SURAU.CO – Bersin dan menguap adalah dua aktivitas refleks yang kita alami setiap hari. Keduanya mungkin tampak sepele dan sering terjadi tanpa disengaja. Namun, Islam sebagai agama yang sempurna memberikan perhatian khusus pada keduanya. Terdapat adab serta tuntunan yang jelas mengenai cara menyikapinya. Menariknya, sikap Islam terhadap keduanya sangatlah kontras. Rasulullah ﷺ mengajarkan bahwa Allah SWT mencintai bersin. Sebaliknya, Allah sangat membenci perbuatan menguap. Oleh karena itu, memahami adab ini akan mengubah kebiasaan harian kita menjadi sumber pahala.
Adab Ketika Bersin: Rahmat yang Disukai Allah
Bersin merupakan sebuah nikmat dari Allah. Secara fisik, bersin membantu membersihkan saluran pernapasan dan memberikan kelegaan yang luar biasa. Sebab, karena merupakan sebuah nikmat, Allah menyukainya. Rasulullah ﷺ bersabda:
“Sesungguhnya Allah menyukai bersin dan membenci menguap.” (HR. Bukhari dan Tirmidzi)
Maka dari itu, ada beberapa adab yang harus kita perhatikan saat bersin.
-
Memuji Allah dengan ‘Alhamdulillah’
Langkah pertama bagi orang yang bersin adalah memuji Allah. Ia hendaknya mengucapkan “Alhamdulillah” (Segala puji bagi Allah). Ucapan ini adalah bentuk syukur atas nikmat kelegaan yang baru saja ia rasakan. -
Mendoakan dengan ‘Yarhamukallah’
Bagi saudaranya yang mendengar ucapan Alhamdulillah, ia memiliki sebuah kewajiban. Ia dianjurkan untuk mendoakannya dengan mengucapkan “Yarhamukallah” (Semoga Allah merahmatimu). Doa ini menciptakan ikatan kasih sayang di antara sesama muslim. -
Membalas Doa dengan ‘Yahdikumullah’
Selanjutnya, orang yang bersin akan membalas doa tersebut. Ia mengucapkan “Yahdikumullahu wa yushlih baalakum” (Semoga Allah memberimu petunjuk dan memperbaiki keadaanmu). Rangkaian doa ini menjadi sebuah dialog indah yang penuh berkah. -
Menutup Mulut dan Merendahkan Suara
Selain adab lisan, terdapat pula adab fisik. Saat bersin, seorang muslim hendaknya berusaha menutup mulut dan hidungnya dengan tangan atau sapu tangan. Tujuannya adalah untuk mencegah penyebaran kuman. Di samping itu, ia juga dianjurkan untuk merendahkan suaranya, sebagaimana dicontohkan oleh Nabi. Abu Hurairah berkata:
“Apabila Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersin, beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menutup wajahnya dengan tangan atau kainnya sambil merendahkan suaranya.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi)
Adab Ketika Menguap: Godaan Setan yang Dibenci Allah
Berbeda dengan bersin, menguap justru sangat dibenci oleh Allah. Sebab, menguap berasal dari setan. Akibatnya, ia menjadi pertanda rasa malas, berat, dan perut yang terlalu kenyang. Kondisi ini membuat seseorang lalai dari ibadah. Setan sangat menyukai kondisi ini dan akan menertawakan orang yang menguap dengan mulut terbuka.
Mengingat keburukannya, Islam mengajarkan adab yang ketat saat kita ingin menguap.
-
Menahan Sebisa Mungkin
Langkah pertama dan utama adalah menahannya sekuat mungkin. Ini adalah bentuk perlawanan terhadap godaan setan yang ingin membuat kita malas dan lalai. -
Menutup Mulut dengan Tangan
Jika kita tidak sanggup menahannya, maka langkah berikutnya adalah menutup mulut. Gunakan tangan kanan atau punggung tangan kiri untuk menutupnya. Adab ini memiliki dua tujuan. Pertama, untuk mencegah setan masuk ke dalam mulut. Kedua, sebagai bentuk etika agar tidak terlihat buruk di hadapan orang lain. -
Tidak Mengeluarkan Suara
Saat menguap, hindari juga mengeluarkan suara seperti “haaah” atau sejenisnya. Mengeluarkan suara menunjukkan kurangnya kontrol diri dan dapat mengganggu orang di sekitar kita.
Dengan mempraktikkan adab-adab sederhana ini, kita sejatinya telah menghidupkan sunnah Nabi ﷺ. Kita mengubah refleks tubuh yang biasa menjadi sebuah amalan bernilai ibadah. Kita meraih rahmat saat bersin dan membentengi diri dari setan saat menguap. Inilah bukti keindahan Islam yang mengatur seluruh aspek kehidupan, bahkan yang terkecil sekalipun.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
