Khazanah
Beranda » Berita » Memahami Sinkretisme Agama: Definisi, Contoh, dan Risikonya bagi Akidah Islam

Memahami Sinkretisme Agama: Definisi, Contoh, dan Risikonya bagi Akidah Islam

Ilustrasi dibuat oleh AI (Sejarah diangkatnya Muhammad menjadi Nabi)

Indonesia adalah negara dengan keragaman budaya yang luar biasa. Banyak tradisi lokal hidup berdampingan dengan ajaran agama. Namun, interaksi ini terkadang menghasilkan sebuah fenomena unik. Fenomena itu dikenal sebagai sinkretisme agama.

Praktik ini sering kali terlihat sebagai kearifan lokal. Namun, dari sudut pandang akidah Islam, ia menyimpan bahaya besar. Artikel ini akan mengupas tuntas apa itu sinkretisme. Kita akan membahas definisi, contoh, dan risikonya bagi keimanan seorang Muslim.

Apa Sebenarnya Sinkretisme Agama?

Istilah sinkretisme terdengar akademis. Namun, konsepnya sangat dekat dengan kehidupan kita. Secara etimologi, kata ini berasal dari bahasa Yunani, synkretismos. Kata ini berarti “persekutuan dua pihak melawan musuh bersama.” Seiring waktu, maknanya bergeser ke ranah filsafat dan agama.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memberikan definisi yang jelas. Sinkretisme adalah paham yang merupakan perpaduan berbagai aliran. Perpaduan ini bertujuan untuk menyelaraskan perbedaan.

Untuk pemahaman lebih dalam, kita bisa merujuk pada pendapat ahli. Salah satunya adalah Dr. H. A. Zahroh, M.A., dalam bukunya Tradisi Intelektual Islam.

Pentingnya Akhlak Mulia

“Sinkretisme adalah suatu proses perpaduan antara dua kepercayaan yang berbeda menjadi satu bangunan kepercayaan baru. Sinkretisme juga dapat diartikan sebagai kepercayaan baru sebagai hasil perpaduan dua kepercayaan yang berbeda.”

Secara sederhana, sinkretisme mencampuradukkan berbagai ajaran. Ia mengambil elemen dari satu agama dan menggabungkannya dengan tradisi lain. Hasilnya adalah sebuah sistem kepercayaan baru yang berbeda dari sumber aslinya.

Contoh Praktik Sinkretisme di Indonesia

Berbagai daerah di Indonesia memiliki praktik sinkretis. Praktik ini sering kali berakar dari kepercayaan lokal sebelum Islam datang. Berikut beberapa contoh yang populer.

  1. Kejawen
    Kejawen adalah salah satu contoh sinkretisme yang paling dikenal. Kepercayaan ini berkembang di kalangan masyarakat Jawa. Kejawen memadukan unsur Animisme, Dinamisme, Hindu-Buddha, dan ajaran Islam. Praktiknya terlihat dalam berbagai ritual. Misalnya, upacara slametan, tradisi ziarah kubur (nyekar), hingga pemberian sesajen di tempat tertentu. Ritual ini sering kali disertai doa-doa Islam. Namun, tujuannya bercampur dengan kepercayaan kepada roh nenek moyang.

  2. Sunda Wiwitan
    Di tanah Pasundan, ada kepercayaan Sunda Wiwitan. Kepercayaan ini juga merupakan hasil perpaduan. Ia menggabungkan ajaran Animisme dan Dinamisme dengan pengaruh Hindu serta Islam. Praktik ini berpusat pada penghormatan terhadap kekuatan alam dan leluhur.

    Hati-hatilah Dengan Pujian Karena Bisa Membuatmu Terlena Dan Lupa Diri

  3. Parmalim
    Masyarakat Batak di Sumatera Utara juga mengenal sinkretisme. Kepercayaan ini disebut Parmalim. Sistem ini mencampurkan ajaran Animisme, Hindu, dan Kristen. Ia menjadi wujud perpaduan antara kepercayaan asli Batak dengan agama yang datang kemudian.

Bahaya Sinkretisme dalam Perspektif Islam

Meskipun terlihat sebagai kekayaan budaya, sinkretisme sangat berbahaya. Islam memandang praktik ini sebagai ancaman serius terhadap kemurnian akidah. Bahaya utamanya adalah menjerumuskan seseorang ke dalam perbuatan syirik.

Syirik adalah dosa terbesar dalam Islam. Perbuatan ini berarti menyekutukan Allah SWT dengan sesuatu yang lain. Allah tidak akan mengampuni dosa ini jika pelakunya meninggal tanpa bertaubat.. Allah SWT menegaskan hal ini dalam Al-Qur’an.

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni (dosa) karena mempersekutukan-Nya (syirik), dan Dia mengampuni apa (dosa) yang selain (syirik) itu bagi siapa yang Dia kehendaki. Barangsiapa mempersekutukan Allah, maka sungguh, dia telah berbuat dosa yang besar.” (QS. An-Nisa: 48)

Praktik sinkretisme membuka pintu bagi syirik. Misalnya, meminta pertolongan kepada arwah leluhur. Atau meyakini benda keramat memiliki kekuatan gaib. Semua ini bertentangan dengan konsep tauhid, yaitu mengesakan Allah SWT dalam segala hal.

Burnout dan Kelelahan Jiwa: Saatnya Pulang dan Beristirahat di Bab Ibadah

Selain itu, mencintai sesuatu setara dengan mencintai Allah juga termasuk syirik. Hal ini dijelaskan dalam firman-Nya.

“Dan di antara manusia ada orang yang menyembah tuhan selain Allah sebagai tandingan, yang mereka cintai seperti mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat besar cintanya kepada Allah.” (QS. Al-Baqarah: 165)

Islam adalah agama yang sempurna (kaffah). Ajarannya sudah lengkap dan tidak memerlukan tambahan. Mencampuradukkan ajaran Islam dengan ritual atau kepercayaan lain dianggap sebagai bid’ah (inovasi dalam ibadah) yang tercela. Hal ini merusak kemurnian ajaran yang Rasulullah SAW sampaikan..

Kesimpulan

Sinkretisme agama adalah pencampuran dua atau lebih sistem kepercayaan. Fenomena ini banyak ditemukan di Indonesia dalam bentuk tradisi lokal. Contohnya seperti Kejawen, Sunda Wiwitan, dan Parmalim.

Dari perspektif Islam, praktik ini sangat berbahaya. Ia dapat mengikis akidah dan menjatuhkan seorang Muslim ke dalam jurang syirik. Sebagai seorang Muslim, kewajiban kita adalah menjaga kemurnian tauhid. Kita harus menjalankan ajaran Islam secara utuh berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah. Dengan begitu, iman kita akan terhindar dari segala bentuk penyimpangan.


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement