Khazanah
Beranda » Berita » Mengupas Degradasi Moral di Zaman Modern: Akar Masalah dan Dampak Buruknya

Mengupas Degradasi Moral di Zaman Modern: Akar Masalah dan Dampak Buruknya

Ilustrasi yang dibuat oleh AI (Beragama Sesuai dengan Syari'at)

Kemajuan teknologi melesat begitu cepat. Kita hidup di era serba instan dan terhubung. Namun, di balik kemegahan inovasi, ada sebuah krisis yang mengancam. Krisis itu adalah degradasi moral di zaman modern. Banyak orang merasa nilai-nilai luhur semakin terkikis. Kejujuran, sopan santun, dan rasa malu seakan menjadi barang langka.

Fenomena ini menimbulkan pertanyaan besar. Mengapa kemajuan material tidak sejalan dengan kemajuan akhlak? Artikel ini akan mengupas tuntas akar masalah yang menyebabkan kerusakan moral. Kita juga akan membahas dampak berbahaya yang ditimbulkannya bagi individu dan masyarakat.

Mengidentifikasi Akar Masalah Degradasi Moral

Kerusakan moral tidak terjadi secara tiba-tiba. Ia adalah hasil dari berbagai faktor yang saling terkait. Memahami penyebabnya adalah langkah pertama untuk menemukan solusi. Berikut adalah beberapa akar masalah utamanya.

1. Fondasi Agama yang Rapuh

Agama memegang peranan vital sebagai kompas moral. Ajaran agama memberikan batasan yang jelas antara baik dan buruk. Ketika seseorang menjauh dari tuntunan agamanya, ia kehilangan pedoman hidup. Akibatnya, hawa nafsu menjadi satu-satunya penentu tindakan. Tanpa landasan iman yang kokoh, seseorang mudah terjerumus dalam perbuatan tercela.

Syaikh Muhammad bin Ibrahim Alu Syaikh berkata,

Pentingnya Akhlak Mulia

“Sesungguhnya akhlak yang mulia itu bagian dari agama. Tidaklah akan baik akhlak kecuali dengan agama. Moral itu pada hakikatnya berasal dari agama. Adapun orang yang tidak punya agama, meskipun dia punya moral yang sesuai dengan kepentingan dunianya, maka moral tersebut tidak akan langgeng. Ketika terjadi pertentangan antara moral dengan kepentingan dunianya, maka dia akan meninggalkan moralnya.”

2. Pendidikan Karakter yang Terabaikan

Pendidikan bukan hanya soal transfer ilmu pengetahuan. Peran utamanya adalah membentuk karakter atau akhlak. Proses ini dimulai dari lingkungan terdekat, yaitu keluarga. Orang tua adalah pendidik pertama dan utama. Sayangnya, banyak keluarga yang abai dalam menanamkan nilai-nilai moral kepada anak-anaknya.

Sekolah juga memiliki tanggung jawab besar. Namun, sering kali lembaga pendidikan lebih fokus pada pencapaian akademis. Pendidikan karakter pun menjadi terpinggirkan. Padahal, anak adalah cerminan dari didikan yang ia terima.

Seorang penyair pernah berkata,

“Anak itu tumbuh di atas apa yang dibiasakan oleh ayahnya. Sesungguhnya di atas akar-lah akan tumbuh batang-batangnya.”

Hati-hatilah Dengan Pujian Karena Bisa Membuatmu Terlena Dan Lupa Diri

3. Serbuan Konten Negatif di Era Digital

Internet dan media sosial telah mengubah cara kita berkomunikasi dan mendapatkan informasi. Di satu sisi, ia membawa banyak manfaat. Namun di sisi lain, ia membuka gerbang bagi konten-konten negatif. Pornografi, kekerasan, ujaran kebencian, dan gaya hidup hedonis menyebar tanpa kendali.

Konten ini dapat diakses oleh siapa saja dengan sangat mudah. Generasi muda menjadi korban yang paling rentan. Paparan terus-menerus terhadap konten buruk dapat merusak cara pandang dan membentuk perilaku yang menyimpang.

Dampak Mengerikan dari Krisis Akhlak

Degradasi moral bukanlah masalah sepele. Dampaknya sangat merusak, baik bagi individu maupun tatanan sosial secara keseluruhan. Berikut adalah beberapa bahaya yang mengintai.

1. Pudarnya Rasa Malu Sebagai Benteng Diri

Rasa malu (hayā’) adalah benteng terakhir yang menjaga seseorang dari perbuatan maksiat. Jika rasa malu telah hilang, seseorang tidak akan ragu lagi berbuat dosa secara terang-terangan. Ia tidak lagi peduli dengan pandangan orang lain atau bahkan murka Tuhan. Inilah pintu menuju kerusakan yang lebih besar.

Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

Burnout dan Kelelahan Jiwa: Saatnya Pulang dan Beristirahat di Bab Ibadah

“Sesungguhnya di antara kalimat (pepatah) kenabian pertama yang didapati oleh manusia adalah: Jika engkau tidak malu, berbuatlah sekehendakmu.” (HR. Bukhari)

2. Terancamnya Keharmonisan Sosial

Masyarakat yang harmonis dibangun di atas pondasi akhlak yang baik. Saling menghormati, jujur, dan peduli adalah pilar utamanya. Ketika moralitas runtuh, pilar-pilar ini ikut hancur. Kejahatan merajalela, ketidakpercayaan menyebar, dan konflik sosial mudah tersulut. Keamanan dan kedamaian hidup bersama pun menjadi taruhan.

3. Mengundang Murka dan Azab Allah

Sejarah telah mencatat kehancuran banyak kaum di masa lalu. Penyebab utama kebinasaan mereka adalah kemaksiatan dan kerusakan moral yang meluas. Ketika suatu masyarakat secara kolektif menentang aturan Tuhan, mereka sejatinya sedang mengundang azab dan murka-Nya.

Allah Ta’ala berfirman,

“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS. Al-A’raf: 96)

Kesimpulan: Panggilan untuk Bertindak

Degradasi moral di zaman modern adalah ancaman nyata yang harus kita hadapi bersama. Akar masalahnya kompleks, mulai dari jauhnya kita dari agama, lemahnya pendidikan karakter, hingga derasnya arus informasi negatif. Dampaknya pun sangat mengerikan, dari hilangnya rasa malu hingga rusaknya tatanan masyarakat.

Solusinya menuntut kerja sama dari semua pihak. Mari kita kembali memperkuat fondasi agama dalam diri dan keluarga. Para orang tua dan pendidik harus memprioritaskan pendidikan karakter. Kita juga perlu lebih bijak dalam menggunakan teknologi. Dengan kesadaran dan tindakan nyata, kita dapat membentengi generasi mendatang dari krisis akhlak yang lebih parah.


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement