Khazanah
Beranda » Berita » Keutamaan Menutup Aib Orang Lain di Era Gempuran Media Sosial

Keutamaan Menutup Aib Orang Lain di Era Gempuran Media Sosial

Pilihan makanan dapat mempengaruhi kesehatan mental.

Dunia digital kini memiliki tren yang mengkhawatirkan. Banyak orang merasa senang saat aib orang lain terbongkar. Platform media sosial menjadi panggung utama. Di sana, gosip dan kesalahan pribadi seseorang menyebar cepat. Fenomena ini menjadi tontonan publik yang dinikmati bersama.

Banyak yang ikut berkomentar. Mereka merasa lebih baik dari orang yang aibnya tersebar. Perasaan superioritas ini mendorong mereka untuk terus menyebarkan kabar tersebut. Namun, tahukah Anda bahwa perilaku ini sangat bertentangan dengan ajaran luhur agama? Islam secara tegas melarang umatnya untuk membuka, apalagi menikmati, aib sesama manusia.

Larangan Mengumbar Aib dalam Ajaran Islam

Menyebarkan keburukan orang lain termasuk dalam kategori ghibah (menggunjing). Perilaku ini sangat tercela dalam pandangan Islam. Allah SWT secara jelas memberikan peringatan keras mengenai hal ini. Ustaz Kusworo Badrul Qiyam menjelaskan bahwa mengumbar aib adalah perbuatan haram. Hal ini didasarkan pada firman Allah SWT yang sangat lugas.

Dalam Al-Quran, Allah SWT berfirman:

“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” (QS Al-Hujurat: 12)

Burnout dan Kelelahan Jiwa: Saatnya Pulang dan Beristirahat di Bab Ibadah

Ayat ini memberikan perumpamaan yang sangat kuat. Menggunjing atau membuka aib seseorang disamakan dengan memakan bangkai saudara sendiri. Sebuah perbuatan yang sangat menjijikkan dan tidak manusiawi. Ini menunjukkan betapa besarnya dosa dari perbuatan tersebut.

Ganjaran Mulia bagi yang Menutup Aib Orang Lain

Islam tidak hanya melarang perbuatan buruk, tetapi juga menjanjikan imbalan besar untuk kebaikan. Agama secara khusus menganjurkan kita untuk menutupi aib sesama muslim. Ketika kita menjaga kehormatan orang lain, Allah SWT akan membalas dengan menjaga kehormatan kita.

Janji ini ditegaskan dalam sebuah hadis yang sangat populer. Rasulullah SAW bersabda:

“Barangsiapa yang menutupi (aib) seorang muslim, maka Allah akan menutupi (aib)nya di dunia dan akhirat.” (HR Ibnu Majah).

Hadis ini memberikan sebuah jaminan yang luar biasa. Ganjaran ini bersifat timbal balik. Anda membantu menjaga nama baik seseorang di dunia. Maka Allah akan menjaga nama baik Anda, tidak hanya di dunia, tetapi juga di akhirat kelak. Di hari perhitungan, saat Allah membuka semua perbuatan, Dia akan menutupi aib kita dari pandangan makhluk lainnya. Ini adalah sebuah anugerah yang tidak ternilai harganya.

Seni Mengkritik Tanpa Melukai: Memahami Adab Memberi Nasihat yang Elegan

Ancaman Mengerikan bagi Penyebar Aib

Sebaliknya, ada ancaman serius bagi mereka yang gemar membuka aib. Jika kita sengaja mencari dan menyebarkan kesalahan orang lain, Allah akan membalasnya dengan cara yang sama. Allah akan membongkar aib kita, bahkan yang kita sembunyikan rapat-rapat di dalam rumah sekalipun.

Rasulullah SAW memberikan peringatan keras tentang hal ini. Beliau mengingatkan bahwa perbuatan ini akan mendatangkan kehinaan dari Allah SWT. Kehormatan pelaku akan dirobek oleh-Nya sebagai balasan yang setimpal. Ini adalah pengingat bahwa tidak ada satu pun perbuatan kita yang luput dari pengawasan dan balasan Allah.

Menjadi Bijak di Media Sosial

Di era digital ini, jari kita memiliki kekuatan besar. Satu klik bisa menyebarkan informasi ke ribuan orang dalam sekejap. Oleh karena itu, kita perlu lebih bijaksana. Sebelum membagikan sesuatu, tanyakan pada diri sendiri. Apakah informasi ini bermanfaat? ini akan menyakiti seseorang?  ini termasuk membuka aib?

Mari kita gunakan media sosial untuk hal positif. Sebarkan ilmu, inspirasi, dan kebaikan. Hindari ikut serta dalam tren saling menjatuhkan. Pilihlah untuk menjadi orang yang menutupi aib. Dengan begitu, kita tidak hanya menjaga kehormatan orang lain, tetapi juga sedang melindungi kehormatan diri kita sendiri di hadapan Allah SWT.

Mengubah Insecure Menjadi Bersyukur: Panduan Terapi Jiwa Ala Imam Nawawi

Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement