Pendidikan
Beranda » Berita » Ayahmu yang Penyayang dalam Akhlaq lil Banat Juz 1 Karya Umar Baraja (Pelajaran Klasik untuk Hari Ini)

Ayahmu yang Penyayang dalam Akhlaq lil Banat Juz 1 Karya Umar Baraja (Pelajaran Klasik untuk Hari Ini)

Ayah penyayang
Seorang ayah mengajarkan kitab pada anaknya

SURAU.CO — Di antara sosok yang sering terlupakan dalam pendidikan akhlak adalah ayah. Jika ibu lebih banyak mendapat sorotan karena kasih sayang dan pengorbanannya, maka peran ayah sering hanya dipandang dari sisi tanggung jawab materi. Padahal, Akhlaq lil Banat karya Umar bin Ahmad Baraja justru menekankan bahwa ayah juga adalah teladan kasih sayang. Kitab ini mengajak para santri putri untuk mengenali kelembutan seorang ayah, sekaligus belajar bagaimana membalasnya dengan hormat dan cinta.

Umar bin Ahmad Baraja adalah seorang ulama dari Hijaz pada abad ke-20 yang dikenal luas melalui karya-karya akhlaknya. Beliau menulis Akhlaq lil Banat khusus untuk anak perempuan, agar mereka tumbuh dengan budi pekerti yang indah. Kitab ini berisi kisah sederhana, doa, dan petunjuk praktis, ditujukan bagi santri dan siswi madrasah agar nilai Islam tertanam sejak dini. Dalam khazanah pendidikan Islam, kitab ini menempati posisi istimewa karena fokus pada pendidikan moral perempuan, menekankan relasi harmonis antara anak, orang tua, dan lingkungannya.

1. Ayah Sosok Kasih Sayang dan Perlindungan

Dalam salah satu kisahnya, Umar Baraja menggambarkan bagaimana seorang ayah memandang anak-anaknya dengan penuh kelembutan. Ayah bukan hanya pencari nafkah, tetapi juga pelindung dan sahabat.

“الأبُ الحنونُ يَسعَى في رِزقِ أهلِه ويَفرَحُ برؤيتِهم في حالٍ حسنةٍ.”
“Ayah yang penyayang berusaha mencari rezeki untuk keluarganya dan merasa bahagia melihat mereka dalam keadaan baik.”

Narasi ini menegaskan bahwa kasih sayang ayah bukan sekadar ucapan, melainkan juga usaha yang tak kenal lelah demi kebahagiaan keluarga. Di era modern, banyak ayah yang tenggelam dalam pekerjaan hingga jarang meluangkan waktu untuk anak. Padahal, pelukan dan senyum ayah sering kali menjadi energi bagi anak-anak.

Generasi Sandwich dan Birrul Walidain: Mengurai Dilema dengan Solusi Langit

2. Balasan Anak Perempuan Hormat dan Doa

Kepada para anak perempuan, Umar Baraja mengingatkan pentingnya menghargai kasih sayang ayah. Seorang anak tidak cukup hanya menerima nafkah, tetapi harus berterima kasih dan mendoakan ayahnya.

“شكرُ البنتِ لأبيها ودعاؤها لهُ بركةٌ في حياتِها.”
“Syukur seorang anak perempuan kepada ayahnya dan doanya untuk beliau adalah keberkahan dalam hidupnya.”

Menghormati ayah berarti menjaga perkataan agar tidak kasar, mendoakan kesehatannya, dan membantu meringankan beban rumah. Dalam konteks sekarang, bentuk hormat itu bisa berupa sikap sederhana: menyambut ayah dengan senyum sepulang kerja, mendengarkan nasihatnya, atau sekadar menyiapkan segelas teh hangat. Hal-hal kecil inilah yang menumbuhkan rasa bahagia di hati orang tua.

3. Teladan Ayah untuk Generasi

Umar Baraja juga menekankan bahwa sifat penyayang ayah akan membentuk kepribadian anak. Jika seorang ayah lembut, penyabar, dan penuh perhatian, maka anak-anak akan tumbuh dengan akhlak yang sama.

Dalam keluarga modern, ayah yang terlibat dalam mendidik anak — misalnya mengantar ke sekolah, menemani belajar, atau mengajarkan doa — akan memberi jejak emosional yang kuat. Ayah tidak hanya hadir secara fisik, tetapi juga menghadirkan rasa aman. Inilah pesan mendalam dari Akhlaq lil Banat: anak perempuan perlu menyadari bahwa kasih sayang ayah adalah karunia besar yang harus dibalas dengan cinta dan ketaatan.

Birrul Walidain: Membangun Peradaban dari Meja Makan untuk Generasi Mulia

Ayah, Pintu Doa yang Terlupakan

Kita sering mendengar doa ibu disebut mustajab, tetapi doa ayah juga tidak kalah penting. Ayah yang ridha kepada anak akan menjadi sumber keberkahan dalam hidupnya.

Maka mari kita renungkan: kapan terakhir kali kita berterima kasih kepada ayah? Kapan kita benar-benar mendoakannya dengan tulus? Jangan menunggu tua untuk mengungkapkan cinta, karena kasih sayang ayah adalah warisan akhlak yang tak ternilai.

اللَّهُمَّ احفَظْ آباءَنا، وارزقنا بِرَّهُم في حياتِهم وبعدَ مماتِهم. آمين.


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement