Kita hidup di dunia yang penuh interaksi. Setiap hari kita bertemu banyak orang. Setiap orang punya karakter dan kebiasaan berbeda. Terkadang, kita melihat kekurangan atau kesalahan kecil pada mereka. Hati kita mungkin merasa terganggu. Kita ingin segera mengoreksi atau menegur.
Namun, terlalu fokus pada kesalahan orang lain justru melelahkan. Hal itu bisa merusak hubungan dan menguras energi kita. Islam menawarkan sebuah solusi indah untuk masalah ini. Solusi itu bernama taghaful. Ini adalah sebuah akhlak mulia yang sering dilupakan. Padahal, ia adalah kunci menuju ketenangan jiwa dan keselamatan hidup.
Apa Sebenarnya Sifat Taghaful Itu?
Secara sederhana, taghaful adalah sikap sengaja tidak tahu. Anda memilih untuk tidak memperhatikan kesalahan kecil orang lain. Ini bukan berarti Anda bodoh atau tidak peduli. Justru sebaliknya, taghaful adalah cerminan dari kecerdasan dan kebijaksanaan. Anda sadar ada kekurangan, namun Anda memilih mengabaikannya demi tujuan lebih besar.
Tujuan itu adalah menjaga kehormatan orang lain. Anda juga menjaga keharmonisan dalam hubungan. Anda mengerti bahwa tidak ada manusia yang sempurna. Setiap orang pasti pernah berbuat salah. Sifat ini adalah akhlak orang-orang mulia. Sufyan ats-Tsauri pernah berkata:
“Taghaful adalah akhlak orang-orang mulia.”
Sikap ini sejatinya merupakan cerminan dari keluasan hati dan pikiran yang jernih. Artinya, Anda mampu menahan diri agar tidak membiarkan hal-hal sepele merusak suasana. Pada intinya, Anda telah membuat pilihan untuk lebih memprioritaskan kedamaian daripada terjebak dalam perdebatan soal hal kecil
Nasihat Para Ulama tentang Pentingnya Taghaful
Para ulama salaf sangat memahami nilai dari sifat ini. Mereka sering menasihatkan pentingnya taghaful dalam kehidupan sehari-hari. Imam Ahmad bin Hanbal rahimahullah memberikan perumpamaan yang sangat indah. Beliau berkata:
“Keselamatan itu ada sepuluh bagian. Sembilan bagiannya ada pada taghaful.”
Perkataan ini menunjukkan betapa besarnya peran taghaful. Dengan mengabaikan kesalahan kecil, kita menyelamatkan diri dari banyak potensi konflik. Kita juga menyelamatkan hubungan kita dengan orang lain.
Ja’far ash-Shadiq juga menekankan hal serupa. Beliau mengaitkan kemuliaan seseorang dengan kemampuannya bersikap taghaful. Beliau mengatakan:
“Mulyanya seseorang ada pada sifat taghafulnya terhadap (kesalahan) saudaranya.”
Sebaliknya, orang yang selalu sibuk mencari-cari kesalahan orang lain tidak akan pernah mulia. Pikiran dan hatinya selalu dipenuhi prasangka buruk. Al-Hasan al-Bashri menegaskan:
“Tidaklah mulia orang yang selalu mengamati (kesalahan orang lain).”
Bahaya Menjadi Pengamat Kesalahan Orang Lain
Sikap yang berlawanan dengan taghaful adalah tajasus (mencari-cari kesalahan). Orang dengan sifat ini akan selalu merasa gelisah. Ia akan kehilangan teman dan dijauhi orang. Mengapa? Karena tidak ada orang yang suka jika kesalahannya terus diungkit.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah menjelaskan dampak buruk dari sifat ini. Beliau menulis dalam kitabnya Minhajus Sunnah:
“Orang yang suka mencari-cari kesalahan yang remeh dari kawan-kawannya, niscaya kawan-kawannya akan meninggalkannya. Dan tinggallah ia tanpa kawan.”
Orang seperti ini akan selalu merasa lelah. Ia tidak akan pernah menemukan ketenangan. Hidupnya penuh dengan drama dan konflik yang sebenarnya tidak perlu. Ia merusak kebahagiaannya sendiri dengan tangannya.
Manfaat Menerapkan Taghaful dalam Kehidupan
Menerapkan sifat taghaful membawa banyak manfaat luar biasa. Manfaat ini tidak hanya dirasakan orang lain, tetapi juga oleh diri kita sendiri.
-
Mendapatkan Ketenangan Jiwa. Anda tidak lagi pusing memikirkan urusan sepele. Hati Anda menjadi lebih lapang dan damai. Beban pikiran berkurang drastis.
-
Menjaga Keharmonisan Hubungan. Persahabatan, hubungan keluarga, dan ikatan pernikahan menjadi lebih kuat. Pasangan dan teman akan merasa nyaman berada di dekat Anda.
-
Meningkatkan Wibawa dan Rasa Hormat. Orang lain akan menghormati Anda. Mereka melihat Anda sebagai pribadi yang bijaksana dan berjiwa besar. Anda tidak mudah terpancing oleh hal-hal kecil.
Taghaful: Kunci Harmonis dalam Rumah Tangga
Salah satu arena terpenting untuk mempraktikkan taghaful adalah dalam rumah tangga. Suami dan istri yang hidup bersama setiap hari tentu akan saling melihat kekurangan. Tanpa taghaful, setiap kesalahan kecil bisa memicu pertengkaran besar. Akibatnya, rumah tangga bisa terasa panas dan tidak nyaman.
Misalnya, seorang suami yang bijak akan menerapkan taghaful pada kekurangan kecil istrinya. Ia memilih tidak mempermasalahkan masakan yang sedikit keasinan. Ia juga mengabaikan cara istri menata barang yang kurang rapi. Sikap cerdas seperti inilah yang menjaga kedamaian dan mencegah masalah yang tidak perlu.
Prinsip yang sama juga berlaku bagi seorang istri yang shalihah. Ia tidak akan terus-menerus mengungkit setiap kesalahan kecil suaminya. Justru dengan saling memaklumi hal-hal remeh seperti ini, cinta dan kasih sayang akan terus tumbuh subur.
Pada akhirnya, sifat taghaful adalah sebuah latihan yang harus kita biasakan. Mari kita mulai menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Mulailah dari hal yang paling sederhana. Belajarlah mengabaikan komentar sepele dan memaafkan kesalahan kecil. Dengan cara inilah, kita membuka pintu menuju keselamatan, ketenangan, dan kebahagiaan sejati.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
