Khazanah
Beranda » Berita » Perbaiki Hubungan dengan Allah, Maka Allah Perbaiki Urusanmu

Perbaiki Hubungan dengan Allah, Maka Allah Perbaiki Urusanmu

Perbaiki Hubungan dengan Allah, Maka Allah Perbaiki Urusanmu.

Perbaiki Hubungan dengan Allah, Maka Allah Perbaiki Urusanmu.

 

Dalam kehidupan ini, manusia sering kali sibuk memperbaiki hubungan dengan sesama: berusaha menyenangkan hati atasan, menjaga hubungan dengan kawan, atau memperbaiki citra di hadapan masyarakat.  Kita harus membangun hubungan dengan Allah terlebih dahulu, karena hubungan ini lebih penting daripada yang lain.Sebab, ketika hubungan dengan Allah baik, maka Allah akan memperbaiki hubungan kita dengan sesama manusia.

Yahya bin Mu’adz rahimahullah berkata dalam Shifatus Shafwah (4/343): “Semakin kamu takut kepada Allah, maka manusia pun semakin segan kepadamu. Semakin kamu mencintai Allah, maka manusia pun semakin cinta kepadamu. Dan semakin kamu sibuk dengan Allah, maka manusia pun semakin sibuk dengan urusanmu.”

Tiga Pokok Pesan Penting dalam Nasehat Ini

1. Takut kepada Allah, maka manusia segan padamu.
Takut kepada Allah bukan berarti hidup penuh rasa cemas, melainkan rasa tunduk dan hormat kepada-Nya. Orang yang hatinya penuh dengan rasa takut kepada Allah akan terlihat dalam amalnya: lisannya terjaga, tangannya tidak menyakiti, langkahnya tidak melanggar. Hasilnya, tanpa diminta, manusia pun akan menghormati. Segan bukan karena kedudukan atau harta, tetapi karena nur taqwa yang Allah pancarkan.

Menggali Peran Pemuda dalam Riyadus Shalihin: Menjadi Agen Perubahan Sejati

2. Cinta kepada Allah, maka manusia mencintaimu.
Cinta kepada Allah berarti mendahulukan ridha-Nya di atas segala hal. Orang yang mencintai Allah akan menjaga shalatnya, sibuk dengan dzikir, gemar membaca Al-Qur’an, dan ikhlas dalam amal. Allah pun akan menanamkan rasa cinta kepadanya di hati manusia. Inilah yang dimaksud dalam hadis riwayat Bukhari-Muslim, bahwa jika Allah mencintai seorang hamba, maka Allah memanggil Jibril untuk mencintainya, kemudian Jibril menyeru kepada penduduk langit hingga cinta itu pun turun ke bumi.

3. Sibuk dengan Allah, maka manusia sibuk dengan urusanmu.
Orang yang menyibukkan diri dengan ibadah, doa, dan ketaatan kepada Allah tidak akan pernah rugi. Justru Allah yang akan menggerakkan hati manusia untuk menolong dan memenuhi kebutuhannya. Inilah rahasia keberkahan: semakin kita menyerahkan urusan kepada Allah, semakin Allah mudahkan urusan kita melalui tangan-tangan manusia.

Pelajaran untuk Kehidupan Sehari-hari

Jika ingin dihormati, jangan sibuk mencari penghormatan, tetapi sibuklah memperbaiki iman dan taqwa.

Apalagi ingin dicintai, jangan habiskan energi untuk mencari perhatian, tetapi curahkan cinta tulus kepada Allah.

Jika ingin urusan lancar, jangan hanya sibuk berstrategi, tetapi sibukkan diri dengan doa, ibadah, dan tawakkal.

Pendidikan Adab Sebelum Ilmu: Menggali Pesan Tersirat Imam Nawawi

Kesimpulan: Perbaikan Hidup

Perbaikan hidup dimulai dari perbaikan hubungan dengan Allah. Hati yang dekat dengan Allah akan menghadirkan keberkahan dalam pergaulan, rezeki, dan segala urusan.

Maka jangan sampai kita sibuk mempercantik penampilan di depan manusia tetapi melupakan keindahan hati di hadapan Allah.

Doa Singkat:
اللهم أصلح لي ديني الذي هو عصمة أمري، وأصلح لي دنياي التي فيها معاشي، وأصلح لي آخرتي التي فيها معادي (Ya Allah, perbaikilah agamaku yang menjadi penjaga urusanku, perbaikilah duniaku yang menjadi tempat hidupku, dan perbaikilah akhiratku yang menjadi tempat kembaliku). Sebuah renungan dari hikmah Yahya bin Mu’adz rahimahullah.

