SURAU.CO. Rabu Pungkasan atau Rebo Wekasan adalah hari Rabu terakhir di bulan Safar. Dalam tradisi masyarakat, bahkan sejak zaman jahiliah kuno hingga kini, Rebo Wekasan dianggap sebagai hari yang memiliki potensi membawa malapetaka atau kesialan. Berdasarkan kalender Hijriyah, Rebo Wekasan yang dimaksud jatuh pada Selasa Malam Rabu terakhir di bulan Safar 1446 H atau tahun 2025, yaitu tanggal 20 Agustus 2025.
Sejarah dan Keyakinan di Balik Tradisi Rebo Wekasan
Sebagian besar masyarakat Muslim di berbagai daerah di Indonesia mengenal tradisi dengan sebutan Rebo Pungkasan atau Rebo Wekasan memiliki arti “Rabu terakhir” di bulan Safar. Tradisi ini tidak muncul begitu saja. Dalam sejarahnya, muncul keyakinan bahwa pada hari tersebut pernah turun berbagai ujian dan musibah kepada umat manusia. Oleh karena itu, para ulama dan masyarakat kemudian menghidupkan amalan doa dan ibadah. Semuanya ini bertujuan untuk memohon perlindungan kepada Allah Swt.
Para ahli makrifat menuturkan pengalaman mereka tentang turunnya bala bencana. Ahli mukasyafah—yang Allah Swt bukakan bashirah sirrinya hingga mampu melihat perkara gaib—dan ahli tamkin—yang sudah mapan dalam derajat haqiqat dan makrifat—menyatakan bahwa setiap tahun Allah Swt menurunkan 320.000 bencana. Allah Swt menurunkan seluruh bencana itu pada hari Rabu terakhir di bulan Safar. Kesaksian inilah yang kemudian mendorong lahirnya amalan Rebo Wekasan, ketika umat berikhtiar memohon perlindungan Allah Swt dari berbagai mara bahaya.
Pernyataan ini terdapat di dalam kitab Kanzun Najah was-Surur fi Fadhail al-Azminah wash-Shuhur karya Syaikh Abdul Hamid al-Quds al-Makky. Tak heran, banyak yang meyakini hari tersebut sebagai waktu yang berat sepanjang tahun.
Walaupun sebagian ulama berbeda pendapat mengenai dasar riwayatnya, semangat yang terkandung dalam Rebo Wekasan sangatlah indah. Semangat itu adalah mengisi hari dengan doa, zikir, dan amal kebajikan. Tujuannya adalah agar hidup kita terhindar dari segala marabahaya. Bukankah setiap manusia selalu membutuhkan penjagaan Allah Swt? Maka, momentum Rabu terakhir di bulan Safar ini bisa kita jadikan ajang perenungan. Apakah selama ini kita lebih sering mengeluh daripada berdoa? Apakah kita masih menyimpan prasangka buruk, padahal perlindungan Allah Swt begitu luas.
Doa-Doa Penting di Malam Rebo Wekasan
Umat Islam dapat mengamalkan beberapa doa pada malam Rebo Wekasan berikut ini:
Doa Tolak Bala (1): Memohon Perlindungan dari Musibah
Umat Islam menghidupkan Rebo Wekasan dengan membaca doa berikut:
اللّٰهُمَّ اصْرِفْ عَنَّا بَلَاءَ الدُّنْيَا وَشَرَّهَا، وَبَلَاءَ الْآخِرَةِ وَشَرَّهَا
Latin:
Allāhummaṣrif ‘annā balā-ad-dunyā wa syarrahā, wa balā-al-ākhirah wa syarrahā.
Arti:
“Ya Allah, jauhkanlah kami dari segala bala bencana dunia beserta keburukannya, dan bala bencana akhirat beserta keburukannya.”
Dzikir ini sederhana, tetapi sangat menyentuh hati, selain berisi permohonan agar kita selamat dari musibah dunia dan akhirat juga berharap keselamatan batin dan iman.
Doa Tolak Bala (2): Memohon Perlindungan dari Kejahatan
Kata munajat berikut ini lebih panjang dan mencakup permohonan perlindungan yang lebih luas dari Syaikh Abdul Hamid al-Qudsy al-Makky, dalam kitabnya Kanzun Najah wa as-Surur:
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ
وَصَلَّى اللهُ تَعَالَى عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ – أَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شَرِّ هَذَا الزَّمَانِ وَأَهْلِهِ، وَأَعُوذُ بِجَلَالِكَ وَجَلَالِ وَجْهِكَ، وَكَمَالِ جَلَالِ قُدْرَتِكَ أَنْ تُجِيرَنِي وَوَالِدَيَّ وَأَوْلَادِي وَأَهْلِي وَأَحِبَّائِي، وَمَا تُحِيطُهُ شَفَقَةُ قَلْبِي مِنْ شَرِّ هَذِهِ السَّنَةِ، وَقِنِي شَرَّ مَا قَضَيْتَ فِيهَا، وَاصْرِفْ عَنِّي شَرَّ شَهْرِ صَفَرَ، يَا كَرِيمَ النَّظَرِ، وَاخْتِمْ لِي فِي هَذَا الشَّهْرِ وَالدَّهْرِ بِالسَّلَامَةِ وَالْعَافِيَةِ وَالسَّعَادَةِ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَأَوْلَادِي وَالأَهْلِ وَمَا تَحُوطُهُ شَفَقَةُ قَلْبِي وَجَمِيعِ الْمُسْلِمِينَ – وَصَلَّى اللهُ تَعَالَى عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ
Latin:
Bismillāhir-raḥmānir-raḥīm. Wa ṣallallāhu ta‘ālā ‘alā sayyidinā Muḥammadin wa ‘alā ālihi wa ṣaḥbihi ajma‘īn. A‘ūdzu billāhi min syarri hādzāz-zamāni wa ahlihi, wa a‘ūdzu bijalālika wa jalāli wajhika, wa kamāli jalāli qudratika an tujīranī wa wālidayya wa aulādī wa ahlī wa aḥibbā’ī, wa mā tuḥīṭuhu syafaqatu qalbī min syarri hādzihis-sanah, wa qinī syarra mā qaḍaita fīhā, waṣrif ‘annī syarra syahri ṣafar, yā karīman-naẓar, wakhtim lī fī hādzāsy-syahri waddaḥri bis-salāmati wal-‘āfiyati was-sa‘ādati lī wa liwālidayya wa aulādī wal-ahli wa mā taḥūṭuhu syafaqatu qalbī wa jamī‘il-muslimīn. Wa ṣallallāhu ta‘ālā ‘alā sayyidinā Muḥammadin wa ‘alā ālihi wa ṣaḥbihi wa sallam.
Arti:
Dengan nama Allah Swt Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang, Semoga Allah Swt memberikan shalawat kepada junjungan kami, Nabi Muhammad, serta keluarganya dan seluruh sahabatnya – Aku berlindung kepada Allah Swt dari kejahatan zaman ini dan para penghuninya. Aku berlindung dengan keagungan-Mu, keagungan wajah-Mu, dan kesempurnaan keagungan kekuasaan-Mu, agar Engkau melindungi aku, kedua orang tuaku, anak-anakku, keluargaku, orang-orang yang kucintai, dan semua yang dikasihi hatiku dari kejahatan tahun ini. Lindungilah aku dari kejahatan yang telah Engkau tetapkan di dalamnya. Jauhkanlah dariku kejahatan bulan Safar, wahai Dzat yang mulia pandangannya. Dan akhiri bulan ini dan masa ini dengan keselamatan, kesehatan, dan kebahagiaan untukku, kedua orang tuaku, anak-anakku, keluargaku, semua yang dikasihi hatiku, dan seluruh kaum Muslimin. Semoga Allah Swt memberikan shalawat kepada junjungan kami, Nabi Muhammad, serta keluarganya dan sahabatnya, dan semoga Allah Swt memberikan keselamatan.”
Meningkatkan Keimanan di Bulan Safar
Rebo Wekasan adalah waktu yang tepat untuk memperkuat keimanan dan meningkatkan kualitas ibadah. Perbanyaklah berdoa, berzikir, membaca al-Quran, serta melakukan amal saleh lainnya. Dengan mendekatkan diri kepada Allah Swt, kita berharap mendapatkan perlindungan-Nya dari segala musibah dan kesulitan.(kareemustofa)
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.