SURAU.CO – Setiap manusia tentu mendambakan umur yang panjang. Namun, Islam mengajarkan bahwa tujuan hidup bukan sekadar panjang, melainkan penuh keberkahan. Agama kita menawarkan panduan yang jelas mengenai hal ini. Terdapat amalan-amalan tertentu yang Allah janjikan dapat memperpanjang usia. Akan tetapi, hal ini sering memunculkan pertanyaan. Bukankah ajal setiap manusia sudah menjadi takdir yang pasti? Mari kita dalami bagaimana Islam menjawab pertanyaan penting ini.
Memahami Kepastian Ajal dalam Takdir
Keyakinan pada takdir merupakan prinsip dasar akidah Islam. Salah satu bagiannya adalah meyakini bahwa ajal atau batas usia setiap makhluk sudah Allah tetapkan di Lauhul Mahfuzh. Ketetapan ini bersifat mutlak dan tidak akan bergeser. Allah SWT menegaskan hal ini dalam firman-Nya:
“Apabila telah tiba waktunya (yang ditentukan) bagi mereka, tidaklah mereka dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak (pula) mendahulukannya.” (QS. Yunus: 49)
Ayat ini sangat jelas menunjukkan bahwa ajal adalah sebuah kepastian. Lalu, bagaimana kita menyelaraskan keyakinan ini dengan hadits yang menyebutkan bahwa suatu amalan bisa menambah umur? Para ulama menawarkan dua penjelasan yang sangat mencerahkan.
Dua Makna di Balik Janji “Panjang Umur”
Janji “panjang umur” dari Allah dan Rasul-Nya dapat kita pahami melalui dua makna. Keduanya sama sekali tidak bertentangan dengan konsep takdir yang telah final.
1. Makna Hakiki: Perubahan dalam Catatan Malaikat
Penjelasan pertama bersifat literal. Para ulama, termasuk Ibnu Taimiyah, menjelaskan adanya dua jenis catatan takdir. Catatan pertama berada di Lauhul Mahfuzh yang abadi dan tidak akan pernah berubah. Sementara itu, catatan kedua ada di tangan para malaikat yang mencatat amal manusia.
Catatan di tangan malaikat inilah yang bisa berubah berdasarkan amal hamba. Sebagai contoh, Allah mungkin menetapkan dalam catatan malaikat bahwa umur Fulan adalah 60 tahun. Namun, Allah juga menetapkan jika Fulan menyambung silaturahim, umurnya akan ditambah menjadi 80 tahun. Di Lauhul Mahfuzh sendiri, sejak awal Allah sudah mengetahui bahwa Fulan akan rajin silaturahim dan umurnya memang 80 tahun. Jadi, amalan kita benar-benar membawa dampak nyata.
2. Makna Kiasan: Keberkahan dalam Waktu
Penjelasan kedua bersifat kiasan, dan inilah makna yang paling ditekankan para ulama. “Panjang umur” di sini tidak selalu berarti penambahan jumlah tahun. Makna yang lebih dalam adalah keberkahan pada umur itu sendiri.
Dengan kata lain, seseorang mungkin memiliki usia yang tidak terlalu panjang. Namun, ia mengisi hidupnya dengan amal saleh dan kebaikan yang tak terputus. Ia mampu menghasilkan karya besar yang manfaatnya terus mengalir bahkan setelah ia wafat. Hidupnya terasa “panjang” karena sangat produktif. Sebaliknya, ada orang yang usianya panjang namun waktunya habis untuk hal sia-sia. Umurnya terasa hampa dan tidak bermakna. Inilah esensi dari keberkahan waktu.
Silaturahim: Kunci Utama Membuka Pintu Berkah
Amalan yang paling sering disebut sebagai kunci umur panjang adalah silaturahim. Menjaga hubungan baik dengan kerabat merupakan perintah Allah yang sangat agung. Rasulullah ﷺ bersabda:
“Siapa yang suka dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, hendaklah ia menyambung tali silaturahim.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits ini secara lugas menghubungkan silaturahim dengan dua anugerah besar: rezeki yang lapang dan usia yang panjang. Baik itu panjang dalam arti sebenarnya maupun panjang dalam keberkahannya. Dengan menjaga hubungan baik, hati seseorang menjadi lapang dan bahagia. Hal ini secara langsung berdampak positif pada kesehatan fisik dan mentalnya.
Amalan Pendukung Lainnya
Selain silaturahim, beberapa amalan lain juga menjadi jalan untuk meraih keberkahan hidup.
- Berbakti kepada Orang Tua (Birrul Walidain). Ini adalah pintu silaturahim yang paling utama. Ridha Allah bergantung pada ridha kedua orang tua.
- Bertakwa dan Berakhlak Mulia. Menjalankan perintah Allah akan mendatangkan ketenangan jiwa, yang merupakan sumber dari segala keberkahan.
- Menjadi Pribadi Bermanfaat. Menebar kebaikan kepada sesama akan membuat nama kita dikenang. Kebaikan itu akan terus hidup melampaui usia fisik kita.
Kualitas Hidup Sebagai Tujuan Utama
Rahasia umur panjang dan berkah terletak pada kualitas hubungan kita. Yaitu hubungan baik kita dengan Allah (hablum minallah) dan hubungan harmonis dengan sesama manusia (hablum minannas). Dengan menjalankan amalan-amalan ini, kita tidak hanya berharap pada usia yang panjang, tetapi pada sebuah kehidupan yang penuh makna dan diridhai oleh Allah SWT.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
