Kalam
Beranda » Berita » Mengungkap Hikmah: Kenapa Allah Menunda Azab bagi Orang Zalim?

Mengungkap Hikmah: Kenapa Allah Menunda Azab bagi Orang Zalim?

Ilustrasi mulut Firaun tersumpal tanah
Ilustrasi mulut Firaun tersumpal tanah

Pernahkah Anda bertanya-tanya? Kita sering melihat orang zalim hidup dalam kemewahan. Para koruptor, penindas, dan pelaku maksiat tampak menikmati dunia. Mereka seolah tidak tersentuh hukum dan azab Tuhan. Hal ini terkadang menimbulkan keresahan di hati orang-orang beriman. Muncul pertanyaan, mengapa Allah SWT tidak langsung menghukum mereka?

Pertanyaan ini sangat wajar. Namun, Islam memberikan jawaban yang menenangkan jiwa. Penundaan hukuman bukanlah tanda Allah lalai atau tidak peduli. Justru, di balik penundaan itu tersimpan hikmah dan keadilan yang agung. Allah memiliki rencana-Nya sendiri yang sempurna. Berikut adalah beberapa alasan mengapa Allah SWT menunda azab bagi para pelaku kezaliman.

1. Istidraj: Jebakan Kenikmatan yang Melenakan

Salah satu hikmah terbesar adalah istidraj. Istidraj adalah saat Allah membiarkan seseorang terus menerus dalam kesesatan. Allah melimpahkan nikmat duniawi kepada mereka. Harta, jabatan, dan kekuasaan terus bertambah. Tujuannya bukan karena Allah mencintai mereka. Sebaliknya, ini adalah jebakan agar mereka semakin sombong dan jauh dari-Nya.

Kenikmatan tersebut membuat mereka lupa diri. Mereka mengira semua itu adalah buah dari kehebatan mereka. Ketika mereka berada di puncak kesombongan, Allah akan menimpakan azab yang sangat pedih secara tiba-tiba. Azab ini datang saat mereka sama sekali tidak menduganya.

Allah SWT berfirman:

Menggali Peran Pemuda dalam Riyadus Shalihin: Menjadi Agen Perubahan Sejati

“Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, nanti Kami akan menarik mereka dengan berangsur-angsur (ke arah kebinasaan), dengan cara yang tidak mereka ketahui.” (QS. Al-A’raf: 182).

Dalam ayat lain, Allah juga menegaskan:

“Maka serahkanlah (ya Muhammad) kepada-Ku (urusan) orang-orang yang mendustakan perkataan ini (Alquran). Nanti Kami akan menarik mereka dengan berangsur-angsur (ke arah kebinasaan) dari arah yang tidak mereka ketahui.” (QS. Al-Qalam: 44).

2. Pintu Taubat Selalu Terbuka Lebar

Allah Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Sifat rahmat-Nya jauh melampaui murka-Nya. Penundaan azab adalah wujud kasih sayang Allah. Dia memberikan waktu dan kesempatan bagi hamba-Nya yang zalim untuk bertaubat. Allah ingin mereka kembali ke jalan yang benar.

Selama nyawa belum sampai di kerongkongan, pintu taubat masih terbuka. Allah sangat senang melihat hamba-Nya yang menyesali perbuatannya. Dia memberi mereka kesempatan untuk berpikir, merenung, dan memperbaiki diri. Banyak kisah orang-orang paling jahat di masa lalu akhirnya menjadi hamba yang taat setelah bertaubat. Ini menunjukkan betapa luasnya ampunan Allah.

Pendidikan Adab Sebelum Ilmu: Menggali Pesan Tersirat Imam Nawawi

3. Ujian untuk Menguji Iman Orang Beriman

Kezaliman yang terjadi di dunia juga merupakan ujian. Ini bukan hanya ujian bagi pelaku, tetapi juga bagi korban dan orang-orang beriman di sekitarnya. Allah ingin melihat tingkat kesabaran dan keyakinan hamba-Nya. Apakah mereka tetap teguh memegang iman? Apakah mereka tetap percaya pada janji dan keadilan Allah?

Saat melihat penindas berkuasa, orang beriman diuji kesabarannya. Mereka dilatih untuk tidak berputus asa dari rahmat Allah. Mereka didorong untuk terus berdoa dan berusaha di jalan kebaikan. Ujian ini akan mengangkat derajat orang-orang yang sabar dan bertawakal di sisi Allah SWT.

4. Balasan di Akhirat Jauh Lebih Pasti dan Pedih

Dunia adalah tempat yang fana dan sementara. Keadilan sejati dan pembalasan yang hakiki ada di akhirat. Hukuman di dunia mungkin bisa dihindari. Namun, pengadilan Allah di akhirat tidak akan bisa dielakkan oleh siapa pun. Setiap perbuatan, sekecil apa pun, akan mendapatkan balasan yang setimpal.

Allah SWT menegaskan bahwa Dia tidak pernah lalai. Setiap tindakan orang zalim tercatat dengan sempurna. Penundaan ini justru untuk menyempurnakan balasan mereka kelak.

Allah berfirman:

Birrul Walidain: Membangun Peradaban dari Meja Makan untuk Generasi Mulia

“Dan janganlah sekali-kali engkau (Muhammad) mengira, bahwa Allah lalai dari apa yang diperbuat oleh orang-orang yang zalim. Sesungguhnya Allah memberi tangguh kepada mereka sampai hari yang pada waktu itu mata (mereka) terbelalak.” (QS. Ibrahim: 42).

Ayat ini memberikan ketenangan. Keadilan Allah pasti akan datang. Hukuman di akhirat jauh lebih berat, kekal, dan tidak ada bandingannya dengan penderitaan di dunia.

Kesimpulan

Jadi, ketika kita melihat orang zalim tampak berjaya, janganlah berkecil hati. Allah tidak membiarkan mereka, melainkan menundanya karena hikmah yang besar. Penundaan itu bisa jadi jebakan istidraj, kesempatan untuk bertaubat, ujian bagi orang beriman, atau untuk menyempurnakan balasan mereka di akhirat. Percayalah, keadilan Allah adalah keadilan yang paling sempurna dan tidak pernah meleset. Tugas kita adalah tetap sabar, berdoa, dan istiqamah di jalan kebenaran.


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement