SURAU.CO — Pernahkah kita merasakan, betapa hangatnya kebersamaan dengan saudara kandung? Namun, seiring bertambahnya usia, tak jarang kehangatan itu berganti dengan persaingan, bahkan renggang karena ego yang menguasai. Kitab Akhlaq lil Banat karya Umar bin Ahmad Baraja kembali mengingatkan kita, terutama para anak perempuan, bahwa tata krama terhadap saudara bukan sekadar etika rumah tangga, melainkan bagian dari akhlak Islami yang mengantarkan pada kedamaian hidup.
Umar bin Ahmad Baraja, seorang ulama dari Hijaz abad ke-20, dikenal luas karena kepeduliannya terhadap pendidikan akhlak generasi muda, khususnya kaum perempuan. Latar belakang beliau sebagai pendidik di madrasah membuat nasihatnya selalu membumi dan mudah dipahami.
Kitab Akhlaq lil Banat ditulis dengan tujuan membentuk pribadi muslimah yang salehah: beriman, berakhlak mulia, dan mampu menjaga keharmonisan keluarga serta masyarakat. Dalam khazanah Islam klasik, kitab ini berdiri sejajar dengan karya-karya akhlak populer lainnya, namun dengan kekhususan fokus pada pembinaan moral anak perempuan agar menjadi tiang penyangga keluarga.
1. Menjaga Adab Sesama Saudara Perempuan
Umar Baraja menekankan agar seorang anak perempuan senantiasa menjaga kasih sayang terhadap saudara perempuannya. Ia menulis,
“وأحسني المُعاشَرة مع أخواتِكِ، ولا تَرفعي صَوتَكِ عليهنّ.”
“Bergaullah dengan baik bersama saudara-saudaramu, dan janganlah engkau meninggikan suara terhadap mereka.”
Pesan ini sederhana, tetapi sering diabaikan. Dalam kehidupan sehari-hari, pertengkaran kecil antara saudara perempuan bisa berlarut-larut hanya karena ego. Umar Baraja mengajarkan agar kasih sayang mendahului perbedaan.
Di era modern, bentuk nyata dari pesan ini bisa berupa sikap saling mendukung. Misalnya, seorang kakak perempuan membantu adiknya belajar, atau seorang adik memberi semangat kepada kakaknya yang bekerja keras. Relasi yang harmonis inilah yang menjadi pondasi kuat bagi keluarga muslim.
2. Menghormati dan Menyayangi Saudara Laki-Laki
Selain kepada saudara perempuan, Umar Baraja juga menekankan adab anak perempuan terhadap saudara laki-lakinya. Beliau menuliskan,
“وكوني مُحِبَّةً لإخوانكِ، ولا تُؤذيهِم بلسانكِ أو بعملكِ.”
“Sayangilah saudara-saudaramu laki-laki, dan jangan menyakiti mereka dengan ucapan maupun perbuatanmu.”
Kalimat ini mengingatkan bahwa hubungan antar saudara adalah ikatan suci. Rasa hormat kepada saudara laki-laki, terlebih bila ia menjadi penopang keluarga, merupakan bagian dari adab yang mulia.
Dalam fenomena sosial saat ini, tidak jarang persaingan antar saudara justru menimbulkan jarak. Ada yang berselisih karena warisan, ada pula yang renggang karena perbedaan cara pandang. Umar Baraja ingin menunjukkan bahwa kasih sayang dan penghormatan harus lebih kuat daripada perbedaan materi maupun status.
3. Membina Persaudaraan dengan Doa dan Tolong-Menolong
Ajaran Umar Baraja tidak berhenti pada adab lahiriah, tetapi juga mengajarkan spiritualitas dalam persaudaraan. Ia menekankan agar anak perempuan senantiasa mendoakan kebaikan untuk saudara-saudaranya.
“وَتَعاوَنوا على البِرِّ والتقوى.” (المائدة: 2)
“Dan tolong-menolonglah kalian dalam kebaikan dan takwa.”
Doa untuk saudara adalah tanda cinta yang paling tulus. Bahkan dalam hadis disebutkan bahwa malaikat akan mengaminkan doa seorang muslim untuk saudaranya. Maka, mendoakan saudara kandung berarti melipatgandakan keberkahan bagi diri sendiri.
Dalam praktik modern, doa ini bisa diwujudkan juga dalam aksi nyata: saling menopang ekonomi, membantu pendidikan, atau sekadar menjadi pendengar setia saat saudara menghadapi kesulitan. Semua itu menumbuhkan ikatan persaudaraan yang penuh rahmat.
Hikmah Persaudaraan yang Menguatkan
Tata krama terhadap saudara bukan hanya soal sopan santun, tetapi juga cermin keimanan. Umar bin Ahmad Baraja melalui Akhlaq lil Banat mengingatkan kita, terutama para anak perempuan, bahwa keluarga adalah ladang pertama untuk menanam benih akhlak.
Mari kita renungkan: sudahkah kita benar-benar menghargai saudara kandung kita? Atau justru sibuk dengan urusan pribadi hingga lupa menyapa mereka? Persaudaraan yang kokoh adalah benteng yang melindungi kita dari kesepian hidup.
اللَّهُمَّ ألِّف بين قلوبِنا وأصلِح ذاتَ بينِنا، واجعلنا من المتحابين فيك. آمين.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
