SURAU.CO – Ada satu kalimat yang sangat ringan saat kita ucapkan. Lisan mengucapkannya dengan mudah tanpa perlu bersusah payah. Namun, di Hari Kiamat kelak, kalimat ini memiliki bobot yang luar biasa. Ia mampu mengalahkan tumpukan dosa setinggi langit. Kalimat agung itu adalah Laa ilaha illallah (Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah).
Banyak orang mungkin menganggapnya sebagai ucapan biasa. Padahal, di balik keringanannya tersimpan kekuatan yang dahsyat. Kekuatan ini akan menjadi penyelamat bagi seorang hamba di hari perhitungan. Mari kita selami lebih dalam mengapa kalimat ini begitu istimewa dan berat di timbangan Allah.
Kisah Ajaib Kartu Pengalahkan 99 Gulungan Dosa
Sebuah hadis yang dikenal sebagai Hadits Al-Bithoqoh memberikan gambaran yang sangat jelas. Hadis ini menceritakan sebuah peristiwa menakjubkan di akhirat. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Akan didatangkan seorang laki-laki dari umatku pada hari kiamat. Laki-laki itu membawa 99 gulungan catatan (dosa) yang setiap gulungannya sepanjang mata memandang. Kemudian ditanyakan kepadanya, ‘Apakah ada sesuatu dari catatan ini yang engkau ingkari?’ Ia menjawab, ‘Tidak wahai Rabbku.’ Dikatakan kepadanya, ‘Apakah para malaikat pencatat telah menzalimimu?’ Ia menjawab, ‘Tidak.’ Dikatakan lagi, ‘Apakah engkau memiliki uzur (alasan)?’ Ia menjawab, ‘Tidak wahai Rabbku.’ Allah berfirman, ‘Bahkan sesungguhnya engkau memiliki satu kebaikan di sisi Kami. Sungguh pada hari ini engkau tidak akan dizalimi.’ Kemudian dikeluarkanlah sebuah kartu (bithoqoh) yang di dalamnya terdapat kalimat ‘ASYHADU ALLAA ILAAHA ILLALLAAH WA ASYHADU ANNA MUHAMMADAN ‘ABDUHU WA ROSUULUH’. Lalu Allah berfirman, ‘Datangkanlah timbanganmu.’ Orang itu berkata, ‘Wahai Rabbku, apalah artinya kartu ini dibandingkan gulungan-gulungan (dosa) itu?’ Allah berfirman, ‘Sesungguhnya engkau tidak akan dizalimi.’ Kemudian diletakkanlah gulungan-gulungan dosa tersebut pada satu sisi timbangan dan kartu itu di sisi yang lain. Maka, gulungan-gulungan dosa itu pun menjadi ringan dan kartu itu yang lebih berat. Tidak ada sesuatu pun yang bisa mengalahkan beratnya nama Allah.” (HR. Tirmidzi no. 2639 dan Ahmad 2:213).
Kisah ini menunjukkan betapa dahsyatnya kekuatan kalimat tauhid. Satu kartu kecil mampu mengalahkan 99 gulungan dosa yang tak terhingga.
Bukan Sekadar Ucapan di Lisan
Lalu, mengapa kalimat ini memiliki bobot yang begitu berat? Jawabannya sederhana: karena ia bukan sekadar ucapan. Kalimat ini adalah inti dari seluruh ajaran Islam. Ia adalah sebuah pernyataan totalitas dari seorang hamba. Bobotnya menjadi berat karena di dalamnya terkandung keikhlasan, kejujuran, dan keyakinan yang mendalam.
Ibnul Qayyim rahimahullah menjelaskan rahasia ini. Beliau berkata bahwa amal perbuatan bisa menjadi besar karena keikhlasan pelakunya. Amal yang sama bisa memiliki bobot berbeda tergantung kondisi hati. Orang yang mengucapkan Laa ilaha illallah dengan tulus dari hatinya tidak akan sama dengan orang yang hanya mengucapkannya sebagai rutinitas.
Kalimat ini menjadi berat karena ia menafikan segala bentuk kesyirikan. Orang yang memahaminya akan membersihkan hatinya dari segala sesembahan selain Allah. Ia tidak akan bergantung, berharap, atau takut kepada selain Sang Pencipta. Inilah esensi dari tauhid yang murni.
Syarat-Syarat Diterimanya Kalimat Tauhid
Para ulama menjelaskan bahwa kalimat tauhid memiliki beberapa syarat. Syarat-syarat inilah yang menjadi bukti kesungguhan seseorang. Tanpa memenuhi syarat ini, ucapan tauhidnya bisa menjadi hampa tanpa makna. Syarat-syarat tersebut antara lain:
-
Ilmu: Mengetahui maknanya, yaitu meniadakan ibadah kepada selain Allah dan menetapkannya hanya untuk Allah.
-
Yakin: Memiliki keyakinan penuh tanpa ada keraguan sedikit pun.
-
Ikhlas: Mengucapkannya murni karena Allah, bukan karena tujuan duniawi.
-
Jujur (Shidq): Hatinya membenarkan apa yang diucapkan oleh lisannya.
-
Cinta (Mahabbah): Mencintai kalimat ini serta konsekuensinya.
-
Tunduk (Inqiyad): Tunduk dan patuh pada seluruh ajaran yang terkandung di dalamnya.
-
Menerima (Qabul): Menerima sepenuhnya tanpa menolak atau menyombongkan diri.
Ketika seseorang memenuhi semua syarat ini, kalimat tauhidnya akan menjadi sangat berat. Ia akan menjadi fondasi bagi seluruh amal salehnya. Pada intinya, Laa ilaha illallah adalah sebuah komitmen seumur hidup. Ia adalah janji setia seorang hamba kepada Rabbnya. Semoga kita semua dapat mengucapkannya dengan pemahaman dan keikhlasan yang benar.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
