SURAU.CO – Hari Jumat adalah hari yang sungguh mulia dalam agama Islam. Dari tujuh hari dalam sepekan, Jumat disebut sebagai sayyidul ayyām (penghulu segala hari).
Allah menganugerahkan hari Jumat khusus kepada umat Nabi Muhammad ﷺ. Dalam sebuah hadis riwayat Muslim, Rasulullah ﷺ bersabda:
“Sebaik-baik hari adalah hari Jumat. Pada hari itu Allah menciptakan Adam, pada hari itu pula Allah memasukkan ke dalam surga, dan pada hari itu juga Allah mengeluarkannya darinya. Kiamat pun tidak akan terjadi kecuali pada hari Jumat.” (HR.Muslim).
Hadis ini menegaskan bahwa hari Jumat memiliki kaitan yang erat dengan perjalanan manusia sejak awal penciptaan hingga akhir kehidupan. Oleh karena itu, para ulama menempatkan hari ini dalam derajat paling mulia dibandingkan hari-hari lainnya.
Syekh Ihsan bin Dahlan dalam Manahij al-Imdad menyampaikan:
“Allah memberikan pengetahuan kepada makhluk tak bernyawa tentang peristiwa yang terjadi pada hari Jumat. Rahasia kegelisahan mereka adalah berhenti yang Allah tetapkan berlangsung pada hari Jumat (antara waktu subuh hingga matahari terbit).
Keistimewaan Bagi Orang yang Meninggal di Hari Jumat
Selain pemanggangan dengan pemberhentian, hadis-hadis lain menegaskan keutamaan meninggal di hari Jumat. Imam Ahmad dan Imam Tirmidzi meriwayatkan bahwa siapa saja yang wafat pada hari Jumat, Allah melindunginya dari fitnah kubur. Imam al-Manawi bahkan menegaskan, Muslim yang wafat di hari Jumat tidak akan malaikat Munkar dan Nakir bertanya di alam kubur.
Bayangkan, betapa besarnya karunia Allah kepada orang yang berpulang pada hari mulia itu. Jika Allah mengangkat fitnah kubur darinya, berarti Allah memberikan jalan lapang menuju ampunan. Kesadaran ini mendorong kita untuk selalu berdoa agar Allah menjemput kita dalam keadaan husnul khatimah, terutama pada hari penuh keberkahan.
Anjuran Memperbanyak Shalawat dan Doa
Hari Jumat juga menjadi momentum terbaik untuk memperbanyak shalawat kepada Nabi Muhammad ﷺ. Dalam hadis riwayat Imam Hakim, Rasulullah ﷺ bersabda:
“Perbanyaklah membaca shalawat saya di hari dan malam Jumat. Barangsiapa membaca shalawat saya, maka Allah akan membalasnya dengan balasan sepuluh kali lipat.”
Membaca satu shalawat saja Allah balas dengan sepuluh rahmat. Maka bagaimana jika kita menjadikan hari Jumat sebagai ladang shalawat tanpa henti? Sudah selayaknya setiap Muslim meluangkan waktu, meskipun di sela-sela pekerjaan, untuk memperbanyak shalawat di hari penuh berkah ini.
Selain shalawat, Rasulullah ﷺ juga mengajarkan adanya satu waktu mustajab di hari Jumat. Dalam hadis riwayat Bukhari dan Muslim, beliau menyebutkan bahwa ada satu saat pada hari Jumat ketika doa seorang Muslim pasti Allah kabulkan. Para ulama memang berbeda pendapat tentang waktunya: ada yang berpendapat antara duduknya imam hingga selesai salat Jumat, ada pula yang menyebut menjelang magrib. Perbedaan ini justru membuka peluang, karena berarti sepanjang hari Jumat kita bisa memperbanyak doa agar tidak melewatkan waktu istimewa tersebut.
Jumat sebagai Hari Penyucian Diri
Sejatinya, seluruh keutamaan Jumat bermuara pada satu hal: penyucian diri. Hari Jumat menjadi momentum mingguan bagi seorang Muslim untuk kembali memperkuat iman. Rasulullah ﷺ bersabda:
Barangsiapa berangkat pada hari Jumat, lalu berangkat (ke masjid) pada waktu pertama, maka seolah-olah ia berkurban dengan seekor unta. Barangsiapa berangkat pada waktu kedua, seolah-olah ia berkurban dengan seekor sapi. para malaikat hadir untuk mendengarkan khutbah.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Hadis ini menggambarkan betapa setiap langkah salat Jumat mengandung menuju pahala yang besar. Mandi, berangkat lebih awal, mendengarkan khutbah, hingga salat berjamaah mencerminkan penyucian diri lahir dan batin.
Menjadikan Jumat Sebagai Momentum Ibadah
Dari berbagai dalil dan keterangan ulama, kita memahami bahwa Jumat bukan sekadar hari dalam pekan atau sekadar agenda salat Jumat. Jumat adalah hari penyucian diri, hari penuh doa, dan hari untuk memperkuat hubungan kita dengan Allah.
Sayangnya, banyak umat Islam justru menyia-nyiakan hari Jumat. Ada yang datang ke masjid terlambat, ada yang tidak menjaga adab saat khutbah, bahkan ada yang menganggap Jumat sama saja dengan hari-hari lainnya. Padahal, Rasulullah ﷺ sudah mengingatkan:
“Barangsiapa meninggalkan tiga kali salat Jumat karena meremehkannya, Allah akan menutup hatinya.” (HR.Abu Dawud).
Allah menutup hati merupakan hukuman yang sangat berat.
Oleh karena itu, tugas kita adalah menjadikan hari Jumat sebagai momentum memperbanyak ibadah, memperkuat iman, dan menyucikan diri dari dosa. Jangan biarkan Jumat berlalu tanpa makna. Jadikan Jumat sebagai puncak ketaatan agar hidup kita selamanya limpahi keberkahan Allah.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
