Khazanah
Beranda » Berita » Belajar dari Umar bin Abdul Aziz: Tidak Menunda Pekerjaan

Belajar dari Umar bin Abdul Aziz: Tidak Menunda Pekerjaan

Belajar dari Umar bin Abdul Aziz: Tidak Menunda Pekerjaan
ilustrasi. Foto Istimewa

SURAU.CO – Menunda pekerjaan sering kali tampak sepele. Banyak orang berkata, “Ah, masih bisa dikerjakan besok,” atau “Nanti saja, toh waktunya masih panjang.” Padahal, kebiasaan itu bisa menjadi racun yang perlahan merusak etos kerja dan rasa tanggung jawab. Orang yang terbiasa menjalani pekerjaan biasanya semakin malas, kurang disiplin, dan mudah lalai.

Dalam sejarah Islam, kita menemukan banyak teladan tentang etos kerja yang tinggi. Salah satunya datang dari Umar bin Abdul Aziz, seorang khalifah yang terkenal dengan ketekunan, keadilan, dan kebijaksanaannya. Kisah beliau mengajarkan kita bahwa pekerjaan sebaiknya kita selesaikan segera, agar tanggung jawab tidak menumpuk.

Umar bin Abdul Aziz: Teladan Etos Kerja

Dikisahkan, seorang menteri kerajaan merasa heran dengan kebiasaan Umar bin Abdul Aziz yang selalu bekerja hingga larut malam. Padahal aturan kerajaan hanya menetapkan jam kerja sampai setelah salat Magrib. Ia pun merasa geram karena sang khalifah tidak pernah berhenti sesuai jam kerja.

Suatu hari, menteri itu memberanikan diri menegur Umar. Ia berkata, “Wahai Amirul Mukminin, berhentilah sejenak. Bukankah hari esok masih bisa melanjutkan pekerjaan?”

Umar bin Abdul Aziz menjawab dengan penuh kebijaksanaan, “Wahai menteriku, jangan menunda pekerjaan. Kita wajib menyelesaikannya sampai tuntas. Bukankah besok juga akan datang pekerjaan baru yang harus kita selesaikan?”

Burnout dan Kelelahan Jiwa: Saatnya Pulang dan Beristirahat di Bab Ibadah

Jawaban singkatnya mengandung makna yang mendalam. Menteri tersebut pun tertunduk malu dan mengakui kebenaran ucapan khalifah.

Bahaya Kebiasaan Menunda

Ketika seseorang menjadikan pekerjaan sebagai suatu kebiasaan, dampaknya bisa sangat serius. Pertama, ia bisa kehilangan kepercayaan dari orang lain. Atasan, rekan kerja, bahkan keluarga akan kecewa jika ia gagal menepati janji untuk menyelesaikan pekerjaan tepat waktu.

Kedua, menunda pekerjaan sering merusak kualitas hasil kerja. Ketika waktu semakin sempit, kami bekerja terburu-buru dan hasilnya tidak maksimal.

Ketiga, kebiasaan menunda bisa merusak kesehatan mental. Pekerjaan yang menumpuk membuat kita stres, cemas, dan kehilangan rasa percaya diri.

Belajar Disiplin dari Teladan Ulama

Sikap Umar bin Abdul Aziz menunjukkan bahwa seorang pemimpin sejati tidak membiarkan tanggung jawabnya terbengkalai. Beliau paham bahwa setiap hari selalu hadir amanah baru. Jika ia tidak menyelesaikan kewajibannya hari ini, maka besok bebannya akan semakin berat.

Seni Mengkritik Tanpa Melukai: Memahami Adab Memberi Nasihat yang Elegan

Jika kita perlu menanamkan disiplin. Disiplin bukan berarti kita harus bekerja tanpa henti sampai mengorbankan kesehatan. Disiplin berarti mampu membedakan pekerjaan yang harus segera kita selesaikan dengan pekerjaan yang masih bisa kita atur ulang secara bijak.

Para ulama juga mengingatkan kita untuk menghargai waktu. Imam Hasan al-Bashri pernah berkata, “Wahai anak Adam, sesungguhnya engkau hanyalah kumpulan hari. Jika satu hari hilang, maka hilanglah sebagian darimu.” Ungkapan ini menegaskan bahwa menunda pekerjaan sama saja dengan menyia-nyiakan hidup.

Hikmah yang Relevan Hingga Hari Ini

Setiap hari, kita selalu menangani pekerjaan baru, baik dalam urusan rumah tangga, pekerjaan kantor, maupun kewajiban lainnya. Jika kita menunda satu tugas hari ini, besoknya kita akan menambah beban dengan pekerjaan baru. Akibatnya, pekerjaan menumpuk, pikiran semakin terbebani, dan kita semakin sulit menyelesaikannya.

Banyak orang yang gagal mencapai tujuannya bukan karena mereka tidak mampu, tetapi karena mereka terlalu sering menundanya. Padahal, dengan langkah kecil yang konsisten setiap hari, tugas besar pun bisa selesai.

Prinsip Umar bin Abdul Aziz menegaskan bahwa menyelesaikan pekerjaan tepat waktu bukan hanya soal disiplin, tetapi juga soal manajemen kehidupan. Orang yang bisa mengatur waktunya dengan baik akan lebih tenang, lebih produktif, dan lebih mampu menjaga keseimbangan hidup.

Mengubah Insecure Menjadi Bersyukur: Panduan Terapi Jiwa Ala Imam Nawawi

Penutup

Kisah Umar bin Abdul Aziz memberi kita pelajaran berharga bahwa mengatur pekerjaan dan menuntaskannya tepat waktu merupakan pilihan yang bijak. Pekerjaan yang kita biarkan menumpuk hari ini hanya akan menambah beban esok. Sebaliknya, menyelesaikan pekerjaan tepat waktu membuat hidup lebih ringan dan teratur.

Dengan semangat itu, mari kita belajar menghargai waktu, menuntaskan pekerjaan dengan sungguh-sungguh, dan menjadikan disiplin sebagai kunci keberhasilan hidup. Sebab, sebagaimana pesan Umar bin Abdul Aziz, pekerjaan tidak pantas kita tunda, karena esok selalu hadir tugas baru yang menanti.


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement