Opinion
Beranda » Berita » Hikmah di Balik Sebuah Momen Kebersamaan

Hikmah di Balik Sebuah Momen Kebersamaan

Hikmah di Balik Sebuah Momen Kebersamaan.

Hikmah di Balik Sebuah Momen Kebersamaan.

Ada kalanya sebuah foto lebih dari sekadar gambar. Ia adalah rekaman sejarah, yang menyimpan nilai kebersamaan, penghormatan, serta jejak budaya yang tidak boleh hilang. Dalam momen ini, tampak generasi berdampingan—satu dengan balutan batik khas bernuansa hitam putih yang sederhana namun berwibawa, satunya lagi dengan pakaian bernuansa indah lengkap dengan khas.

Kebersamaan tidak hanya memantulkan silaturahim, tetapi juga pertemuan identitas penting: kearifan dan Islam yang kokoh.

Simbol keindahan karya tangan bangsa, sarat makna filosofis tentang kesabaran, ketelitian, dan harmoni. Sedangkan busana berwarna dengan sulaman perak yang elegan mencerminkan jati diri dan kebanggaan. Dalam dunia yang semakin modern, momen-momen seperti ini mengingatkan kita akan hal penting.

Menjaga Warisan Budaya

Pakaian adat dan batik bukan sekadar busana, tetapi warisan peradaban yang mengajarkan kita untuk tidak tercerabut dari akar. Islam sendiri tidak pernah menolak budaya, selama ia tidak bertentangan dengan syariat. Bahkan, Islam memperindah budaya dengan nilai tauhid dan akhlak mulia.

Burnout dan Kelelahan Jiwa: Saatnya Pulang dan Beristirahat di Bab Ibadah

Menghargai Perbedaan Generasi. Dua sosok ini mewakili dua fase kehidupan: generasi yang lebih tua dengan pengalaman panjang dan kebijaksanaan, serta generasi yang lebih muda dengan semangat dan peran strategis di masa kini.

Perpaduan keduanya adalah harmoni yang ideal—pengalaman tidak boleh ditinggalkan, dan semangat baru harus terus diarahkan.

Silaturahim yang Menguatkan

Kebersamaan yang sederhana tetapi penuh makna. Rasulullah ﷺ bersabda: “Barangsiapa yang ingin diluaskan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung silaturahim.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Inilah salah satu pesan yang tampak nyata: silaturahim mengokohkan hubungan dan membawa keberkahan.

Dari momen ini, kita belajar bahwa identitas bangsa, kearifan budaya, dan ajaran Islam tidak boleh berjalan sendiri-sendiri. Ia harus menyatu, saling menguatkan, dan diwariskan kepada generasi berikutnya.

Seni Mengkritik Tanpa Melukai: Memahami Adab Memberi Nasihat yang Elegan

Karena pada akhirnya, sebuah foto bukan sekadar kenangan—tetapi juga pengingat akan nilai-nilai yang harus kita rawat bersama.

 

 


TENANGLAH DAN JANGAN GELISAH.

Setiap jiwa pasti pernah diuji dengan rasa gelisah, sedih, bahkan putus asa. Hidup bukan selalu berjalan sesuai keinginan. Ada kalanya kita menghadapi kegagalan, kehilangan, atau cobaan yang membuat hati terasa sempit dan pikiran tidak tenang. Namun, Allah telah mengajarkan kepada kita doa-doa agar hati terjaga dari kegelisahan dan kesedihan.

Mengubah Insecure Menjadi Bersyukur: Panduan Terapi Jiwa Ala Imam Nawawi

Rasulullah ﷺ pernah berdoa:

“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari perasaan gelisah dan bersedih.” (HR. Bukhari: 2893)

Makna Doa Ini

Doa tersebut menunjukkan bahwa kegelisahan dan kesedihan sejatinya adalah cobaan batin yang bisa melemahkan jiwa. Jika dibiarkan, ia bisa menjerumuskan seseorang pada rasa putus asa, bahkan menghalangi dari ketaatan kepada Allah. Maka, Rasulullah ﷺ mengajarkan kita untuk langsung meminta perlindungan kepada Allah agar hati dijaga dalam ketenangan.

Mengapa Gelisah dan Sedih Harus Dijaga?

1. Karena kegelisahan membuat hati tidak fokus dalam ibadah.
2. Kesedihan berlebihan bisa mengikis rasa syukur.
3. Kedua hal itu bisa menghalangi seseorang dari berpikir jernih dalam menghadapi masalah.

Ketenangan Hati dalam Islam

Al-Qur’an menegaskan bahwa ketenangan hati hanya akan hadir ketika hati dekat dengan Allah:

“Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra’d: 28)

Maka, ketika gelisah datang, bukan berarti kita lemah. Itu tanda bahwa hati sedang membutuhkan Allah lebih dari biasanya. Shalat, dzikir, membaca Qur’an, dan doa adalah obat terbaik yang menenangkan jiwa.

Tips Mengusir Gelisah ala Rasulullah ﷺ

1. Perbanyak Dzikir – “Hasbunallahu wa ni’mal wakil” (Cukuplah Allah sebagai penolong).
2. Shalat Khusyuk – Menjadikan shalat sebagai tempat curhat terbaik.
3. Bersyukur – Menghitung nikmat yang ada agar tidak hanyut dalam kesedihan.
4. Tawakal – Menyandarkan segala urusan pada Allah, karena kita hanya hamba yang lemah.

Penutup: Saudaraku, jangan biarkan gelisah merenggut kebahagiaanmu. Jangan biarkan kesedihan menutup cahaya imanmu. Ingatlah, semua ujian hanyalah sementara, sedangkan janji Allah itu pasti. Tenanglah, karena Allah selalu bersama orang-orang yang bersabar.

“Dan bersabarlah, sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Anfal: 46)

Doa: Ya Allah, tenangkan hati kami, lapangkan dada kami, kuatkan jiwa kami, dan jauhkan kami dari rasa gelisah serta kesedihan yang berlebihan. (Tengku Iskandar, M. Pd)


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement