangan. Tindakannya juga senantiasa terukur dan bertujuan membawa kebaikan. Ia tahu persis kapan harus berbicara dan kapan harus diam, serta mampu menempatkan segala sesuatu pada tempatnya.
Inilah alasan mengapa Allah menyebutnya sebagai “karunia yang banyak“. Sebab, orang yang memiliki hikmah akan meraih keselamatan di dunia dan di akhirat. Ia mampu mengarungi kehidupan yang penuh ujian dengan petunjuk yang jelas dari Rabb-nya.
Kesimpulannya, hikmah adalah anugerah murni dari Allah. Manusia hanya bisa berikhtiar dengan terus menuntut ilmu dan berusaha mengamalkannya. Namun, keputusan akhir untuk menganugerahkan hikmah sepenuhnya berada di tangan Allah. Semoga kita semua termasuk hamba-hamba yang Allah pilih untuk menerima karunia agung ini.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