 

 

Birrul Walidain: Membangun Peradaban dari Meja Makan untuk Generasi Mulia


Sedikit Tapi Sesuai Sunnah Lebih Baik.

Ungkapan bijak dari Ibnu Mas’ud Radhiyallahu ‘Anhu yang dikutip dalam Al-Ibanah karya Ibnu Battah menegaskan sebuah prinsip penting dalam beragama: “Amalan sedikit dalam Sunnah lebih baik ketimbang amalan banyak dalam Bid’ah.”

Kalimat singkat ini sarat makna. Ia menjadi pengingat bahwa ukuran amal tidak hanya dilihat dari kuantitasnya, tetapi yang terpenting adalah kualitas dan kesesuaiannya dengan tuntunan Rasulullah ﷺ. Amalan yang sederhana, tapi sesuai sunnah, akan bernilai besar di sisi Allah. Sebaliknya, amalan yang tampak banyak dan berat, jika tidak ada tuntunan dari Nabi ﷺ, bahkan bisa menjadi sebab tertolaknya amal tersebut.

1. Landasan Sunnah dalam Beramal
Rasulullah ﷺ bersabda: “Barangsiapa membuat perkara baru dalam urusan kami ini (agama) yang bukan darinya, maka ia tertolak.” (HR. Bukhari & Muslim).

Hadits ini menegaskan bahwa ibadah harus memiliki dasar dari syariat. Beramal tanpa landasan bisa jadi tidak mendatangkan pahala, bahkan bisa berujung dosa.

2. Sunnah Itu Cahaya, Bid’ah Itu Kegelapan
Sunnah adalah cahaya yang menunjukkan jalan lurus menuju ridha Allah. Ia memberikan ketenangan hati karena kita tahu bahwa amalan tersebut pasti diridhai Allah, sebab dicontohkan langsung oleh Rasul-Nya ﷺ. Sebaliknya, bid’ah ibarat menempuh jalan yang gelap; bisa jadi seseorang merasa sedang berbuat baik, padahal sedang menjauhkan diri dari sunnah.

3. Lebih Baik Sedikit Tapi Konsisten

Amalan sunnah yang sedikit namun rutin lebih dicintai Allah. Rasulullah ﷺ bersabda: “Amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah amalan yang terus-menerus walaupun sedikit.” (HR. Bukhari & Muslim).

Inilah keindahan sunnah

ia mudah, ringan, namun penuh keberkahan. Misalnya dzikir pagi dan petang, shalat sunnah rawatib, atau doa sebelum tidur. Mungkin terlihat sederhana, tetapi jika dilakukan sesuai sunnah, nilainya jauh lebih tinggi dibanding ibadah yang dibuat-buat tanpa tuntunan.

4. Mengutamakan Keikhlasan dan Ketepatan
Amalan akan diterima jika memenuhi dua syarat:

1. Ikhlas karena Allah.
2. Mutaba’ah, yaitu sesuai tuntunan Rasulullah ﷺ.

Jika hanya salah satunya, amal tersebut tertolak. Inilah sebabnya kita perlu selalu merujuk pada sunnah sebelum beramal.

5. Menjaga Diri dari Bid’ah
Bid’ah sering muncul dari semangat beribadah yang tidak diimbangi dengan ilmu. Orang ingin menambah amalan agar lebih dekat kepada Allah, tetapi tidak meneliti apakah amalan itu ada tuntunannya. Padahal, menambah dalam agama berarti merasa lebih tahu dari Rasulullah ﷺ. Na’udzubillah.

Penutup. Ungkapan Ibnu Mas’ud Radhiyallahu ‘Anhu ini mengajarkan keseimbangan: jangan terjebak pada kuantitas amal yang tak ada tuntunannya, tapi juga jangan meremehkan amal sunnah yang kecil. Karena sedikit tapi sesuai sunnah itu lebih baik, lebih selamat, dan lebih mendatangkan ridha Allah.

Mari kita perbanyak amal sesuai sunnah, walau sederhana. Insya Allah, dengan keikhlasan dan mengikuti tuntunan Rasulullah ﷺ, amalan kita akan menjadi pemberat timbangan di hari akhir. (Iskandar)


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement